Arkan, lelaki berkulit sawo matang, berdagu tegas, dan berhidung mancung itu tengah duduk termenung diruangan kantornya. Ia terus membolak-balikan sebuah kotak kecil disamping papan nama bertuliskan 'Presiden Direktur' dimejanya. Ya... Karena kegigihannya bekerja serta bukti pengabdiannya yang besar, sudah sekitar 5 bulan ini ia menggantikan posisi Eko untuk menangani secara penuh perusahaan.
"Dia bakal nerima enggak ya??" Gumam Arkan. Kedua kakinya sibuk beradu dengan lantai sehingga menimbulkan suara berirama diruangan kerjanya yang sunyi.
'Tok..tok..tok'
"Masuk!" Sahut Arkan.
"Lah kok bos masih disini sih?" Tanya salah satu staff yang ingin mengambil sebuah dokumen. "Untung saya ngetok dulu tadi." Lanjutnya.
"Lah emang kenapa?" Tanya Arkan balik. Otaknya belum begitu nyambung dengan hal-hal yang tak berhubungan dengan gadis bernama Airin sekarang.
"Bu..bukannya bos izin ya hari ini?" Tanya staff itu ragu.
Arkan langsung mengerjapkan matanya. Ia baru sadar jika hari ini dirinya ada janji dengan seseorang. Buru-buru ia melirik arlogi dipergelangan tangannya dan langsung mengusap dadanya begitu sadar bahwa ia masih punya sedikit waktu.
"Saya kesini cuma mau ambil barang kok." Jawab Arkan. Buru-buru ia menyembunyikan kotak kecil berwarna merah ke kantong celananya.
"Barang apa bos??" Tanya Staff itu sambil kedua matanya menjelajahi semua sudut meja Arkan.
"Kepo amat dah." Jawab Arkan sedikit sewot. Sebelum semuanya terbongkar, ia buru-buru beranjak dan langsung meninggalkan ruangan dengan sedikit tergesah-gesah.
*****
"Gw kan dah bilang titip seblak!!" Gerutu Risa lewat telepon.
Airin mengedus. "Elo kan bisa nyuruh Rido buat berburu seblak. Emang gw babysitter elo??" Jawabnya sedikit kesal. Bumil banyak maunya!!!
Setelah Risa menikah sekitar 5 bulan dengan Rido, akhirnya rumah tangga mereka akan dikarunia seorang anak. Hal tersebut sebenarnya jadi kabar yang sangat menggembirakan bagi Airin, tetapi perubahan sifat Risa yang tiba-tiba karena hormon sering membuatnya sedikit kesal.
"Elo kan tau setelah gw hamil sekarang tinggal Rido doang yang cari duit, jadi dia sibuk ngajar les anak-anak Rin. Elo enggak kasihan apa sama bumil merana kayak gue??" Jawab Risa sambil mendramatisir.
"Ia deh abis ini kelar gw bakal bawain sekarung buat elo dah!!" Jawab Airin sembari menutup panggilannya.
Airin memasukan hpnya kedalam tas agar panggilan Risa tidak bisa mengganggunya. Ia menopang dagunya dengan tangan sambil mengerucutkan bibirnya. Ia memandang iri para pengunjung kafe yang bercanda gurau dengan lawan bicaranya dengan riang gembira.
"Kak Arkan lama banget sih!" Gerutu Airin. Sudah sekitar 1 jam ia menunggu kedatangan lelaki yang namanya sudah mulai terukir dihatinya.
Beberapa saat kemudian genggaman tangan mendarat dipundak Airin. Sang pemilik pundak buru-buru memasang wajah kesal, sementara sang pemilik tangan buru-buru memasang senyuman semanis mungkin.
"Maaf ya Rin, nunggunya kelamaan." Sambut Arkan. Ia langsung melambaikan tangan ke salah satu pegawai untuk memesan makanan begitu sudah mendudukan tubuhnya dikursi.
"Au ah gelap." Jawab Airin sambil membuang wajahnya.
"Jangan gitu dong cantik!" Jawab Arkan sambil mencolek eskrim pesanan Airin, lalu mengoleskannya kepipi lembut gadis didepannya.
"Ihh kak Arkan, jadi kotor kan!" Gerutu Airin.
"Tetep cantik kok." Celetuk Arkan. Ia menopang dagunya dengan kedua telapak tangan, kemudian menatap lekat wajah cantik Airin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Regret
ActionSequel The Memory Of Angle Rasa kehilangan itu masih membekas, terbingkai kokoh dilubuk hati Airin yang terdalam. Kenangan.... Hal yang tidak akan bisa terpisah dari raganya hingga kapanpun. Gadis cantik itu terus mencoba, mencoba sedikit meredam ra...