Bagaikan kucing yang mencari ikan asin, bawahan Devon dengan santainya langsung berjalan menuju lantai 3, tempat Genza mengatakan posisinya. Entah karena sudah menang dalam posisi jumlah, bawahan Devon tersebut seperti menganggap kehadiran Genza sebagai hal yang sepele.
Karena suara tembakan terus bermunculan, banyak sekali pengunjung hotel yang berhamburan keluar. Alhasil, hampir seluruh lorong dihotel dalam keadaan sepi dan kosong. Hal tersebut membuat Genza semakin mengunggulkan indra pendengarannya.
Tap... Tap..
Mata Genza menajam kala suara langkah kaki mulai bergema dilorong lantai 3. Ia yang bersembunyi disebuah tembok dan semakin waspada.
Tap... Tap...
Genza sengaja membuat suara langkah kaki agar semua bawahan Devon mendekat. Setelah suara langkah kaki bawahan Devon semakin jelas, buru-buru ia keluar dari tembok persembunyiannya, dan langsung menembaki bawahan Devon yang berada tepat didepannya.
Dor!!!!
Setelah berhasil menembak jantung salah satu bawahan Devon, Genza buru-buru meraih krah baju bawahan Devon yang sudah tak bernyawa itu. Ia menggunakan bawahan tersebut sebagai perisai karena bawahan lain sudah siap menembaki dirinya.
Begitu ada kesempatan menyerang, Genza menyelipkan pistolnya diketiak bawahan Devon yang menjadi perisainya tadi, kemudian langsung menembakan beberapa timah panasnya.
Dorr!! Dor!!!
"Dua hama selesai.." Gumam Genza.
Setelah meringkus dua bawahan Devon, Genza bergegas menuju lantai atas. Seperti dugaannya, satu bawahan yang tersisa sudah menunggu dirinya di tangga darurat.
Dor!! Dor!!!
Beberapa timah panas ditembakan oleh bawahan Devon begitu siluet Genza terlihat. Jika saja Genza telat menghindar, mungkin ada salah satu timah panas tadi yang sekarang bersarang ditubuhnya.
"Keluar lo!!!" Bentak bawahan Devon.
"Amatir....." Gumam Genza.
"Kalo elo nggak keluar gw bakal..."
Dor!!!!!
"Pelajaran utama. Kalo elo lagi diposisi 1 lawan 1, jangan pernah mancing musuh kalo elo sendiri belum siap sama serangan kejutan." Ujar Genza. Ia menggeleng heran kearah bawahan Devon yang sudah jatuh dan menggelinding kebawah tangga karena sudah tak bernyawa.
Begitu berhasil menghabisi bawahan terakhir Devon, ia langsung bergegas keatas karena merasa tak ada hama lain selain pemimpin cabang Killer 8 yang tersisa. Dengan nafas yang memburu Genza menatap nanar anggota Blaze On yang sekarang mengambang dikolam renang rofttop.
"Elo mau coba berenang dikolam strawberry??" Tanya Devon. Lelaki itu sedang duduk santai dikursi panjang sambil memakan salah satu snack milik perusahaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Regret
ActionSequel The Memory Of Angle Rasa kehilangan itu masih membekas, terbingkai kokoh dilubuk hati Airin yang terdalam. Kenangan.... Hal yang tidak akan bisa terpisah dari raganya hingga kapanpun. Gadis cantik itu terus mencoba, mencoba sedikit meredam ra...