"Assalamualiakum Pak, Bapak sehat-sehat ya disini, jangan kecapean ya Pak, kalo capek minta mbok Sumi mijitin," Bianca mencium punggung tangan Bapaknya lama, "oh ya Pak... Jangan cari istri lagi ya Bianca nggak mau punya ibu tiri."
Plak~
"pamitan yang bener anjir, pake bawa ibu tiri segala."ucap Haechan setelah menabok lengan Bianca pelan.
"apaan dah ganggu ae lu,"
"Waalaikumsalam, maafin Bapak ya nggak bisa biayain kamu kuliah, kamu sekarang jadi kerja di umur yang masih kecil gini."
Bianca yang terharu pun memeluk badan Bapaknya erat. Haechan pun ikut memeluk, memeluk tembok.
"aku udah besar Pak dan udah seharusnya aku gantiin Bapak cari duit, Bapak kerjanya yang santai aja nggak usah capek-capek."
Bapaknya Bianca mengelus rambut Bianca sayang, "Bapak boleh cium kamu?"
"silakan Pak."
Bapaknya Bianca mencium pucuk kepala anak gadisnya yang sudah besar, "Kamu hati-hati ya di Jakarta, Chan Bapak titip Bianca ya."
"siap Bapak mertua." Haechan mencium punggung tangan Bapaknya Bianca.
"ngaco lu Chan."
Setelah acara pamit-pamitan Bianca dan Haechan mulai masuk ke stasiun dengan menggendong tas ransel di punggungnya, mereka tadi diantar oleh Bapaknya Bianca mengingat pekerjaannya adalah supir angkot jadi tidak ada salahnya memanfaatkan yang ada.
Jam menunjukkan pukul 3 sore, mereka berdua pun naik ke kereta jurusan Jakarta saat terdengar pemberitahuan.
Untungnya tempat duduk yang mereka peroleh bersebelahan jadi, mereka tidak akan risih satu sama lain.
"Ca lu emang mau kerja apaan di Jakarta?"Tanya Haechan memecahkan keheningan.
"Ca?"
"eh Maemunah budeg lu?"
Bianca melepas headset dikedua telinganya.
"Lu ngomong apaan Chan?"
"au ah Ca, gue mau tidur aja."
Haechan menyenderkan kepala ke bahu Bianca dengan tangan yang sudah memeluk lengan kiri Bianca layaknya guling.
"Chan kgak usah meluk-meluk deh,"
"sebentar aja Ca ntar gantian kok."
"eum..."
Bianca tersenyum saat melihat Haechan yang sekarang sudah tidur dengan mulut sedikit terbuka, lucu. Ia memakai Headsetnya kembali dan menikmati jalanan yang sudah hampir gelap.
Puk
Puk
Puk
Haechan sedikit membuka matanya. "apaan deh Ca?, eh Ya Allah lu mabok ya?"
Haechan melotot saat melihat kedaaan Bianca yang matanya berkaca-kaca dan disekitar pelipisnya berkeringat dingin."gimana mau muntah? Apa kedinginan?"
"d-dingin Chan."
Haechan mengecilkan AC diatasnya "lagian sih lu dah tau mabokan malah kgak pake jaket gimana sih?" Haechan memeluk badan Bianca erat. Dia tak seperti cowok kebanyakan bukannya memberikan jaketnya malah memeluk Bianca erat.
Kalau bisa pake pelukan kenapa harus pake jaket? -Haechan.
"Gimana udah angetan?, mau dibeliin teh anget nggak?" tawarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/225425564-288-k327549.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny | Moon Taeil ✔
Fiksi Penggemar[cerita kesatu] [SELESAI] Tentang cerita Taeil yang bisa menemukan takdir hidupnya pada gadis yang berselisih jauh dengan umurnya. "saya nggak menerima penolakan sayang~" ENJOY! Rank #3 on Moontaeil [190920] Rank # 1 on Taeilnct [011220] Rank # 3...