48

1.5K 45 25
                                    

Deg!




















Deg!


























Deg!























Kim Ji Na!.
























Dengan gemetar Hyun Bin meraih tangan itu. Dingin, hanya itu yang ia rasakan saat tangannya menyentuh tangan yang pucat itu. Satu tangannya menekap mulut, menahan isak dan sesak.

  Satu tangannya menekap mulut, menahan isak dan sesak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tidak mungkin!.









Pertahanan Hyun Bin goyah, ia merosot ke lantai jatuh terduduk, merasa tulang-tulang kakinya lepas, kini kakinya selemah jeli. Hyun Bin menangis tampa suara. Bahunya terguncang hebat , ia gemetaran. Separuh nyawa dan tenaganya seperti hilang, dan hanya tersisa raga tampa ruh.

Kenapa tuhan, kenapa engkau mengujiku seperti ini. Mereka adalah harta terbaikku. Kenapa aku harus melepas mereka dengan cara seperti ini. Hyun Bin bicara pada diri sendiri.

"Tidak...Ji Na ya..." gumannya penuh sesak.

















Sebuah tangan terulur menyentuh bahunya. Membuat Hyun Bin tersentak pelan dan menoleh

"Ibu."

"Bin, kau sedang apa?." Tanya Nyonya Jang dengan wajah bingung.

Hyun Bin terdiam beberapa detik
"Haa?." Kagetnya.

"Kau sedang menangisi apa?." Nyonya Jang menaiki alisnya bertanya.

Nyonya Jang melirik jasad yang ada di dekat Hyun Bin, mencoba mencerna dengan apa yang sedang terjadi.

"Aigo....kau salah kamar nak. Kamar Ji Na ada di paling ujung. Ayo cepat berdiri, Ji Na sedang menunggu mu dari tadi."

Hyun Bin segera berdiri, menantap nyonya Jang masih dengan wajah syok dan bingung. Hyun Bin berpikir sejenak lalu mulutnya terperangah. Astaga!, bisa-bisanya salah orang. Bikin malu!. Hyun Bin mengutuk dirinya sendiri.

Nyonya Jang menahan senyum, namun tawa yang berusaha dibendungnya pecah.
"Ayo, Ji Na sedang menunggu mu."

Hyun Bin menghapus air mata dengan kedua tangannya.
"Tunggu ibu." Hyun Bin menarik lengan ibunya.

"Kenapa?."

"Jangan ceritakan hal memalukan ini pada Ji Na. Cukup jadi rahasia kita berdua saja."

"Baiklah, aigoo...kau sebentar lagi memiliki anak. Tapi masih bersikap ceroboh. Harusnya tadi ditanya lebih jelas." Hyun Bin tersipu malu digoda begitu.

Kunci Hati [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang