30

417 16 2
                                    

Hyun Bin pov
Seoul

Aku cepat-cepat keluar , membuka pintu mobil untuk Ji na dan tergesa-gesa menyuruhnya masuk agar tidak menimbulkan kecurigaan. Siapa tau ada paparazi yang tengah mengambil foto kami diam-diam. Mengingat kami tiba di seoul saat hari sudah terang.

Setelah pintu tertutup dan meletakan sepatu di rak, aku menarik Ji na dan mencium pelipisnya.
"Aku punya dorongan untuk memesan makanan saja, menyantapnya sambil menonton televisi, kemudian bercinta denganmu sepanjang hari".

"Aku bersenang-senang bersamamu beberapa hari terakhir ini." Kata Ji na.

Aku tersenyum mendengar pengakuannya.

"Aku senang mendengarnya. Aku juga merasakan hal yang sama. Rasanya seperti dulu, hanya....lebih baik."

Ji na mengangguk. Karena memang lebih baik. Lebih jujur. Atau mungkin karena kami tidak sekejap pun menyia-nyiakan saat-saat ini. Menikmatinya setiap menit, memanfaatkannya sebaik mungkin.

Kami tertawa, mengasihi dan bercinta. Bahkan pada hari terakhir di vila kemarin, kami tidak meninggalkan vila sama sekali. Memesan makanan, memakannya ditempat tidur, hanya meninggalkannya untuk mandi bersama tampa terburu-buru.

Bel tiba-tiba berbunyi. Aku melihat ke monitor. Tampak manager Jih berdiri didepan pintu.

"Siapa?"tanya Ji na.

"Manager Jih"

Ji na mendorong Hyun Bin untuk menjauh, wajah cerahnya berubah menjadi cemas.
"Bagaimana ini?, apakah aku harus sembunyi?" Ji na terlihat panik dan kebingungan.

Aku mencengkram lengan Ji na. Memaksanya menatap ku.
"Tidak apa-apa, tenanglah. Kau duduk saja. Aku akan membuka pintu".

Ji na mengangguk pelan. Aku tersenyum, lalu segera membuka pintu untuk manager Jih.

"Bin ssi, kau dari mana saja. Menghilang tampa kabar dan meminta semua jadwal diundur. Kau membuatku pusing." Manager Jih mengomel begitu melihat ku.

Aku menyisih kesamping saat manager Jih langsung masuk dengan mulut yang masih mengerutuk.

Langkahnya terhenti saat melihat Ji na berdiri dihadapannya. Manager Jih bergeming, menatap tajam, seolah-olah mengeluarkan sinar laser dari matanya. Ji na bergedik ngeri. Dengan canggung Ji na menundukan kepalanya.

"Selamat pagi manager Jih" kata Ji na tersenyum. Dia meremas jemarinya yang lembab karena gugup.

Manager Jih duduk sambil bersidekap. Menatap tajam ke padaku dan Ji na.

"Apa yang terjadi?, kenapa kau ada disini pagi-pagi?" Manager Jih bertanya dengan nada menyelidik.

Aku dan Ji na diam tak menjawab.

"Tunggu. Tidak mungkin!. Apa kau tidur disini?" Kata Manager Jih dengan nada menuduh.

"Ya" Jawab ku

"Tidak"Jawab Ji na

Aku dan Ji na saling menatap, terkejut dengan jawaban kami yang tidak kompak.

Manager Jih menutup matanya, mulutnya menggerutuk pelan.

"Tidak dan ya, ya dan tidak!. Itu menjawab semuanya. Ji na ssi memang benar aku menyetujui jika kalian berdua berkencan. Tapi ini tidak benar."

"Hyung!!." sergahku.

Aku menatap Ji na dan tersenyum masam padanya.
"Ji na ya, kau bisa menjauh sebentar. Aku akan menyelesaikan ini".

Ji na mengangguk, lalu beranjak pergi

Kunci Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang