27

327 11 1
                                    

Hyun Bin pov
Hujan sudah reda, manager Jih melaju mobil dengan kecepatan sedang menuju lokasi shooting.

Manager Jih melirik ke arah Hyun Bin yang tengah melamun

"Hujannya sudah berhenti tiba tiba. O!, matahari sudah muncul dari balik awan". Manager Jih mencoba mencairkan suasana.

Aku tidak memperdulikan ocehannya. Aku hanya bergelut dengan pikiranku saat ini.

Manager Jih melirik lagi.
"Kenapa kau tadi berteriak?".

Hening, aku malas menjawab.

"Telingamu sakit?, Bin-a telingamu sakit?. Kau bisa dengar aku?". Manager Jih sengaja menaikan volume suaranya.

"Jangan meneriakiku" jawabku datar.

Manager Jih meringgis,
"Kau terlihat bodoh sekarang"

"Kau sudah gila?" Sergah ku.

Kami tiba di lokasi pemotretan. Aku mengalungkan syal ke leher ku..sepertinya aku flu. Sedari tadi aku tetus bersin dan meler. Udara dingin memperburuk keadaanku.

"Hyun Bin ssi, cepat ke ruang ganti." Ujar manager Jih.

Aku berjalan menuju ruang make  up. Batuk terus mengangguku. Tapi karena sedang bekerja aku tetap melanjutkan pekerjaan.

Pemotretan berjalan dengan lancar.  Manager Jih memberi ku beberapa vitamin agar staminaku tidak turun.

"Hyung, apa kau mau mabuk-mabukan?" Tanyaku.

Aku, manager Jih dan beberapa teman dari team menghabiskan waktu diwarung tenda dekat lokasi pemotretan.

Aku memesan beberapa botol soju  dan beberapa porsi cemilan. Kami menghabiskan waktu sambil mengobrol tentang pekerjaan dan hal-hal yang tidak penting.

 Kami menghabiskan waktu sambil mengobrol tentang pekerjaan dan hal-hal yang tidak penting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ji na pov
IB Adv

Aku terbangun dengan sakit kepala yang berdenyut-denyut. Mungkin ini  karena aku menangis sepanjang malam. Aku melirik jam disamping tempat tidurku, aku mendesah karena ternyata aku terlambat bangun. Seharusnya jam sembilan aku sudah di kantor.

Kunci Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang