2.

1.9K 240 9
                                    

"yaaa~ bangunlah kau menindihku tau."

Kalau tadi perempuan ini hanya diam saja karena tak bisa apa-apa sekarang ia malah meneriaki Taeil yang sampai kapanpun tak akan dijawab karena si empu sedang tidak sadarkan diri.

Dengan kesusahan tangan perempuan itu mendorong dada bidang Taeil kuat-kuat yang membuat si empu sedikit terangkat dan beruntungnya tak lama Taeil terguling ke sisi kanan si perempuan.

Perempuan tersebut mengatur nafasnya yang memburu akibat kehabisan oksigen dan tak lama ia menolehkan kepalanya dan langsung mendapati wajah damai Taeil yang tengah terpejam. Ia menatap wajah Taeil dengan kedua mata memicing, seolah-olah ia tengah membaca pelajaran sejarah. Sangat serius.

Tak lama pandangannya turun ke pakaian yang dikenakan Taeil. Kemeja putihnya yang sudah terkena noda darah dan ada sedikit robekan dilengannya sedangkan kakinya yang mendapatkan luka cukup parah karena tadi terkena ledakan mobil.

"gue harus gimana? Kalo nggak ditolongin ntar malah mati disini tapi ntar kalo gue dituduh yang buat dia luka kek gini gimana?"

Sedang enak-enaknya memandang makhluk tuhan yang sangat tampan ia malah kebingungan dengan keadaan yang dialami. Sesegera mungkin ia bangun dan pergi meninggalkan Taeil dengan langkah cepat. Ia tak mau mengalami masalah. Lebih baik dia segera pulang lalu tidur.

Tap... tap... tap...

Dari kejauhan ia dapat mendengar langkah kaki disekitarnya, awalnya ia mengira bahwa itu suara langkah kakinya sendiri tetapi lama-kelamaan ia tersadar langkah kakinya yang mengendap-endap tak akan bersuara sekeras ini. Ia memberhentikan langkah kakinya ragu lalu menoleh kebelakang untuk memastikan apakah ada yang sedang mengikutinya.

Srek!

"kok nggak ada siapa-siapa sih," saat menoleh dengan perasaan was-was ia malah tak menemukan siapa-siapa, hanya hutan belantara dengan cahaya yang sangat minim tapi anehnya ia dapat merasakan adanya hembusan angin di belakang lehernya yang membuatnya merinding seketika.

"angkat tanganmu shaggy!"

"angkat tanganmu shaggy!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















"ampun pak, aku bukan pembunuh dia tadi jatoh sendiri nggak aku apa-apain, sumpah!"

"eh,"

Tak lama terdengar suara tawa renyah di hutan tersebut yang membuat perempuan itu mengernyit karena merasa janggal akan sesuatu.

"lo kenapa deh?" tanya lelaki tersebut yang tak lain adalah Haechan.

"ck... Gue kira pak polisi nggak taunya pak---"

"pak? apaan bapak lo maksudnya, udah ah ayo balik ngapain lu dihutan tengah malem gini?" Haechan menautkan sebelah tangan kirinya dengan tangan kanan si perempuan hendak mengajaknya pulang.

"bentar Chan, lo liat Om tadi nggak?"

"Om siapa Ompong?" Haechan malah menganggapnya bercandaan tapi saat melihat perempuan didepannya kini memasang wajah serius ia langsung jujur.

"gue tadi cuma denger ada suara ledakan makanya gue kesini soalnya gue yakin kalo lo disini, gue takut lo kenapa-napa."

Perempuan ini memicing kearah Haechan, "seriusan lo nggak liat ada orang disana?"

"enggak, emang kenapa sih?"

Perempuan itu pun ganti menarik tangan Haechan lalu ia ajak ke tempat Taeil terkapar tadi. Sebenernya Haechan ingin sekali bertanya maksud dari perempuan yang menariknya namun melihat kalau tangannya tengah digenggam hangat membuat Haechan mengurungkan niatnya.

Saat mereka berdua sampai di tempat kejadian anehnya keberadaan Taeil tidak ada disana, adanya hanya sepasang sepatu sneakers yang tergeletak disana.

"kok Om nya nggak ada?"

"ck... makin malem lu makin edan ya, mana ada orang di hutan tengah malem begini neng~"

"kita orang kan Chan?"

"bukan, di hutan ini itu adanya setan, berarti lo setan."

"kalo gue setan berarti lo setan juga dong."

"nggak gue malaikat tampan, udah ayo pulang jangan kabur-kaburan lagi nggak kasihan apa sama Bapak lo?"

"iya-iya bawel."

Berakhirlah mereka berdua jalan menuju rumah mereka tanpa memperdulikan hilangnya Taeil di hutan tadi.

"udah sono masuk rumah, gue liatin disini ntar kalo lo dimarahin Bapak lo gue tinggal." titah Haechan saat ia sudah mengantarkan teman perempuannya di depan rumah.

"ih... Chan masa ditinggal sih? Gue bunuh lo ntar."

"yaudah gue bantu deh, udah cepetan masuk."

Perempuan itu nampak berpikir sebentar. Jika ia masuk ke rumah maka ia akan dimarahi oleh Bapaknya karena keluyuran tengah malem tapi kalo nggak masuk sama aja paginya dimarahin juga.

"eum...Chan gue nginep dirumah lu boleh nggak?" tanyanya hati-hati.

Haechan menghela nafas kasar lalu mengelus kepala perempuan itu, "ya udah tapi lo tidur sendiri ya dirumah gue, biar gue tidur sama Renjun."

Senyuman pun terbit di bibir perempuan itu, "makasih ya Chan, lo emang temen baik gue."

Dia langsung pergi kerumah Haechan dengan langkah mantap karena memang bukan sekali dua kali dia menginap di rumah Haechan, jadi sudah tak ada kata sungkan di kamusnya sedangkan Haechan pergi ke rumah temannya Renjun.

-

Keesokan harinya perempuan itu bangun dari tidurnya yang bisa dibilang cukup nyenyak padahal dia tidur sendirian di rumah sebesar ini, mungkin karena ia kecapekan membuat dirinya jadi mudah tidur tanpa insomnia seperti beberapa hari yang lalu.

Tanpa mencuci muka ia pulang ke rumahnya. Dalam perjalanan ia tak henti-hentinya berdoa semoga Bapaknya sudah berangkat kerja agar ia tak dimarahi sebab keluar malam-malam. Namun saat ia sudah berada di rumah dan memasuki kamarnya ia malah menemukan sosok lelaki dewasa yang tengah terbaring tenang dengan tubuh yang memakai selimut karakter minions.

"Om?!"

Teriaknya spontan dengan kedua mata membola. Ia mencari Bapaknya ke penjuru rumah namun iq tak menemukannya mungkin saja bapaknya sudah berangkat kerja.

"kok dia ada disini sih?"tanyanya tak habis pikir.

Ia kembali ke kamarnya dan melangkahkan kakinya mendekati tempat tidurnya dan tak sengaja netranya menemukan surat yang terlipat di meja samping ranjang.

Surat...

Bianca kamu semalem kemana kok nggak pulang? Tidur dirumah Haechan lagi ya? Kapan kamu bisa nurut sama Bapak? Maafin Bapak ya, Bapak sayang sama Bianca.

Oh ya semalem Bapak nyari kamu dihutan tapi Bapak malah liat ada laki-laki pingsan disana, Bapak bawa dia pulang soalnya Bapak kasihan liat lukanya, kemarin dia udah Bapak obati tapi nanti Bapak minta tolong sama kamu buat bawa dia kerumah sakit, Bapak takut Dia kenapa-napa. Yaudah Bapak mau berangkat kerja dulu ya~









"ish... Om kenapa nggak bangun-bangun sih?"




Bersambung...




Salam
Author somplak😴

Destiny | Moon Taeil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang