32

306 13 3
                                    

Sebelumnya dikantor vest.

Dering telpon terdengar tiada henti. Telepon-telepon itu  kebanyakan berisi sama. Meminta informasi kepastian dan wawancara dengan Hyun Bin.

Hyun Bin terlihat mondar-mandir didalam ruangannya. Ia kebingungan. Telinganya ingin meledak ketika mendengar dering telepon, sehingga ia terpaksa meninggikan suaranya kepada staf  humas memerintah pada mereka untuk mencabut kabel telepon.

Ia menghempas tubuh ke kursi kerjanya. Mengusap wajahnya dan melepas jasnya. Ia tidak bisa berkata-kata saking bingungnya. Hyun Bin memijit batang hidungnya.

Manager Jih terlihat masuk kedalam. Dengan hati-hati ia mendekati Hyun Bin yang kini tengah emosional.

"Bin-a" sapanya. Hyun Bin tak menjawab. Manager melihat kini tatapan temannya itu menerawang dan cemas. Sebagai managernya, manager Jih memahami alasan kekhawatiranya.

"Dari mana asal rumor itu?" Kata Hyun Bin  seakan-akan bertanya pada dirinya sendiri.

Manager Jih tersenyum pahit. Ia berjalan ke sofa dan duduk disana.  Hyun Bin mengikutinya.

"Bagaimana foto-foto itu bisa mengudara?. Dan sekarang para wartawan tengah memburuku.
Hyung, bisakah kau mencetak artikel yang menyangkal rumor itu?"

Manager Jih mengigit pipi bagian dalamnya.
"Hmmm....Bin-a, begini. Masih kurang satu minggu hingga film kalian mengudara. Akankah pemirsa dapat menikmati film kalian?. Kita harus menunjukan pada mereka chemistry mu dan membuat mereka bingung. Apakah ini film atau kenyataan. Itu akan meningkatkan rating."

"Tapi tetap saja------"

"Lupakan. Kita sudah membicarakannya dengan agensi Choi Nari."

Hyun Bin terbelalak. Ia menggeleng dan tertawa tampa arti.

"Aku tahu bagaimana kau merasa terjebak dalam skandal bahkan sebelum ditayangkan. Tapi kita bisa merubah krisis ini menjadi peluang. Karena kita sudah berhasil mendapatkan perhatian. Jangan menyangkal atau bilang benar sampai akhir masa promosi."

"Hyung, bukannya aku tidak mengerti situasinya. Tapi jika kita tak mencetak artikel yang menyangkal ini, seluruh dunia akan keliru soal hubunganku dengan Choi Nari. Lalu seberapa kesal menurutmu jika Ji na mengetahui hal ini?"

"Sekarang itu penting?. Tak bisa dipercaya. sudah saatnya kau harus melepasnya "

"Apa?"

"Menurutmu Ji na tidak tau dengan artikel ini?. Aku rasa sekarang dia tengah duduk disuatu tempat melamun atau bahkan menangisi kisah cintanya yang rumit. Atau bisa saja kalian sudah bertengkar hebat mengenai masalah ini, tapi dia tidak melakukannya kan?. Kau tau artinya apa?, dia berpura-pura baik. Karena dia memikirkanmu dari pada dirinya sendiri. Dia tidak mau kau terjebak lebih jauh kedalam skandal. Sampai disini apa kau mengerti maksud perkataanku?."

Hyun bin terdiam. Perasaan tak berdaya mencengkramnya saat memikirkan perkataan manager Jih. Kemudian Hyun Bin tertawa, tawa datar dan kasar yang sekaan mengiris telinga bagi yang mendengar.

"Sejak kapan begitu banyak orang tertarik terhadapaku. Ais...aku benci industri ini."

"Industri ini kotor, dan itu tempat kau dan aku mencari nafkah. Jangan salahkan diri sendiri." Kata manager Jih pelan.

Tangan Hyun Bin terkepal, kemarahan menyala-nyala dimatanya. Ia menatap manager Jih.
"Apa aku harus melakukan penghianatan dengan cara terburuk  yang bisa dilakuakn pria terhadap wanita yang seharusnya di cintai dan  janjikan akan melindungi?"

Manager Jih mundur selangkah, terguncang dengan kemarahan dalam suara Hyun Bin .

"Apa aku harus meninggalkannya seperti yang pernah kau suruh padanya dulu?" Tukas Hyun Bin parau.

Kunci Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang