Ji na pov
Hyun Bin mengemudikan mobil dengan cepat. Aku tidak tau dia akan membawaku kemana. Keheningan melingkupi antara aku dan dia. Suasana sedikit canggung menurutku.
"Hyun Bin ssi, apa.... kau lupa kita telah putus?. Aku membuka pembicaraan.
Hyun Bin diam. Lalu tiba-tiba menepikan mobil Tangannya mencengkram kemudi mobil dengan erat. Ia menatapku dengan mata yang berkilat-kilat. Tidak senang dengan pertanyaanku.
"Bagaimana bisa aku lupa. Ya aku tau itu. Tapi, kau pasti mengalami kesulitan. Setelah melihat tayangan di tv tentang wawancara ku dan Choi Nari. Kau pasti berfikir aku semudah itu melupakanmu. Ya!!, Hatiku sangat sakit membayangkan wajah sedihmu. Aku mengkhawatirkanmu".
"Kau tak perlu khawatir, seperti kataku, tidak ada yang tersisa diantara kita. Jadi jangan khawatirkan aku. Dan fokus hanya pada karirmu. Lupakan semua kenangan kita".
"Ji na ya, kenapa melakukan ini?."
"Melakukan apa?"
"Berpura-pura kau baik-baik saja. Kau sudah mengatakan alasanmu berpisah dengan ku. Aku melalui banyak kesulitan. Tapi kau adalah alasan kenapa aku berhasil mengatasi semuanya. Aku lebih takut kehilangan diri mu dari pada kehilangan peluang di industri ini karena skandal. Oleh karena itu, jika kau sungguh peduli kepadaku.....tetaplah disisiku. Ayo kita mulai lagi".
Aku mendesah dan balas menatap tanpa daya.
"Kau sungguh tak kan kembali padaku?, jika kau melepasku, kita tidak akan pernah bisa bertemu lagi."
"Pikiranku mengatakan aku bodoh karena mempertimbangkan ini." gumanku.
"Apa yang dikatakan hatimu.?" Tanya Hyun Bin pelan.
"Hatiku mengatakan, aku menginginkan ini. Tidak peduli berapa seringnya aku berfikir seharusnya tidak menginginkan ini. Tapi aku menginginkannya".
"Kupikir ini adalah waktu yang sempurna untuk melakukannya. Karena pertahanan kita sudah runtuh. Hanya kita, tampa penghalang, tampa tembok. Hanya kita dan perasaan kita."
"Bagaimana perasaanmu Hyun Bin ssi?. Apakah kau benar-benar menginginkan ini?".
"Ya, aku menginginkannya Ji na ya...aku tidak tahan melihatmu pergi meninggalkanku."
"Oke..." kataku lirih hingga kurasa Hyun Bin tidak mendengarkannya.
"Aku ingin tetap disini dan aku ingin mencoba."
Hyun Bin meletakan tangan di lengan kursi dengan telapak tangan terbuka. Menunggu ku meraihnya. Aku meliriknya, lalu memandangnya. Dengan ragu aku menyelipkan jemariku di tangannya. Hyun Bin menautkan jemari dan meremasnya lembut. Aku melihatnya dengan sedikit canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kunci Hati [End]
Fanfic"Apa kau percaya kalau cinta akan selalu memberikan kebahagiaan, keberanian, kenyamanan?" -Kim Ji na "Dan juga ada rasa sakit, kebencian, kesedihan dan putus asa, cinta juga tidak memberikan kebahagiaan. tapi, cinta juga...