7

452 16 0
                                    

Hyunbin pov

Aku melihat langit mulai gelap. Jalanan juga  mulai tampak sepi. Kulihat jam tanganku. Astaga..aku hampir saja lupa kalau kereta terakhir jam 8 malam. Masih ada sisa waktu 1 jam lagi, sepertinya cukup untuk berjalan ke stasiun.
Segera kumasukan kameraku ke dalam tas lalu beranjak pergi.

Dari kejauhan aku melihat seseorang yang ku kenal. Sepertinya itu kim ji na sedang berjalan tergesa gesa. Aku ingin memanggilnya tapi kulihat dia tengah diikuti seseorang.

Awalnya aku ingin mengabaikannya, mengingat tadi pagi dia marah marah padaku. Tapi naluri kelakianku terus memaksa untuk mengetahui apa yang sedang terjadi padanya.

Aku segera mengikuti mereka, berfikir sambil mencari cara bagaimana menyelamatkannya. Aku mengambil jalan pintas agar bisa mengapainya.

Aku berdiri disebuah lorong kecil sambil menunggu Ji na lewat. Begitu dia mendekat, aku segera  menarik Ji na  masuk ke dalam lorong kecil. Segera ku tutup mulutnya agar dia tak menjerit.  Sesaat kami terdiam, sampai orang itu pergi.

Perlahan aku menatapnya dengan  nafas yang masih terengah engah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan aku menatapnya dengan  nafas yang masih terengah engah. Aku melepaskan dekapan tanganku, sambil menghela nafas lega.

Ji na melotot kaget saat tau aku menolongnya. Matanya terlihat berkaca kaca dan tersirat dia sangat ketakutan.

"Kau tidak apa- apa?" Tanyaku cemas melihatnya shock seperti  itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tidak apa- apa?" Tanyaku cemas melihatnya shock seperti  itu.

Ji na mengangguk pelan.

"Syukurlah, sepertinya orang itu sudah pergi. Ayo kita pulang". Ujarku ku sambil melihat sekeliling. Aku mengandeng tangannya dan kami pun berjalan menuju stasiun.

Sepanjang perjalan kami banyak diam, larut dalam pikiran masing masing. Ji na terlihat merapatkan jaketnya, sepertinya dia kedinginan. Aku menghentikan langkahku, lalu melepas coatku dan memakaikan padanya.

"Cuaca semakin dingin dan kau hanya memakai satu jaket saja. Aku tidak mau kau mati kedinginan. Jadi jangan salah paham dengan apa yang kulakukan ini" tuturku saat dia menatapku.

Aku melangkah lagi dan melanjutkan perjalanan.

"Hyunbin-ssi...trimakasih" ujar Jina tiba tiba

"Apa?"

Kunci Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang