Moon Cafe...
"eh tau nggak Bin," tanya Dina didepan pintu masuk cafe.
"nggak."
"dengerin dulu dodol! itu yang punya Cafe ganteng tau, mirip kaya vokalisnya NCT hehhe,"
"masa?"
"iya,"
"bodo."
Dina tak menggubris ucapan Bianca, ia menarik tangan Bianca masuk ke cafe---tempat pertemuannya dengan korban.
Dina duduk dikursi pojokan sedangkan Bianca duduk di sampingnya dan tak butuh waktu lama cewek yang tadi ditelpon sudah dateng lalu duduk berhadapan dengan mereka.
"udah lama ya sayang?"tanyanya sambil memandang Dina dan Bianca bergantian.
"nggak kok," ucap Dina dengan suara ngebassnya.
"disebelah kamu siapa Dino?" perempuan itu melihat ke arah Bianca, ganteng amat.
"owh kenalin Dia temen gue, namanya Bintang." Dina menyenggol lutut Bianca agar membalas salaman dari perempuan tersebut.
"Bintang." ucap Bianca dengan suara ngebassnya sebelas duabelas kek suaranya Jackson GOT7.
"abang ganteng banget deh, kenalin aku Vina, abang udah punya pacar belum? Aku mau kok jadi selingkuhan Abang kalo situ dah punya pacar," Vina sudah mengedipkan matanya kek orang kelilipan kearah Bianca,
ora sudi punya pacar kek lu, -Bianca.
"nggak,"
Dina mengangkat jari jempolnya takjub melihat jawaban Bianca tepat, "kenapa aku jelek ya?" Vina sudah memasang wajah memelas,
apaan tuh muka kek udh kejebur got aja, -Bianca.
"Gue laper, mau pesen makanan dulu," potong Dina.
Dina meninggalkan Bianca dengan Vina, dia jalan ke arah pelayan sekalian mau ke toilet kebelet soalnya.
"mbak nanti anter dimeja itu ya pesanannya,gue mau ke toilet dulu,"
Mbak pelayan malah salfok sama wajah Dina yang ganteng dan ada manis-manisnya, "Mas mau saya anterin?" tawarnya.
"nggak."
Dina berjalan ke arah toilet cewek walaupun dengan dandanan cowok untung aja Dina bisa menuntaskan panggilan alamnya tanpa ada yang mengganggu namun saat hendak keluar...
"ada mas-mas ngintipin saya boker~"
Teriakan ibu-ibu disampingnya membuat Dina linglung, dia baru inget kalo nggak seharusnya Dia masuk toliet cewek dengan penampilan kek gini,
govlok lu Din, siap-siap aja lu dikroyok masa, -Dina.
"mas kalo suka sama saya jangan gini juga dong caranya," Ibu tadi berucap dengan mata jelalatan melihat bawahnya Dina. Bawah?
Gue cewek bu tulunk,-Dina.
Dina berlari setelah memberikan senyuman termanisnya siapa tau ibu itu luluh namun perkiraannya salah ibu itu malah semakin menggila.
"mas harus nikahin saya sekarang juga, enak aja udah liat-liat punya saya tapi main ninggalin gitu aja!!!" ibu itu sudah kekepin Dina diketeknya yang baunya naujubileh.
"saya nggak liat apa-apa Bu, suwer. Tadi saya salah masuk toliet soalnya udah kebelet banget," Dina udah bengek aja dikekepin ibu berbadan sumo tersebut.
"kebelet banget ngintipin saya ya?"
Asyu!
"nggak elah siapa juga yang mau sama ibu coba, ngaca tulunk!" ucap Dina keceplosan.
"semua---mbak-mbak ibu-ibu tolong keluar saya bawa cowok genit yang ngintipin saya boker," semua cewek yang ada di toilet otomatis keluar ndenger teriakan ibu2 itu, "kalian hapalin ya mukanya biar mas ini kapok nggak ngintipin kita lagi."
"pokoknya mas harus tanggung jawab, ayo ikut ke rumah saya."
Ibu berbadan lebar itupun menarik Dina layaknya anak kecil,
"Saya nggak ngapa-ngapain Ibu elah, lepasin!!!"
"Lu ngapain disini Din?"
Dina menoleh kesumber suara, kenapa ada Hendery sama Haechan? -Dina.
"Bang tolongin dong," ucap Dina memelas.
"owh ini temen kamu ya? Mas temenmu ini sudah ngintipin saya di toilet tau, emang cowok jaman sekarang sukanya gratisan,"
Dina menggelengkan kepala kearah Hendery memberikan isyarat disana."temen saya nggak kaya gitu Bu, kayanya disini hanya salah paham saja," Hendery melepaskan Dina yang ada dikekepan ibu tersebut.
"salah paham gimana Mas? Orang Saya tadi liat temen Mas ini ngintipin saya boker untung aja saya cepet-cepet selesain."
"b-boker pffffttt...." Haechan yang ada dibelakang Hendery langsung menahan tertawanya agar tidak pecah.
"Diem lu Chan," bentak Dina murka.
"ibu maafin temen Saya ya, Dia pasti punya alasan kenapa ke toilet cewek tadi,"
Hendery menarik tangan Dina menjauh dari ibu tersebut, "kita permisi ya Bu, maaf buat kesalahan temen saya,"
Mereka bertiga berlari ke meja tempat Bianca dan Vina duduk.
"Bintang kalau kamu pengen main sama aku ini aku kasih kartu nama aku, kamu kalo kangen tinggal telpon aku aja," Vina mengeluarkan kertas dari dalam tasnya.
"nggak usah gue nggak butuh,"
"nggak usah malu-malu gitu ah..." Vina memasukkan kertas tersebut ke saku dada Bianca, untung dada gue udah dibebet gusti, -Bianca bernafas lega.
"Bin-Bin ayo pulang cepetan!" teriak Dina dengan suara aslinya.
"Dino suara kamu kok gitu?" tanya Vina karena suara Dina jadi kaya cewek. Emang cewek Vin _-
"ah kepo lu! ayo Bin buru," Dina menarik lengan Bianca keluar.
Namun saat mereka hampir keluar cafe, ada seseorang yang melarang mereka,
"BERHENTI KALIAN!!!"
Suara Ibu-ibu tadi menyeruak ke seluruh Cafe yang disebelahnya sudah berdiri seseorang dengan pakaian rapi---Taeil. TAEIL???

Nah kan keluar juga Bang Taeilnya wkwk.Bersambung...
Vote, coment, saran, kritiknya buk...
Biar author seneng...
WkwkSalam
Author somplak...
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny | Moon Taeil ✔
Fanfic[cerita kesatu] [SELESAI] Tentang cerita Taeil yang bisa menemukan takdir hidupnya pada gadis yang berselisih jauh dengan umurnya. "saya nggak menerima penolakan sayang~" ENJOY! Rank #3 on Moontaeil [190920] Rank # 1 on Taeilnct [011220] Rank # 3...