Reiga Altaheri

45 5 0
                                    

Hugo keluar dari sebuah motel. Ia memutuskan untuk menginap karena 1 alasan, yaitu letak motel yang sangat berdekatan dengan hotel tempat Devon menginap. Karena tak ingin terlihat terlalu mencolok, akhirnya Hugo memilih untuk sedikit menjaga jarak dengan targetnya.

Karena sudah menemukan posisi Devon, rencana pagi ini, Hugo ingin mencari buronan yang sampai sekarang belum ditemukan. Ia semakin semangat untuk mencari mereka karena ia merasa bahwa buronan itu bukan orang biasa, terlihat dari kepiawaian mereka dalam hal bersembunyi.

Pulau pribadi milik Rigent ini sangatlah luas. Jika mau digambarkan, mungkin pulau ini hampir setengah luasnya dari pulau Bali. Ya... Karena kekayaannya, Rigent dengan mudah mengubah pulau tak berpenghuni ini menjadi surga dunia.

Pulau Rigent ini memiliki banyak bagian. Dari mulai ibu kota tempat Casino miliknya berdiri, hingga sudut-sudut pulau yang banyak terdapat restoran dan tempat pariwisata, serta Mall dan beberapa supermarket. Selain semua hiburan dunia tadi, banyak bagian pulau yang masih ditumbuhi banyak tumbuhan liar. Maklum saja, hak milik utuh yang dimiliki Rigent dipulau ini hanyalah Casino dan seluruh tanah dipulau. Sementara semua hal yang ada diatasnya bukan miliknya, melainkan milik para pengusaha kecil yang melebarkan sayapnya memalui persewaan tanah miliknya. Maka dari itu sebuah bangunan akan dibangun atas keinginan para penyewa tanah milik Rigent, jadi tidak heran jika masih ada beberapa tempat yang belum dijamah manusia dan masih berbentuk hutan belantara.

Karena sampai detik ini para buronan yang diburu belum juga ditemukan, Hugo berfikir mungkin saja para buronan itu bersembunyi dengan cara berpindah. Selain luas pulau yang besar, banyaknya bangunan dan hutan bisa menjadi titik-titik yang bagus untuk menjadi tempat persembunyian.

Pencarian pagi ini dilakukan oleh para pihak keamanan pulau diarea kota. Mereka menyebar dan menyusuri seluruh sisi kota tanpa terkecuali. Karena Hugo berfikir tentang sistem berpindah, ia akhirnya memutuskan untuk mencari para buronan diarea hutan belantara. Walau kemungkinannya kecil, ia tetap berharap bisa menemukan calon sekutunya itu.

*****

"Gw tanya sekali lagi, kenapa gw diiket bangs*t!!!" Rengek Mike. Posisinya sekarang berada di ruangan pribadi Dharma dengan Albert, Salsa, Nanta dan Reiga yang berdiri mengelilinginya.

"Gw yang harusnya tanya ke elo, apa tujuan lo kesini?" Tanya Albert balik.

Mike berdecih. "Gw kan dah bilang diawal kalo gw ini pembawa informasi!! Gw sekutu kalian!" Jelasnya penuh penekanan.

"Sekutu dari Hongkong!! Kita nggak pernah punya sekutu kayak elo!" Timpal Salsa.

"Gw sekutu..." Mike mengalihkan pandangannya kearah Reiga, ".... Sekutu Raiga."

Semua orang diruangan Dharma mengerutkan dahi. Mereka buru-buru mengalihkan pandangan kearah Reiga, menunggu sebuah klarifikasi yang akan menjawab semuanya.

Reiga menaikan alisnya. "Gw nggak pernah punya temen dengan suara kayak elo tuh."

"Berarti fix penyusup nih!!!" Seru Salsa. Perempuan itu mulai melangkah menghampiri Mike sambil mengusap sebuah pemukul baseball yang ada ditangannya. Seringaian dan tatapannya berhasil membuat bulu kuduk Mike berdiri.

"Tunggu!!! Gw bisa jelasin!!" Seru Mike.

"Lo kenal Hugo kan??" Tanya Mike. Ia benar-benar berharap jika Reiga mengingat nama Hugo sekarang.

"Hugo?"

Mike mengangguk, "Ya!!! Hugo Febian."

Reiga tersentak. Mendengar nama Hugo Febian membuat ingatannya kembali terbang. Pikirannya seketika kembali kemasa lalu, tepatnya saat dirinya masih menjadi pasukan bayaran untuk menghidupi Rendy dan Rayn kecil.

My RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang