Brak!!!
Eko memukul meja makan begitu keras. Lelaki paruh baya itu mulai jengkel dengan sikap bungkam yang anaknya perlihatkan sekarang.
"Papa tanya sekali lagi, apa yang terjadi sama hubungan kalian?? Kenapa Arkan sampai nggak masuk kantor dan nggak ada kabar sekarang??" Tanya Eko penuh selidik.
Airin mendengus, "Ini bukan urusan papa."
Eko berdecak, ia berjalan mendekati Airin yang duduk disalah satu kursi makan. " Kamu tau kan Rin, semua papa lakukan buat kebahagiaan kamu."
Airin mengerutkan dahinya, "Demi kebahagiaan Airin?? Demi kebahagiaan Airin atau kebahagiaan perusahaan papah??"
"Papah nggak ngerti maksud kamu Rin." Ujar Eko sembari menggelengkan kepala.
Airin beranjak dari duduknya. "Apa papah inget tujuan papah jodohin Airin sama Kak Arkan?
Eko menganggu, "Inget dong, buat bikin hidup kamu bahagia."
"Salah!!" Seru Airin yakin.
"Tujuan papah jodohin Airin sama Kak Arkan cuma biar orang bernama Burhan nggak bisa ambil status presdir diperusahaan." Ujar Airin menggebu-gebu.
"Dan sekarang, orang yang berniat ambil status itu udah nggak ada pah." Airin mulai mengatur nafasnya.
"Sekarang Airin tanya, apa masih ada orang jahat lain yang berniat ambil status itu??" Tanya Airin.
"I.. itu.." Eko mulai tak bisa menjawab pertanyaan menohok Airin.
"Kalo emang udah nggak ada, berarti tujuan perjodohan ini udah hilang dari 3 tahun lalu pah." Terang Airin.
Eko menghembuskan nafasnya dalam. Walau merasa keberatan, tetapi apa yang baru saja dikatakan anak semata wayangnya tersebut ada benarnya.
"Rin, sekarang ini papah nggak lagi bicarain tentang status lagi, tapi umur. Kamu mau papah ngisi jabatan itu lagi diusia yang udah nggak prima lagi, kamu mau papah jad...."
"Stop pah!!!" Potong Airin. Ia mulai memijat pelipisnya yang nyeri. Pikiran kalutnya yang muncul karena gagal bertemu Rayn, harus ditimpa kembali dengan masalah baru lagi.
"Apa Kak Arkan dibayar buat jadi presdir??" Tanya Airin.
Eko mengangguk mantap, "Jelas!! Bahkan papah selalu ngasih tambahan setiap bulannya."
"Kalo emang Kak Arkan udah dapet gaji, kenapa masih libatin Airin??" Tanya Airin.
"Masalah Kak Arkan bertahan atau mundur dari jabatan presdir itu berhubungan sama gaji pah, nggak ada hubungannya sama perjodohan lagi."
"Tapi Rin..."
"Airin bakal benci sama papah kalo papah jadiin anak papah sendiri jadi metode pembayaran!!" Potong Airin. Dengan langkah kasar ia mulai berjalan menaiki tangga.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
My Regret
ActionSequel The Memory Of Angle Rasa kehilangan itu masih membekas, terbingkai kokoh dilubuk hati Airin yang terdalam. Kenangan.... Hal yang tidak akan bisa terpisah dari raganya hingga kapanpun. Gadis cantik itu terus mencoba, mencoba sedikit meredam ra...