Karena anggota BB adalah kumpulan anak-anak jalanan yang tak memiliki ikatan hidup dengan keluarga aslinya lagi, akhirnya Dharma dan yang lain sepakat menguburkan para korban bom secara masal. Karena wilayah markas BB terbilang sangat sepi alias sangat minim penduduk, alhasil kuburan masal dadak bisa dengan mudah diadakan dilahan kosong sekitar 1 km dari markas.
Saking jarangnya penduduk yang tinggal didaerah markas BB, peristiwa bom dan penguburan masal bahkan sampai tak mendapat perhatian dari penduduk lokal. Ya... Kebanyakan penduduk lokal adalah orang tidak mampu yang hanya memikirkan nasibnya sendiri diatas nasib orang disekitarnya. Tetapi justru hal itulah yang membuat Dharma memutuskan untuk membangun markas dilingkungan yang tidak mencolok.
Rayn menatap sendu kuburan Nanta. Ia tak menyangka, jika dirinya tak akan bisa bertemu dengan bocah yang pernah menjalankan misi hidup dan mati bersamanya dulu. Lelaki itu bahkan merasa kecewa karena tak bisa bertemu Nanta disaat terakhirnya.
"Sorry gw nggak bisa hubungi elo karena gw lupa kalo hp lo gw yang bawa." Sesal Rendy.
"Harusnya gw yang minta maaf karena nggak ada disini waktu kejadian." Jawab Rayn. Ia merasa bersalah karena bersenang-senang dengan Airin tanpa tau bahwa seluruh rekannya sedang menghadapi musibah.
Bom bunuh diri yang dilakukan salah satu anggota BB itu menjadi salah satu kejadian paling kelam yang pernah terjadi. Entah apa yang digunakan Anton untuk mengancam Rizal, salah satu anggota BB yang umurnya masih cukup muda itu untuk bersedia menjadi pembawa bom. Pria itu menggunakan Rizal untuk membawa bom beradius sedang agar masuk kedalam lobi, sehingga angka korban yang jatuh sangat tinggi. Karena umur Rizal yang terbilang muda dan belum memiliki banyak pengalaman, alhasil tidak ada sama sekali perasaan curiga dari semua anggota BB saat dirinya membawa sebuah bom dibalik bajunya.
"Elo mau kemana Rayn??? Cekal Rendy. Walau tak berkata apapun, ia tahu bahwa sekarang Rayn akan menemui Anton dan membunuhnya.
"Bukan urusan lo!" Jawab Rayn ketus. Ia melepas cekalan tangan Rendy kasar kemudian mulai melangkah menuju markas.
"Gw udah bilangkan kalo kepala elo harus dingin sekarang!" Seru Rendy. Ia menarik paksa pundak Rayn.
"Gw bilang ini bukan urusan lo!!!" Timpal Rayn.
Rendy berdecak. Merasa bahwa cekalannya gagal lagi, ia memutuskan untuk mendorong tubuh Rayn agar langkahnya terhenti.
"Gw udah bilangkan kalo Anton masih dibutuhin buat gali informasi." Ujar Rendy. Ia menahan pergerakan Rayn dengan sekuat tenaga.
"Tinggal gw kasih pertanyaan abis itu gw bunuh." Jawab Rayn santai. Ia masih saja bisa melangkahkan kakinya walau dorongan kuat sudah Rendy keluarkan.
"Bullshit Rayn!!" Pekik Rendy. Ia menggertakan rahangnya karena mulai kuwalahan dengan tenaga yang Rayn keluarkan.
"Bantu gw Ga!!!" Seru Rendy. Ia tak kuasa menahan kekuatan amarah Rayn sekarang.
Dengan cepat Reiga yang sedari tadi berdiri saja langsung mengunci tubuh Rayn. Ia mencengkram kedua bahu Rayn, sementara Rendy masih sibuk mendorong tubuh Rayn kebelakang.
"Kalo masih kayak gini terus, jangan salahin gw kalo kalian juga ikut mati!!" Ancam Rayn. Kombinasi cengkraman Reiga dan dorongan Rendy mulai membuatnya kesulitan.
"GW BILANG MINGGIR!!!" Bentak Rayn. Ia menarik krah baju Reiga dan membantingnya kedepan, lalu menghantamkan perut Rendy dengan lututnya, kemudian melemparkan tubuh Rendy yang masih mengerang kesakitan itu kearah samping.
Brak!!!!
Rayn menendang pintu masuk markas BB yang sudah rapuh karena ledakan. Dengan nafas memburu ia mulai mencari keberadaan Anton sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Regret
ActionSequel The Memory Of Angle Rasa kehilangan itu masih membekas, terbingkai kokoh dilubuk hati Airin yang terdalam. Kenangan.... Hal yang tidak akan bisa terpisah dari raganya hingga kapanpun. Gadis cantik itu terus mencoba, mencoba sedikit meredam ra...