48.

217 37 4
                                    

Votenya sayang!





Happy reading! 💚💚💚







"mas beneran mau pergi ya?"

Taeil natep Bianca sambil senyum terus ngangguk.

"mas mau ke cafe doang. Masa nggak boleh?"

Bianca mencebikkan bibirnya, "maksudnya beneran mas mau pergi ke Lombok? Kenapa nggak suruh yang lain aja sih?"

Taeil mendekati Bianca dan ngelus- ngelus pipi tirus Bianca lembut, "kalau mas bisa pergi kesana kenapa harus suruh orang lain? Lagian ya Saya nggak bakal nyerahin pekerjaan mas ke manajer mas atau yang lain."

"Kenapa?" tangan Bianca megang tangan besar Taeil yang masih ngelusin pipi kanannya.

"mas nggak begitu percaya sama orang luar walaupun Saya udah kenal dia lama,"

Bianca ngangguk, "owh. Yang kemarin jagain Dejun pas pulang sekolah kan?"

"huum namanya Taehyung, Kim Taehyung."

...

Bianca kini tengah naik mobil dengan Dejun yang berada di sampingnya. Nggak sia-sia Taeil ngajarin istrinya buat belajar ngendarai mobil selama 5 bulan akhirnya bisa juga. Dari nabrak pohon sampai nabrak trotoar udah dialami Bianca. Nggak parah nggak kok cuma dahinya Bianca yang dijahit doang 18 jahitan.

"Bunda mau ajak Dejun kemana?"

Bianca ngelirik sekilas anaknya, "jalan-jalan. Terserah Dejun mau kemana."

Bianca kira Dejun bakal ngajak dia ke wahana bermain atau sejenisnya tapi malah Dejun ngajak buat ketemu nenek. Katanya kangen.

"oke kita main ke rumah nenek. Nanti pulangnya Mama beliin ice cream. Mau?"

Dejun mengangguk dengan semangat, "mau Bunda. Yang banyak ya hehehe."

Sekitar 15 menit akhirnya mereka sampai dikediaman mamanya Taeil. Dejun langsung lari dan masuk ke mansion mewah tersebut.

"Nenek Dejun dateng nih!" teriak Dejun dan nenek yang lagi nyulam dengan bantuan kacamata pun senyum. Udah lama nggak liat cucu pertamanya. Kenapa pertama? Karena mamanya Taeil tau kalau anaknya bakal nge gas ke Bianca karena Dejun juga udah pantes buat punya adek.

"sayangnya Nenek."

Mama langsung ngehampiri Dejun terus meluk Dejun erat. Pengennya gendong tapi takut encoknya kumat kan Dejun makin berat sekarang.

"nenek lagi apa?"

"nenek lagi nyulam nih. Dejun mau bantuin nenek?"

Dengan lugu Dejun ngangguk. Padahal nggak tau yang namanya nyulam itu gimana.

"Mamaaa Bianca kangen!"

Dejun kaget denger Bianca teriak terus lari dan meluk neneknya erat. Dejun senyum pas inget kalau nenek sama mamanya pelukan kaya kartun yang pernah ia tonton. Teletabis.

"Gimana kabarnya sayang? Udah di serang anak saya belum?"

Bianca senyum kikuk. Nggak anak nggak mama sama aja mikirnya kesitu mulu kan Bianca jadi malu malu frog karena cat atau dog udah biasa.

"eum Mama udah makan siang?" dengan sengaja Bianca mengalihkan pembicaraan.

Mamanya Taeil nampar pipi Bianca pelan, "udah kok. Kalian udah pada makan belum?"

"udah kok Ma,"

Dejun melotot. Apa apaan? "Ma kita kan belum makan siang kok bilanganya udah sih?"

Bianca narik tangan Dejun. Ya emang bener sih mereka belum makan siang tapi kalau yang punya rumah udah makan ya masa tamunya makan sendiri? Apakah patut? Sungkan dong.

"Bianca," Mamanya Taeil ngelus kepala Bianca pelan, "kan Mama udah bilang nggak usah jaim atau malu- malu kalau dirumah mama. Kamu udah jadi istri Taeil lama. Masa masih sungkan sih?

Bianca ngangguk. Ya gimana ya? Bianca itu jarang banget ketemu sama Mamanya Taeil. Bukan malas ataupun takut melainkan Bianca ngerasa canggung aja gitu.

"Mama masak apa?"

Mama meletakkan sulamannya lalu menarik Dejun dan Bianca menuju ruang makan.

"masak semur jengkol, pepes ayam sama capcai. Kamu doyan kan?"

"doyan kok ma,"

Mama mengambil 2 centong nasi ke piring Bianca dan lauknya sekalian.

"Dejun mau makan apa?"

Dejun nunjuk lauk dengan tangan kecilnya," aku mau sama capcai sama pepes ayam Nek."

Mamanya Taeil langsung ngambilin nasi sama lauk ke piring cucunya.

"diabisin ya sayang. Mama mau ke toliet dulu."





...



"Mas kamu kok udah pulang?" Bianca baru aja sampai rumah dan lihat suaminya yang udah pake baju santai nonton tivi dengan satu kaki yang naik. Persis kaya orang indonesia pas makan di warteg.

"iya Mas capek banget hari ini. Jadi pulangnya agak cepet."

Bianca duduk disamping Taeil lalu tangannya memijit pundak lebar Taeil.

"makasih Sayang,"

Taeil senyum nahan geli gitu nggak tau kenapa selain perut area tengkuk dan punggung atasnya kalau kepegang orang bikin dia berjengit geli. Kelemahannya di situ hmm.

"Jujun mana?"

"nginep di rumah Mama mas."

Taeil langsung balik badan menghadap istrinya.

"tumben mau?" heran soalnya Taeil udah sering nyuruh anaknya buat ke rumah neneknya sehari atau dua hari biar Taeil bisa sayang-sayangan sama Bianca tapi nggak mau terus.

"disogok ice cream banyak banget sama Mama jadinya mau."

Taeil senyum kearah Bianca, "olahraga di ranjang yuk Bi!"

"nggak mau aku mau disini aja." tolak Bianca nggak mau nurutin Taeil. Dia ganti channel tivi soalnya acara sinetronnya mau tayang. Udah lama nggak nonton tv dia.

"yaudah olahraga di sofa juga Moon Taeil siap kok."

Taeil langsung dorong bahu Bianca lumayan keras yang bikin si empu telentang gitu aja.

Taeil mendekatkan wajahnya dengan mata yang tak lepas dari bibir Bianca.

Bianca senyum jahil lalu membuka mulutnya, "hah! Hah!"

"kamu baru makan jengkol Bi?"




























-







Kira kira Taeil bakal lanjut nyerang Bianca nggak ya? [isi sendiri]






Salam
Authorsomplak  😴

Destiny | Moon Taeil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang