12.

772 116 14
                                        

"Ca kok lu ganteng sih?"

"Hah? Maksudnya?"

Dina langsung menarik Bianca ke kamarnya dan meninggalkan Hendery dan Haechan di ruang tamu.

"kalo gue liat-liat nie ya, Lu ganteng tau Ca." Dina melihat wajah Bianca dengan seksama.

"Gue tau kalo gue nggak cantik gue jelek tapi lu jangan ngatain gue ganteng dong, gue jadi tersinggung dengernya." Bianca menundukkan kepalanya.

"ah lu nggak asik Ca," Dina mendorong bahu Bianca pelan, "maksud gue kenapa lu nggak dandan kaya gue aja? Pasti cewek-cewek pada suka sama lu, yakin."

Dina syalan.-Bianca.

"Gue pengen jadi cewek normal astaga, gue nggak pa-pa deh jelek asalkan masih di jalan yang lurus."

Takk

"pikiran Lu kudu di upgrade Ca, Lu kira gue nggak suka cogan apa? Gue kaya gini juga ada alasannya kali," Dina melepas kaos pendeknya dan hanya menyisakan kaos dalam yang bergambar spongbob.

"biar lu nggak diganggu preman kan?"
Tebak Bianca.

"ada lagi,"

"apaan?" tanyanya antusias, Bianca menggeser duduknya lebih mendekat ke arah Dina.

"Gue pengen tau aja gimana rasanya nolak cewek, Lu tau nggak cewek-cewek pada suka sama gue, mereka kira gue itu cowok cool yang ganteng dan setiap mereka nyatain perasaannya, saat itu juga gue langsung tolak mereka."

"sades banget ya mbaknya,"

"gue kaya gitu semenjak gue di jadiin bahan bullyan di sekolah, semua cewek nggak ada yang mau temenan sama gue alasannya karena cowok yang mereka suka pada suka sama gue," Bianca fokus mendengarkan cerita Dina di masa sekolahnya.

"rambut gue yang dulu panjang sekarang pendek karena di potong paksa sama dia, dan luka ini," Dina memperlihatkan luka sayatan yang ada dibetisnya, "hasil karya mereka." ucapnya dengan tertawa gentir.

Bianca yang mendengar cerita kelam Dina reflek memeluk Dina erat memberikan kekuatan disana.

"Lu mau kan bantuin gue?" tanya Dina yang masih dipelukan Bianca.

"eum..." ucap Bianca pasrah ia tak tega melihat teman barunya kembali sedih seperti tadi.

"tenang cuma seminggu kok, nanti sebagai gantinya gue bakal bantuin lo belajar make up, oke?"

Belum saja Bianca menjawab pertanyaan Dina ada yang mengetuk pintu kamar dari luar,

Tok

Tok

Tok

"Ca beli makanan yuk, laper nie perut gue." Haechan mengetuk pintu kamar Dina pelan.

Cklek...

"sama Gue aja gimana? Lagian kalo kalian pergi berdua pasti kalian bingung sama jalanan disini," ucap Dina yang sudah berpenampilan layaknya cowok kembali.

"yaudah gue sama Dina, Ca lu disini aja ya ada Hendra ini,"

"Hendery govlok, nama bagus2 malah diganti Hendra." teriak Hendery dari arah ruang tamu.

"Iya-iya bawel lu."

Dina berjalan keluar meninggalkan Haechan, "Din tunggu gue dong,."

Mereka pun berjalan keluar mencari makanan meninggalkan Hendery dengan Bianca.

.

.

.

"Bianca sini elah, dikamar mulu," -Hendery.

Destiny | Moon Taeil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang