2 Cabang[+]

68 9 2
                                    

Paris Fashion Week menjadi daya tarik bagi berbagai kalangan. Tidak hanya desainer saja, banyak pengusaha yang ikut berpartisipasi dalam acara ini untuk melihat peluang bisnis dari segi investor, tak terkecuali Gerald.

Dengan jaket berkrah bulu dan kacamata hitam, Gerald si anak dari pengusaha itu masuk kedalam Grand Palais. Ia melangkahkan kakinya masuk dan langsung disambut banyak bisikan kagum oleh para tamu. Sifat aslinya yang dingin membuatnya cuek dengan semua bisikan itu. Ia terus melangkahkan kaki maju hingga.... Hingga ia melihat sosok lelaki yang ia cari.

Gerald menaikan sudut bibirnya ketika melihat punggung Rayn. Matanya menajam melihat Rayn yang mulai bergerak. Dengan hati-hati ia membuntuti Rayn dari belakang.

"Habis lo sekarang." Batin Gerald setelah tahu bahwa Rayn pergi ke lantai atas, ke tempat yang jauh dari keramaian.

Ehm...

"Wait a second boy." Tegur Mike dari balik tembok yang akan Gerald lewati.

"Elo siapa?" Tanya Gerald kesal. Baru saja ia bisa menemukan Rayn, sekarang sudah ada pengganggu datang.

Mike tersenyum simpul. "Harusnya gw yang tanya gitu. Elo siapa sampe buntuti orang kaya gitu??" Mike menyilangkan tangannya dan menyenderkan tubuhnya ditembok. "Mencurigakan!" Tambahnya sambil menyipitkan matanya yang sudah sipit.

Gerald berusaha mengatur nafasnya yang mulai memburu. Ia tampak berfikir sejenak. Ia tak mau jika dicurigai dan membuat masalah baru.

"Elo tamu disini kan?" Tanya Mike sambil menjelajahi gaya busana Gerald.

"Gw tamu." Jawab Gerald singkat. Ia tak mau salah ucap.

"Satu-satunya tujuan tamu dateng kesini adalah event fashion week, dan event itu ada dilantai 1." Terang Mike sembari menegakan tubuhnya. "Terus kenapa elo yang tamu malah naik kelantai 2?"

"Elo siapa??" Tanya Gerald lagi. Ia mulai kehilangan kesabaran.

"Elo enggak perlu tau siapa gw, yang jelas elo bakal dapet masalah kalo terus naik keatas." Ancam Mike. Wajah ramahnya menajam.

Gerald berdecih. Ia tahu betul jika lelaki didepannya itu adalah pasukan bayaran. Tapi menurut informasi yang ia dapat, Rayn tak bekerjasama dengan orang yang sekarang berada didepannya.

Gerald tersenyum sinis. Karena tak mau dicurigai lebih dalam, akhirnya ia mengalah. Ia membalikan badan dan berjalan menuju keramaian event.

Mike menyeringai melihat Gerald yang mundur. Sejujurnya ia lumayan terkejut karena tak membutuhkan kekerasan untuk menyingkirkan hama yang mungkin mengganggu.

"Honey Devil masuk. Status bersih." Lapor Mike memalui HT.

******

Rayn menelan salivanya. Ia membaca 2 nama yang tertulis diatas kertas pemberian Hugo. "Dilan Sentana si pengusaha senjata ilegal dan Steve Renaga si kartel narkoba." Bacanya.

Drtt..... Drttt....

"Woi Rayn!!! Enggak terjadi apa-apa kan???" Tanya Albert melalui HT. Ia yang mengintai dari jauh melihat bahwa Rayn diikuti.

"Gw enggak apa-apa Al." Jawab Rayn. Pandangannya masih tertuju ke 2 nama yang tertera dikertas. "Ada info yang bakal bikin elo kaget."

"Info apa woi?? Tessa dah punya gebetan kah?? Elo jangan stres untuk kedua kalinya lo. Pokok...."

Rayn menutup salurannya. Jika Albert sudah ngelantur kemana-mana, pilihannya hanya 2 yaitu menutup sambungan telepon darinya atau menutup usianya.

"Putih!!!!" Panggil Tessa begitu ia melihat Rayn menuruni tangga.

My RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang