49.

265 36 5
                                    

Votenya sayang!

Happy reading! 💚💚💚

"ayo Bi,"

Bianca noleh ke Taeil lalu berjalan lesu mendekati suaminya yang udah rapi dan ganteng dengan tas di pundak lebarnya.

"cuma seminggu aja kok," hibur Taeil sambil nepuk kepala istrinya dua kali.

"kita ke bandara naik apa Mas?"

"naik mobil,"

"owh, berarti aku yang bawa mobil pas pulang ya?"

Taeil geleng kepala, "nggak. Biar temen Saya yang nganterin kamu pulang."

Disinilah mereka, Taeil yang duduk di samping kursi kemudi dengan Bianca yang duduk sendirian di kursi belakang.

"jangan ngebut-ngebut ya Tae," titah Taeil sambil nepuk lelaki yang barusan duduk di kursi kemudi.

"siyap Il,"

Mobil pun berjalan menyusuri jalanan ibukota dengan kecepatan sedang. Bianca cuma jadi penikmat bisu pas denger Taeil bercengkrama sama teman di sebelahnya.

"Bianca udah sarapan?"

Nyaris aja Bianca tertidur namun urung pas temennya Taeil nanyain dia sambil noleh sebentar ke belakang dan kembali lagi fokus ke jalanan.

"udah kak sama Mas Taeil tadi."

Yang beri pertanyaan cuma mangguk- mangguk.

"bang gue belum kenalan sama bini lo,"

Taeil yang lagi mainin ponsel langsung berdehem tanpa mengalihkan pandangannya, "nama dia Bianca Moon. Istri gue dan umurnya baru berapa Bi?"

"mau 25 tahun kok,"

Taeil senyum, "nah kalo ini namanya---"

"aku Kim Taehyung, temen lama suamimu tapi baru keliatan sekarang,"

"emang kemarin-kemarin dimana?"

"kerja di Surabaya. Di cafe suami kamu juga."

Bianca ngangguk paham. Nggak kaget sih dia kalau cafe yang dimiliki suaminya udah dimana-mana dan bercabang-cabang.

Setelahnya diantara mereka bertiga nggak ada yang ngobrol. Taehyung sibuk nyetir, Taeil sibuk main ponsel sedangkan Bianca lagi ngeliatin jalanan dari jendela mobil gitu.

Citt!

"ayo turun sayang," ajakan Taeil bikin Bianca yang lagi melamun kaget. Ia menatap Taeil yang lagi tersenyum manis menatapnya.

Bianca ngangguk lalu keluar dari mobil dengan tangan yang bawa tas layaknya ibu sosialita.

"kalian pada pulang aja deh. Saya masuk sendiri aja,"

Omongan Taeil bikin Bianca manyun. Apa apaan?!

"kok gitu sih?"

Taeil menghembuskan nafas, berusaha sabar dia. Lelaki itu kini mendekat ke arah istrinya.

"Saya nggak mau nangis di bandara Bi. Udah kamu pulang aja sama Taehyung." titah Taeil dengan suara lembut di telinga Bianca lalu ia melirik temannya aka Taehyung yang sedang bersedekap di dekat mobil.

"tapi mas," dengan ragu-ragu Bianca ikutan bisik-bisik di telinganya Taeil.

"aku takut sama temennya Mas. Dia ganteng banget kalau aku suka gimana?"

Pertanyaan Bianca bukannya bikin Taeil marah malah dia senyum manis banget.

"ya emang dia ganteng. Tapi kalau masalah kamu bakal suka sama dia apa nggak--- saya yakin kamu nggak bakal suka sama Taehyung."

"kenapa?" tanya Bianca pura-pura bego. Padahal dia udah tau tuh jawabannya apaan.

"karena kamu udah suka, cinta, dan sayang sama saya. Jadi ya-- nggak ada ruang buat dia."

Setelah ngebucin sebentar Taeil bersalaman dengan Taehyung lalu berpelukan ala anak cowok.

"gue tunggu di mobil ya? Mata gue bisa rusak liat dua makhluk bucin kaya kalian."

Taeil hanya memutar bola mata malas dan melihat Taehyung yang masuk ke mobil begitu saja.

"mas Taeil~" rengek Bianca. Taeil terkekeh lalu mengelus dan menepuk atas kepala Bianca.

"seminggu aja kok."

"mau peluk~"

Taeil merentangkan kedua tangannya lebar-lebar lalu memeluk tubuh mungil Bianca erat-erat.

1 menit, 2 menit bahkan 5 menit sudah berlalu namun Taeil masih memeluk tubuh istrinya.

"mas?"

"sebentar lagi. Saya mau nyimpen aroma kamu biar disana saya nggak begitu kangen,"

Bianca senyum lalu membenamkan kepalanya di dada bidang sang suami. Mau cerita aja Bianca lebih suka skinship sama Taeil kaya pelukan atau pegangan tangan. Ala ala anak pacaran gitu lah. Kalau Taeil mah kebalikannya. Makanya mereka jodoh karena saling melengkapi. Wkwk/ anjir!

"udah mas," Bianca mau mendorong tubuh tinggi Taeil namun lelaki ini dengan sengaja menaikkan kaki kanannya lalu ikut memeluk pinggang Bianca tak kalah erat.

"Saya bakal kangen sama kamu bi," gumam Taeil lalu mulai melepaskan pelukan mereka dengan perasaan tak ikhlas.

"pokoknya kamu harus nelpon saya terus ya?"

"oke bos!" jawab Bianca semangat lalu hormat ke Taeil seolah Taeil adalah pembina upacara.

"jangan lupa chat saya juga!"

"nee,"

"video call juga ya, ajak Dejun juga!"

"iya-iya-iya."

"terus---"

"udah lah woy! Ketinggalan pesawat mampus lu!" teriak Taehyung yang melongok di jendela mobil yang terbuka.

Taeil berdecak," saya pergi dulu ya. Pasti balik lagi kok."

"kalau nggak balik ke rumah ya balik ke rahmatullah," ucapan Taehyung membuat Taeil melotot lalu menggampar kepala Taehyung dengan tasnya.

Kleyeng kleyeng dah tu pala!

"i love you," bisik Taeil ke Bianca lalu mencium kening sang istri.

Bianca senyum datar saat melihat Taeil sudah berjalan masuk ke bandara. Dia menahan air matanya agar tidak menangis di tempat umum begini. Nangisnya di pending nanti ya di toliet!

"i love me," gumam Bianca sambil terkekeh pelan.

"ayo masuk mobil Bi,"

Bianca sedikit merinding mendengar suara bariton Taehyung namun akhirnya ia masuk dan duduk di depan soalnya pas dia duduk di belakang nggak di bolehin sama Taehyung.

"langsung pulang ya kak?!" tanya Bianca yang seakan nadanya seperti sebuah perintah.

"Saya mau ngajak kamu ke pantai mau? Jalan jalan sama saya aja kok bentar. Oke?"

Dengan ragu Bianca menganggukkan kepalanya.

"makasih ya," ucap Taehyung dan tangannya menepuk dua kali kepala Bianca.

'inget suami lu yang udah kerja banting tulang demi keluarga' batin Bianca.









-

Habis ini mau ending. Siapkan kuota, sinyal, hati, dan jiwa ya?

Udah siap untuk bye-bye dengan book random ini?

Ah tentu saya tidak siap. Tapi apalah daya sudah rencana awal yang niat sampai 50 part :)

Salam
Author somplak 😴

Destiny | Moon Taeil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang