"huah..."
Bianca menguap lebar-lebar dengan kepala yang terantuk-antuk. Mereka bertiga kini tengah menonton acara televisi bersama. Taeil dan Bapak Bianca sangat menikmati acara telivisi yang sedang ditayangkan berbeda dengan Bianca yang sekarang malah tersungkur kedepan.
BRUGH!
"Huwe~ sakit," Bianca teriak kesakitan saat tubuhnya terjatuh kebawah apalagi bagian wajahnya.
"Bi kamu nggak apa apa?" Taeil yang duduk disamping Bianca nampak khawatir karena memang benturannya lumayan keras.
"eum..." Bianca duduk Kembali disebelah Taeil dengan wajah cemberutnya. Berbeda dengan Taeil yang khawatir Bapaknya Bianca malah tertawa melihat anaknya terjatuh.
"kalau ngantuk itu tidur dikamar Ca, nggak usah ditahan. Liat sampe nyungsep gitu, ada-ada aja kamu." Bapak Bianca tak berhenti menertawakannya.
Bianca yang tadinya cemberut kini tersenyum tipis melihat Bapaknya tertawa, ia sangat merindukan suara tawa dari Bapaknya, semoga Dia selalu bahagia bersama Bapaknya.
"nah... Itu pak, aku bingung mau tidur dimana lawong kamar disini cuma dua, kalau aku tidur di kamar aku, Bapak tidur dikamar Bapak terus Om nya tidur dimana?"
"biar Taeil tidur di Kamar Bapak, Bapak bisa tidur di sofa." ucapnya mengalah.
Taeil yang merasa hanya numpang disini pun merasa nggak enak.
"biar saya yang tidur disofa aja Pak, Bapak bisa tidur dikamar."
"tidak apa-apa?" tanyanya memastikan.
"tidak apa-apa Pak." ucap Taeil sambil tersenyum.
"baiklah berhubung ini sudah lewat jam 10 malam, lebih baik kita semua tidur, selamat malam." Bapaknya Bianca beranjak ke kamar menyisakan Taeil dan Bianca disana.
"Kamu nggak tidur Bi?"
"aku kasihan sama Om, Om masa tidur di sofa ntar kalo kakinya sakit gimana? Om kan panjang sofanya kecil."
"nggak pa-pa sekarang kamu tidur gih."
"eum... Aku tidur disofa aja deh Om." Bianca beranjak dari duduk lesehannya.
"Kamu mau tidur sama saya?"
Taeil menyusul Bianca ke arah sofa dengan tongkatnya.
"ih... Nggak Om, aku tidur disini Om tidur di kamar aku."
"Kamu perempuan Bi jangan tidur diruang tamu emang kamu nggak takut?"
"takut sih Om hehhe, yaudah deh aku tidur dulu ya Om, semoga Om nyenyak tidurnya."
"iya kamu juga."
CKLEK!
Bianca menutup pintu kamarnya, menarik selimut dan bergegas tidur mengingat besok dia sudah mulai masuk sekolah.
Sedangkan Taeil sudah beranjak merebahkan tubuhnya di sofa walaupun kedua matanya tetap terjaga. Ia tak biasa tidur disofa mungkin dia tidak akan tidur untuk malam ini.
Dia sedang memikirkan bagaimana caranya agar besok dia bisa pulang, Dia rindu teman-temannya, dan orang tuanya walaupun kadang mereka semua menjengkelkan tapi Dia ingin bertemu dengan mereka.
Nging~
Nging~
Lamunan Taeil buyar saat nyamuk mulai menganggu dirinya. Bunyinya yang berisik serta gigitannya membuat Taeil muak dengan makhluk yang satu ini.
Ia mencoba untuk menahannya tetapi nyamuk itu terus menggigit wajah tampannya, mau tak mau dia harus mencari alat pembasmi nyamuk segera.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny | Moon Taeil ✔
Fanfic[cerita kesatu] [SELESAI] Tentang cerita Taeil yang bisa menemukan takdir hidupnya pada gadis yang berselisih jauh dengan umurnya. "saya nggak menerima penolakan sayang~" ENJOY! Rank #3 on Moontaeil [190920] Rank # 1 on Taeilnct [011220] Rank # 3...