5.

1.1K 169 54
                                    

"ekhem..."

"kenapa Om ekhem-ekhem segala? Keselek?" Bianca mengambil air minum dan memberikan ke Taeil.

"Saya mau nanya sama kamu." ucap Taeil setelah meneguk air yang diberikan Bianca.

"nanya apaan Om?"

Bianca mengambilkan nasi dan lauk untuk Taeil lalu duduk kembali.

"dimakan Om seadanya."

"eum... iya makasih."

"sama-sama."

Hening, Taeil sibuk dengan makanannya sedangkan Bianca sibuk dengan ponselnya.

"saya udah selesai," Taeil menjauhkan makanannya dan meminum kembali airnya, "saya mau bicara kamu jangan main HP terus." Taeil merebut HP Bianca dan dia masukkan kedalam saku celananya.

"hhhh... Om ngomong tinggal ngomong nggak usah ngambil HP aku juga kali,"

"iya nanti saya balikin,"

"yaudah mau ngomong apaan?"

"Saya pengen keluar Bi, bosen di rumah terus." Taeil tersenyum kecut tapi menurut Bianca malah keliatan lucu kaya anak kecil.

"owh Om mau keluar rumah ya? Yaudah Om bisa pulang ke rumah Om sekarang."

Taeil menhembuskan nafasnya sedikit kesal" maksud saya itu saya pengen jalan-jalan keluar Bianca bukan pengen keluar dari rumah kamu, kamu pengen saya cepet pulang ya?"

"pengennya sih iya Om, tapi nggak enak aja Om masih kaya gitu." Bianca melihat kaki Taeil yang masih diperban, jadi kasihan liatnya.

"Yaudah ayo keluar!"

Taeil beranjak dan mengambil tongkat disampingnya, ia langsung berjalan keluar diikuti oleh Bianca.

******

"kamu kelas berapa?" tanya Taeil setelah sampai ditaman, mereka kini tengah duduk diayunan ditemani dengan ice cream di tangan mereka masing-masing.

"aku kelas 12 Om, sebentar lagi juga lulus."
Bianca menjilat ice cream yang meleleh ditangannya.

Dia, Haechan and the prend sekarang kelas 12, mereka akan memasuki semester 2 setelah liburan akhir tahun berakhir.

"masih kecil dong ya." Taeil senyum kearah Bianca.

"aku itu udah besar Om, kan udah umur 17 tahun."

"sama aja masih kecil kalo menurut saya."

"emang kalo masih kecil kenapa Om?"
Bianca sebenernya nggak pengen nanya sih cuma biar keadaan nggak canggung aja makanya dia bawel.

"nggak pa-pa." Taeil memalingkan wajahnya kearah lain.

"saya lusa pengen pulang, jadi saya masih bolehkan kalau nginep dirumah kamu lagi?"

"nggak pa-pa Om."

"Terima kasih banyak ya,"

Zress... Zress...

Tanpa diduga gerimis turun membasahi jalanan dan mereka berdua pun langsung bergegas pulang.

"Om gerimis, ayo pulang." Bianca membantu Taeil berdiri dan mengambilkannya tongkat.

"jangan di dorong sayanya Bi, ntar jatoh gimana?"

"lagian Om lama banget jalannya ntar kalo basah gimana?"

"mending basah lah daripada jatoh."ucap Taeil nyolot. Dia berjalan dengan hati-hati tanpa memperdulikan bajunya sudah basah kuyup mengingat hujan semakin deras.

Destiny | Moon Taeil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang