Penasaran

65 9 2
                                    

Pagi ini agenda Airin dan Arkan membludak. Karena kesehatan Airin sudah mulai pulih, gadis itu bermaksud untuk menebus semua waktunya yang terbuang kemarin. Ia tak akan menyia-nyiakan waktu yang tinggal 2 hari ini di Paris.

Airin terpukau melihat pemandangan diatas jembatan gembok Pont Des Arts . Gadis itu juga tampak terheran-heran dengan banyaknya gembok yang sudah menempel dipinggir jembatan.

"Kayaknya lebih keren kalo sore ya kak?" Keluh Airin.

Arkan tersenyum. "Enggak apa-apa." Ujarnya sembari mengeluarkan gembok dan kunci dari saku celananya." Kan tujuan kita ini." Tambahnya sambil menyodorkan gembok ditangannya.

Arkan mengeluarkan spidol dan sebuah kertas lipat yang sudah ia gunting dengan bentuk hati. Kemudian ia menuliskan 'A💘A For Ever' lalu menempelkannya digembok tadi. Walaupun akan dicap alay atau apalah itu ia tak peduli, toh semua yang ia lakukan ini adalah bentuk cintanya dengan Airin.

"Kamu yang buang!" Pinta Arkan begitu sudah mengunci gembok.

Airin tersenyum simpul. Sorot mata ketulusan benar-benar terlihat dikedua mata Arkan. Gadis itu dengan cepat meraih kunci tersebut lalu memejamkan mata sebentar. Setelah mendapat banyak keberanian, ia menarik nafas dalam lalu melempar kunci itu sejauh mungkin. Berharap tak ada gangguan yang bisa meraihnya.

Karena terlalu antusias, pasangan yang sedang dimabuk cinta itu sampai lupa waktu. Mereka merasa bahwa agenda hari ini baru berjalan 10 menit, ternyata waktu sudah menunjukan pukul 8 malam. Sampailah pada destinasi terakhir dan terindah, yaitu menikmati malam disamping menara Eiffel, ikon paling terkenal di kota Paris.

Airin memejamkan matanya. Ia merasakan hembusan angin malam yang lumayan dingin sembari menyenderkan kepalanya dipundak Arkan. Dengan jaket tebal dan topi, gadis itu sanggup menahan dinginnya kota Paris malam ini. Mungkin karena ada sumber kehangatan lain yang membantunya sekarang.

"Kamu seneng kan Rin?" Tanya Arkan. Tangannya masih mengusap puncak kepala Airin.

"Banget!" Jawab Airin mantap. Malam ini ia merasakan kedamaian yang tiada tara.

"Kamu laper enggak?" Tanya Arkan. Saking antusiasnya ia sampai lupa jika malam telah tiba.

"Laper beb." Jawab Airin.

Arkan mengerutkan dahinya. "Beb?"

Airin menatap wajah Arkan polos. "Iya Beb. Katanya mau dipanggil pake panggilan lain.

Arkan berdehem. Ia tidak kuat melihat wajah polos Airin yang sangat dekat. Dan lagi, panggilan yang Airin gunakan kepadanya terkesan menggelikan. "Tapi kok agak aneh ya." Jawabnya.

Airin tersenyum getir. "Aneh ya?? Terus apa dong?"

"Yaudah deh kakak aja." Kata Arkan. Ia mengusap pipi Airin yang memerah karena dingin. "Yang penting bukan kata-nya, tapi artinya." Tambahnya.

Karena hari semakin malam dan dingin, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke restoran sebentar untuk mengisi perut, kemudian beristirahat di hotel. Mereka mengumpulkan stamina baru untuk berburu oleh-oleh besok, sekalian perjalanan pulang ke Indonesia.

*****

"Yeeaahhhh!!!!!" Para asisten Tessa bersorak gembira.

Karena kesuksesan event kemarin malam, Tessa berbaik hati untuk merayakan kesuksesan tersebut. Ia memesan 1 lantai sebuah restoran untuk merayakannya.

"Hari ini kita mau jalan-jalan kemana bos??" Tanya Dona alias Doni antusias.

"Iya bos kita kemana hari ini??" Timpal yang lain.

My RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang