Disampingmu

43 4 1
                                    

Buakk!!!!!

Rendy melayangkan pukulan kuatnya tepat dipipi Anton. Saking kuatnya pukulan yang ia layangkan, tubuh tambun Antonpun bisa terpental jauh.

Rendy Alverno, lelaki itu memilih tidur dirumah sakit semalam. Ia tidak mau membiarkan uang Airin terbuang percuma, maka dari itu ia memilih menggantikan Rayn untuk bermalam dirumah sakit semalam. Selain karena uang, itung-itung ia bisa mendapat sarapan gratis tadi pagi, sekalipun makanan tersebut tidak bersahabat dengan lidahnya.

"Bangs*t !!!" Umpat Anton. Ia mengerang kesakitan karena tinju Rendy tadi.

"Harusnya gw yang ngomong gitu." Ujar Rendy. Ia berjalan mendekati Anton dengan tatapan membunuh.

"Ada apa??"

"Apa yang terjadi?? Jawab!!" Panggil Gerald melalui HT.

Begitu sampai, Rendy langsung menyambar HT yang tergeletak disamping Anton. Ia meremas HT tersebut sambil terus mendengar pertanyaan yang terus dilontarkan Gerald melalui sambungan. Sementara Anton, pria itu sudah pasrah dengan keadaannya sekarang.

"Lo cari siapa hah???" Tanya Rendy.

"Rayn nggak ada disini bangs*t!!!" Umpat Rendy sejadinya. Emosinya sudah tak bisa dibendung.

"Lo siap...."

"Gw tebak, elo yang buntuti Rayn di Paris kan?? Elo juga yang ngroyok dia di gang sebelah pemakaman kan?? Dan elo juga orang yang ngasih perintah buat nembak peluru bius ke Rayn dulu kan??" Tanya Rendy menggebu-gebu. Ia meremas HT digenggamannya hingga retak dan hampir hancur.

"Gw cuma mau bilang ke elo, kalo elo cari masalah ke orang yang salah." Ujar Rendy sembari menutup saluran HTnya.

Setelah mengakhiri panggilan, pandangan Rendy kembali beralih kearah Anton yang masih tersungkur. Dengan kasar ia menarik krah belakang baju Anton dan menyeretnya masuk kedalam markas yang masih mengeluarkan sedikit asap.

"Shit!" Umpat Rendy.

Keadaan lobi markas BB sekarang berubah menjadi posko medis dadakan. Semua anggota BB yang terluka dibaringkan disembarang tempat demi mendapatkan pertolongan pertama, sementara anggota lain yang mengalami luka ringan memilih membantu rekan-rekannya yang terluka parah.

Bom beradius sedang yang meledak secara tiba-tiba tadi menewaskan hampir seluruh anggota Broken Butterfly. Karena para anggota memang sedang berkumpul di lobi, alhasil impact yang diberikan dari ledakan bom tadi benar-benar besar.

Tercatat dari jumlah total anggota BB yang mencapai 60 orang tersebut, 40 diantaranya sudah dipastikan meninggal dunia. Semua anggota yang meninggal tersebut bisa dipastikan berada dijarak terdekat dari radius bom. Sementara 20 sisanya termasuk Albert dan yang lain, masih sibuk menyembuhkan satu sama lain agar tak ada korban yang jatuh kembali.

Rendy menyeret Anton menuju ruangan Dharma. Ia tak menghiraukan banyak wajah keheranan karena sikapnya ini. Begitu sampai dipintu Dharma yang sudah hangus, ia mengangkat tubuh Anton, kemudian menendangnya hingga tersungkur kembali.

Rendy mengalihkan pandangannya kearah anggota BB yang tadi melihat kearahnya dengan wajah terkejut, "Siapa yang masih punya banyak emosi, bisa gabung bareng gw sekarang." Ujarnya serius.

Bruak!!!!

Albert menendang Anton hingga menabrak meja Dharma. Setelah mendengar penjelasan Rendy tadi, emosinya yang sebelumnya terganti dengan kepanikan langsung mencuat kembali.

"Sebelumnya gw udah pernah bilang ke elo kan, kalo elo udah nggak suka sama BB ngapain kemarin balik lagi hah??" Tanya Albert. Ia sudah tak tau harus berbuat apa dengan pengkhianat didepannya.

My RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang