Writer pov
Pintu kamar Hyun Bin terbuka. Tampak nyonya Jang soo hee masuk kedalam. Hyun Bin menghapus air matanya. Lalu menyambut ibunya dengan senyuman.
"Ibu" kata Hyun Bin.
Ibu tersenyum melihat Hyun Bin. Lalu mendekat dan memeluk anaknya dengan lega.
"Syukurlah, kau sudah siuman. Ibu sangat terkejut saat manager Jih memberi tau kabarmu. Ini pasti sakit, berapa jahitan yang mereka berikan padamu." Nyonya Jang berbicara sambil memperhatikan tubuh Hyun Bin yang diperban dan memar.
Hyun Bin menyelipkan jemari pada tangan ibunya. Dia sedikit meringgis saat merubah posisinya.
"Aku baik-baik saja ibu"Nyonya Jang menatap hyun Bin. Matanya masih menyiratkan kecemasan dengan kondisi anaknya. Hal itu membuat Hyun Bin merasa terbebani.
"Kenapa kau bisa berkata begitu. Tubuhmu sangat penting karena pekerjaanmu. Apa kau bisa pulih sempurna seperti dulu?, apa kau bisa bekerja dengan bekas luka-luka ini?. Ibu hidup untuk melihat karyamu. Jika kau mengalami kesuli-----"
"Ibu...aku baik-baik saja. Dokter sudah merawatku dengan baik. Jadi Berhentilah bertanya, mengerti. Ibu lupa, aku ini seorang CEO. Jika aku tidak bisa meneruskan pekerjaan didunia hiburan, aku masih punya perusahaan bu. Jadi jangan cemas".
Ibu tersenyum kecil, menggenggam tangan Hyun Bin erat.
"Tadi----saat ibu masuk kemari. Ibu berpapasan dengan Kim Ji n ssi."
Senyum Hyun Bin merdup. Mata Hyun Bin membulat, mendadak menahan napas.
JI na pov
Kantin rumah sakit.Seorang pramusaji menata minuman yang kupesan. Lalu tersenyum dan meninggalkan aku dan nyonya Jang.
"Ibu senang kita bertemu lagi nak. Bagaimana kabarmu" nyonya Jang memulai pembicaraan.
Aku menunduk, meremas jemariku dengan gemetar. Nyonya Jang memperhatikan apa yang ku lakukan.
"Minumlah, mungkin ini bisa membuatmu nyaman". Nona Jang menyodorkan segelas air pada Ji na.
Ji na mengulur tangan memegang gelas. Jemarinya mengencang disekeliling gelas.
"Ibu...aku-----mencintai Hyun Bin sii". Guman Ji na akhir ya.
Nyonya Jang menatap bingung."Aku sangat mencintai Hyun Bin sii. Tak pernah terlintas di dalam pikiranku bahwa aku akan menyukainya sebesar ini. Aku selalu berfikir dia selalu ada disisiku." Suaraku terdengar serak dan air mataku mengalir begitu saja.
"Ji na ssi, bukan kah waktu itu kau pernah bilang hubunganmu dengan Hyun Bin hanya sebatas kolega?"
"Aku berbohong ibu. Pada saat itu situasinya kami sudah putus. Aku yang memutuskannya.
Aku tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya saat itu karena ibu begitu senang bertemu denganku. Makanya aku berbohong kalau kami hanya berteman. Maafkan aku ibu."Nyonya Jang diam. Ji na menghapus air matanya dan tertawa pelan.
"Kenapa kau tertawa nona?"
"Aku senang bertemu ibu lagi. Saat terakhir kita bertemu, suasananya sangat tidak nyaman."
"Jangan konyol, waktu itu ibu juga salah. Terlalu percaya diri kalau kalian sedang berkencan. Jadi ibu sudah membebani mu dengan pertanyaan itu"
"Bukan seperti itu ibu. Aku hanya tidak ingin kehilangan senyum ibu yang tulus padaku."
"Apakah Hyun Bin pernah menyakitimu atau membuatmu menangis?"
Aku bergeming, menelan ludah dengan susah payah. Baru satu jam yang lalu Hyun Bin menyuruh ku pergi menjauh. Aku tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kunci Hati [End]
Fanfiction"Apa kau percaya kalau cinta akan selalu memberikan kebahagiaan, keberanian, kenyamanan?" -Kim Ji na "Dan juga ada rasa sakit, kebencian, kesedihan dan putus asa, cinta juga tidak memberikan kebahagiaan. tapi, cinta juga...