3

570 26 0
                                    

Vest ent
Kini aku berdiri didepan gedung mewah itu, seketika peristiwa memalukan kemarin muncul dipikiranku.

"Ah..bagaimana aku menunjukan mukaku dihadapan orang itu" keluhku.

Sebenarnya aku sudah menolak mengambil proyek ini, tapi atasanku tidak mau tau. Dia terus memaksaku untuk menyelesaikan tugas ini.

Aku merapikan rambutku sejenak, men touch up lipstik dan bedakku. Setelah kurasa semuanya rapi, aku pergi menuju lobi.

"Selamat pagi, ada yang bisa dibantu nona?"

"Selamat pagi, saya kim Ji na mau bertemu dengan bapak hyunbin"

"Sebelumnya sudah ada janji?"

"Iya, saya dari perusahaan IB"

"Baik tunggu sebentar".

Wanita itu terlihat menelpon seseorang. Aku melihat sekeliling gedung ini. Ini benar benar gedung yang bagus dan mewah. Interiornya juga sangat elegan.

"Nona kim jina, silahkan ikut saya". Wanita itu membuyarkan lamunanku dan aku pun mengangguk mengikutinya.

"Permisi pak, tamu anda sudah datang"

" Masuklah".

Aku memasuki sebuah ruangan yang cukup luas, Kim Hyun Bin, CEO. Begitulah yang tertulis di papan nama itu.

"Silahkan duduk...nona..." Hyunbin tak melanjutkan kata katanya saat kami saling menatap, keningnya berkerut seperti mengingat sesuatu.

" o!, nona kim Jina. Yang waktu itu..." lanjutnya.

"Iya pak, senang bertemu anda kembali" ujarku memotong kata katanya.

"Kau mau minum apa?"

"Tidak usah pak, trimakasih"

"Baiklah, apa yang bisa kubantu?"

Aku segera menyodorkan, pad ku padanya. Dia mengambilnya dan membacanya.

"Ini untuk produk rumah tangga?, kalian menawarkan komisi kerjasama yang menurut saya tidak relevan dengan yang harus di promosikan. Ini..poin nomor 5 saya kurang setuju" ujarnya sambil menyodorkan pad nya padaku.

Aku segera membacanya
"Maaf pak, bukankah bapak sudah membaca email yang dikirimkan perusahaan kami?. Saya pikir bapak sudah paham untuk isinya"

"Iya memang, tapi untuk harga segitu menurutku masih kurang tinggi. Saya harus menjadi BA* untuk suatu produk yang kurang diminati masyarakat. Itu butuh perjuangan agar target tertarik untuk membelinya"

"Kurang diminati?" Ulangku mulai gerah

"Iya, konsumen akan membeli sebuah produk jika mereka tertarik, entah itu tertarik dengan kualitas produknya atau dengan BA nya. Dan seperti yang anda tau, setiap produk yang ku sponsori selalu laris dipasaran."

Aku menghela nafas, sombong sekali pikirku. Lalu aku menuliskan harganya lagi, lalu menyodorkan pad nya lagi.

"Tidak bisa naik lagi?" Tawarnya.

"Jika anda tidak menyukainya, lupakan saja pak. Saya akan cari BA lain" jawabku dengan muka kesal.

Hyunbin menatapku dingin, dia mungkin mati kutu sekarang.

"Baik, saya setuju dengan harga segitu. Untuk semua rincian serahkan pada bagian management. Manager saya yang akan mengurusnya"

Aku mengangguk setuju, setelah menandatanganin perjanjian, Hyunbin menyerahkan kembali padnya padaku.

"Trimakasih pak untuk kerjasamanya" ujarku mengajak berjabat tangan. Hyunbin membalas jabatanku dan mempersilahkankan aku keluar.
.
.
.
Aku memarkirkan mobilku disebuah tempat makan. Hera melambaikan tangannya saar melihatku masuk.

"Kau mau pesan apa?" Tanya Hera.

" Aku ikut saja dengan kalian" jawabku sambil menuang minuman.

Aroma daging yang dibakar memenuhi ruangan. Hera dan Hywon makan dengan lahap.

" wah, kalian sedang kelaparan?. Makan pelan pelan. Nanti perutmu sakit" ujarku

"Kau tidak makan?, dari tadi kau hanya memain mainkan sumpitmu saja" tanya hywon.

" aku tidak berselara"

" hei! Apakah kau gagal menjalin kerjasama dengan si ganteng Hyunbin?"

"Tidak"

"Lalu kenapa kau tidak bersemangat begitu, harusnya kau senang. Hyunbin adalah target yang banyak dicari perusahaan iklan lainnya"

"Aku senang sih, tapi itu artinya aku harus beberapa hari dengannya. Kau tau kan Hyunbin itu pria sangat dingin. Tadi saja aku hampir batal kerjasamanya. Dia meminta harga tinggi, tapi untunglah dia setuju dengan harga yang kutawarkan" jelasku.

" ooo..kau berhasil menaklukannya. by the way, shootingnya dimana?"

" swiss"

" omoo..swiss?, ah aku sangat iri padamu" Hera terlihat bersemangat.

"Ah sudahlah lupakan saja, lanjutkan makan kalian. Aku pergi dulu ya" pamitku.

" kau mau kemana Ji na"

" pulang, aku kangen kasurku".

*BA: Brand Ambasador

Kunci Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang