Sebuah cium menyentuh bibirku. Mataku terbelalak dan tubuhku membeku seketika. Rasanya waktu seperti terhenti tiba tiba.
Hyunbin melepas ciumannya, menatapku intens, aku yang masih kebingungan menatapnya dengan penuh tanda tanya."Kau.."
Hyunbin menciumku lagi hembusan nafasnya membuat jantung berdetak kencang. Dia tak membiarkanku untuk bicara.
Hyunbin mengerang puas, lidahnya menelusuri pinggiran bibirku dalam serangan sensual yang membuatku gemetar. Dia mengeratkan pegangnnya. Membuat semuanya semakin intim.
Dia melakukannya sangat baik pelan serta menyeluruh. Aku pun mulai mengikuti alur yang dibuat olehnya. Aku pun terbawa suasana.
Kemudian aku tersadar,dan mendorongnya, lalu aku menamparnya. Hyunbin terkejut dengan reaksi lambatku. Dia memegang pipinya.
Aku memegang leherku yang terasa menegang. Kemudian aku menjauhinya. Berjalan keluar dari kolam. Aku berusaha menetralisir irama detak jantungku dengan menarik nafas perlahan.
Hyunbin menatapku sambil menghela nafas, pikirannya penuh dengan pertanyaan atas reaksiku tadi. Dia pun mengikutiku kemudian.
"Ayo kita kembali ke penginapan, sebelum kita masuk angin" ujarnya.
"Apa?"
"Aku tidak mau masuk angin,kau mau ikut pulang atau tidak?" Ulangnya.
Aku mengangguk setuju dan berjalan mendekatinya.
..
.
.Hera memandangi ku dan Hyunbin dengan penuh tanda tanya. Dipandang begitu aku jadi salah tingkah dan segera masuk. Hyunbin pun segera masuk ke kamarnya.
Aku segera mandi dan membersihkan diriku. Dibawah shower aku termenung, terbayang adegan di kolam tadi, cara dia menciumku dan aku masih merasakan getarannya, jantungku berdetak kencang lagi. Aku cepat cepat menghalau bayangan itu dan segera menyelesaikan mandiku.
Aku terkaget saat keluar dari kamar mandi dan melihat Hera tengah duduk melihatku dengan penuh tanda tanya.
"Ah...membuatku kaget saja. Ngapain sih disitu?" Tegurku sambil mengambil baju dilemari.
"Ji na ssi, kau kan pamit denganku ke lobi. Trus kenapa pulang dengan basah kuyub dan bersama...Hyunbin. ada apa dengan kalian?"
"Itu..aa..itu ." Aku terbata menjawab pertanyaanya.
"Apakah terjadi sesuatu tadi?, hmm..katakan padaku. Kalian berkencan?"He ra semakin penasaran dengan sikapku.
"Bukan apa apa" jawabku sambil mengeringkan rambutku dengan handuk dan mengurangi kontak mata dengan He ra.
"Ya kim Ji na..." Hera memekik tak sabar mendengar jawabanku
Aku menghela nafas menghadapi rasa ingin taunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kunci Hati [End]
Fanfiction"Apa kau percaya kalau cinta akan selalu memberikan kebahagiaan, keberanian, kenyamanan?" -Kim Ji na "Dan juga ada rasa sakit, kebencian, kesedihan dan putus asa, cinta juga tidak memberikan kebahagiaan. tapi, cinta juga...