31

343 14 1
                                    

Sandang dom
Writer pov.

Suasana sibuk terlihat disalah satu  studio di gedung itu. Beberapa orang tengah menata  properti di set.

Para produser, membaca skrip dan memeriksa kesiapan alat-alat pendukung.

Hyun Bin tengah menunggu diruang make up sambil membaca skrip yang diberikan.
Di ruangan lain, Choi Nari tengah di rias sambil membaca skrip juga.

Beberapa saat kemudian, acara pun berlangsung. Semua berjalan sesuai naskah. Hingga tiba saatnya disuasana yang canggung.

"Hmm...trimakasih untuk perhatian teman-teman semua. Sepertinya masalah ini sangat sensitif untuk dibahas. Tapi tidak menutup kemungkinan kalau kami bisa saja terlibat asmara saat project berlangsung. Mengingat kami sama-sama masih single. Bukan begitu oppa?"

Selama sedetik Hyun Bin hanya bergeming, tidak yakin apa yang harus ia lakukan. Perasaan tidak nyaman muncul. Menatap Choi Nari dengan terkejut. Kemudian memutar bola matanyanya menatap manager Jih yang memberi kode agar ia menjawab omongan Nari.

*****

Hyun Bin menatap naskah ditangannya.marah karena wawancara kali ini sangat mengusiknya. Ia mengusap tengkuknya dengan gusar. Manager Jih mendekatinya.

"Bin ssi....."

"Hyung, apa kau sudah gila?. Mana bisa kamu membiarkan daring ini mengudara. bagaimana bisa kau mengijinkan pertanyaan yang seperti tadi?."

Mata Hyun Bin menjadi sedingin es dan rahangnya berkedut tak beraturan.

"Maafkan aku, jangan terlalu emosional. Lihatlah daring ini mendapat atensi penonton yang cukup baik. Ini hanya bagian dari startegi untuk meraih hati publik."

Hyun Bin terlihat tidak mampu berkata-kata mendengar jawaban manager Jih. Ia berpaling, menghadap tembok. Rahangnya terkatup rapat.

"Dan bagaimana dengan Ji na?. Dia akan salah paham"

"Apakah hal itu menyulitkanmu?,"

"Apa?"

"Hah...itulah nasip jika berpacaran dengan selebritas. Dia harus berpura-pura tidak apa-apa. Melihat adegan atau pernyataan yang menyangkut kekasihnya. Tapi hatinya merasa cemburu. Dia juga tidak bisa memberi tau siapapun kalau dia berpacaran denganmu. Bahkan kalian tidak bisa berkencan selayaknya pasangan normal. Bin-a karena itu aku sangat khawatir tentang hubungan kalian. Kau tentu merasa lelah saat menjalani hubungan rahasia."

Hyun Bin memejamkan mata. Perkataan manager Jih itu nyata, jelas, dan menohok. Hampir seakan-Kan Hyun Bin pun tidak bahagia dengan kenyataan dari kata-kata itu. Kegelisahannya semakin bertambah setiap detiknya.

Sepanjang karir Hyun Bin tidak pernah merasa begitu cemas dan ingin menangis seperti sekarang. Ia takut Ji na tidak mau mendengarkan alasan untuk hal ini. Hyun Bin menyentuh wajahnya.

Ji na pov.

"Ji na ssi...."

Aku mendongak, lalu terkesiap saat melihat He ra sudah berdiri disampingku sambil bersidekap.

"Ouh....kau mengagetkanku He ra. Sejak kapan kau berdiri disitu".

He ra melirik monitorku, dengan cepat aku mematikan layarnya. He ra menyipitkan matanya.
"Kau melihatnya?, apa kau lihat sekacau apa acara itu?. Bagaimana kau menanggapi ini?. Apa kau tidak lihat perempuan centil itu begitu percaya diri?. Wah, aku merinding".

Kunci Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang