Beban Masa Lalu

29 4 1
                                    

Tes.... Tes...

Darah segar terus bercucuran dilengan Salsa. Sambil mencoba menekan luka tebasan agar cucuran darah berkurang, ia terus menatap tajam kearah Tania.

Ya. Psikopat bernama Tania itu sudah berhasil membuat Salsa kerepotan. Walau diawal ia bisa membuang pistol Tania, toh keberhasilan tersebut bukan sepenuhnya karena usahanya, melainkan ada sedikit kesengajaan dari Tania sendiri.

"Kulit putih lo bikin warna darah jadi lebih seger." Ujar Tania tak bisa berpaling dari lengah berdarah Salsa.

Salsa berdecak, "Kayaknya tu otak perlu dilaundry deh!!" Ujarnya sewot.

"Kenapa elo kesel??" Tanya Tania.

"Gue cuma lagi bantu lo selamet dari dunia yang keji ini." Tania mulai mengusap darah segar Salsa yang ada dipisaunya.

Pfftt!!

"Dunia yang keji?? Yang ada lo yang keji psikopat!!" Timpal Salsa.

"Apa gw cantik??" Tanya Tania.

Salsa menaikan alisnya, "Maksud lo??"

"Apa gw masih keliatan cantik sekarang??" Tanya Tania setelah mengoleskan darah milik Salsa kewajahnya.

"Lo udah gila ya!!" Seru Salsa tak habis pikir.

"Kalo gw udah jelek, gw bisa hidup tenang." Tania mulai berjalan mendekati Salsa.

"Gw bakal bikin hidup lo tenang juga." Tania mulai mempercepat langkahnya.

Sring!!!! Sring!!!

Begitu dekat dengan Salsa, Tania mulai menebas secara membabi buta. Perempuan itu sama sekali tidak memberikan celah bagi Salsa untuk sekedar bernafas.

"Pertama, rusak kulit mulusnya." Tania mulai menyerang tubuh Salsa dengan sayatan.

Ugh.

Salsa meringis. Ditengah rasa sakit yang ia rasakan, ada sebuah perasaan janggal yang ia rasakan. Ia mulai merasa bahwa Tania tidak menyerangnya dengan niat membunuh, melainkan membuat luka-luka yang penyembuhannya memerlukan jangka waktu.

"BRENGS*K!!!" Seru Salsa. Karena tak ada serangan Tania yang mematikan, dirinya bisa mulai melancarkan serangan balik.

Duak!!!!

Salsa menendang perut Tania kuat. Mengetahui bahwa serangan Tania tidak ada yang memberi luka mematikan, akhirnya ia mencoba mengorbankan sedikit sayatan dikulit untuk mendapatkan momentum serangan.

"Gw heran. Elo masih cantik pake riasan sayatan gw." Ujar Tania sembari tersenyum manis.

"Lo bener-bener gila ya." Ujar Salsa.

Tania Dendwineta. Seorang gadis pemalu yang kecantikannya sudah tak diragukan bahkan sejak usia belia. Pada awalnya Tania sangat bahagia dengan kecantikan yang dianugrahkan kepadanya, sampai... Sampai mimpi buruk itu terjadi.

Masa pubertas membuat kecantikan Tania semakin menggelora. Masa pubertas tersebut membuat para laki-laki yang awalnya hanya memujanya dalam diam, kini mulai dibarengi dengan usaha.

Malam itu, Tania pulang menuju rumahnya setelah melakukan kerja kelompok bersama temannya. Malam itu ia memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki dikarenakan ibunya tidak bisa menjemput karena motor yang rusak. Kenapa Tania tidak meminta temannya mengantar?? Sebagai seorang gadis yang pemalu, ia bahkan merasa kesulitan hanya untuk sekedar menanyakan sesuatu kepada seseorang, apalagi meminta sesuatu.

Merinding. Saat melewati sebuah rumah tua yang besar Tania mulai mempercepat langkahnya. Rasa takut yang ia rasakan sekarang tidak ada kaitannya dengan hantu atau semacamnya. Bahkan mungkin hantu bisa menjadi temannya karena terlalu sering menyendiri. Satu-satunya alasan ia ketakutan sekarang adalah adanya hawa kehadiran seseorang.

My RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang