19

343 12 0
                                    

"Wa! Lihat siapa ini?. Hyunbin ssi, apa kabar?." Su ju menyapaku

"Dunia ini sempit sekali, kemana pun aku berada aku selalu melihatmu mengikutiku" jawabku sambil menatap tajam.

Su ju tertawa pelan
"Sikapmu masih dingin seperti biasanya..."

"Ada urusan apa kau disini?"

"Aku sedang bertemu dengan klien baruku, tapi orangnya sedang ke toilet. Cukupkah itu alasanku untuk menunggunya disini"

Tak lama, terlihat Ji na mendekati kami. Aku memandang terkejut karena klien yang dimaksud adalah Ji na.

"Hyunbin ssi, kau..disini" sapanya

"Kalian sudah saling mengenal?" Su ju menyelidik.

"Manager Jih bawakan pakaian gantiku ke ruang ganti" aku memotong percakapan mereka dan berlalu pergi.

***

Aku terperanjat saat melihat Ji na tengah berdiri sambil melipat kedua tangannya menungguku. Aku melihat manager Jih, dia menggeleng pasrah.

"Sayangku.." sapanya manja

Aku hanya meliriknya lalu mengambil sekaleng bir di meja dan menegaknya.

Ji na mendekatiku, lalu menarikku untuk duduk. Ji na memegang pundakku, lalu melakukan gerakan seperti sedang memijat.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku sambil menghindari pijatannya.

"Otot pundakmu kaku sekali, lemaskan pundakmu sayang. Aku akan memijatnya agar kau relax" Ji na menarikku lagi.

Aku tersenyum tipis, ternyata dia memang pintar mengambil hatiku. Pijatannya juga enak. Tapi kemudian aku menyadari, sebenarnya aku lagi kesal padanya. Jadi aku jaim untuk mengatakan bahwa aku sudah tidak kesal padanya.

"Apa pendapatmu jika musuh besarku bekerjasama dengan orang yang kucintai" tanyaku

"Direktur Su ju adalah calon klien yang di tuju oleh perusahaan tempatku bekerja. Maafkan aku..." jawabnya masih sambil memijatku.

"Baiklah, pulanglah. aku akan ke lokasi shooting". Tukasku sambil beranjak bangun.

Ji na memandang heran padaku. Senyumnya lenyap seketika.

"Jadi....kau menyuruhku pergi sekarang?" Tanyanya terbata.

Aku tak menjawab pertanyaanya, kami saling memandang dengan tajam sekarang. Ji na keluar dan membanting pintu.

Manager Jih pura pura memencet ponselnya saat aku beralih menatapnya.

"Bagaimana bajingan itu bisa mengenal Ji na"

"Sudahlah, mereka bertemu karena berhubungan dengan pekerjaan"

"Tapi..."

"Kau belum bisa melupakan kenangan buruk itu?, selama ini kau tidak sepenuhnya berusaha?. Kenapa kau malah mengusir gadis itu untuk hal yang tidak bisa dia kendalikan. Ais...kau ini tidak bisa berfikir jernih"

Aku terdiam, menegang defensif. Aku mendapati diri memikirkan perkataan manager Jih tadi.

Aku berlari keluar mencari Ji na, ku lebarkan pandanganku kesekitar aula.

"Kim Ji na...kita perlu bicara" ujarku menarik lengannya ketika aku menemukannya.

Ji na menghempas kasar tanganku.

"Tentang apa?, kembalilah kedalam dan lanjutkan pekerjaanmu" tolaknya dengan cuek.

Aku menahan langkahnya saat dia hendak beranjak.

Kunci Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang