18

421 14 0
                                    

Hyunbin pov

"Baiklah, kalau begitu saat ini aku tidak mencintaimu" ujarku sambil merangkulnya dan mengajaknya berjalan.

Ji na menatapku, wajahnya menyiratkan bahwa kali ini dia bingung dengan kalimatku.

"Tiba tiba aku merasa kotor" gumannya.

"Mengapa?"

"Karena tadi kau bilang kau tidak mencintaiku.

Aku tertawa lebar mendengar jawabannya. Aku semakin merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Merapikan rambutnya yang diterpa angin. Ji na membalas pelukanku.

Angin laut yang berhembus. Mengantarkan aroma khasnya. Matahari bersinar cukup tetik hari ini. Ji na melepas pelukannya.

"Aku pasti akan kembali ketempat ini" ujarnya

"Kapan?"

"Tahun depan, aku akan mengambil cuti panjang dan kembali sendiri"

"Mengapa harus menunggu tahun depan. Bagaimana kalau kita terus disini, memperpanjang tamasya ini?" Aku menggodanya sambil mengedipkan mataku

"Tidak...tidak...., terimakasih. Kalau kita melanjutkannya bisa lain lagi ceritanya" dia menolakku cepat.

Ekspresinya yang imut membuatku gemas, tak tahan untuk tidak menciumnya.

Ji na menatap kesal saat aku menciumnya tadi.

"Mengapa kau melakukan setiap kau ada kesempatan" keluhnya.

Aku kembali mendekatinya, mencoba memeluknya

"Jangan sentuh aku" tahannya.

Aku terus menggodanya walau dia menolakku, karena ku tahu dia juga tengah menggodaku.

*********
Seoul
Ji na pov

Hyunbin menghentikan mobil di pinggir jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunbin menghentikan mobil di pinggir jalan. Dengan otak yang masih kabur karena baru bangun tidur, aku menoleh keluar. Ini sudah di Seoul, tapi kenapa dia tidak mengantarku sampai dirumah.

"Lenganmu sudah bisa digerakan?" Suara Hyunbin membuatku semakin terjaga.

"Iya" jawabku pelan sambil mengeliat.

"Kita sudah sampai di Seoul, tapi kenapa berhenti disini?"

"Iya, aku sedang menunggu manager Jih untuk menjemputku"

"Memangnya kenapa?, apa kau lelah menyetir?, mau aku gantikan?"

"Bukan seperti itu, bagaimana mungkin aku menyuruhmu menyetir dengan lengan sakit begitu. Nanti kau berfikir laki laki macam apa aku ini"

"Woa... kau ternyata sangat sensitif, aku hanya menawarkan diri. Kenapa jawabanmu panjang begitu" tuturku.

Hyunbin memandangku dengan wajah serius, sepertinya dia sedikit tersinggung dengan ucapanku tadi.

Kunci Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang