Bertemu Kenyataan

48 7 5
                                    

"Selamat datang!!!" Sapa para pegawai Tessa. Mereka tak mengira jika pagi buta sudah kedatangan seorang pangeran.

"Pa...pagi." jawab Rayn kikuk. Ia tak menyangka jika dipintu masuk banyak sekali pegawai Tessa.

"Ini modelnya?"

"Perasaan pernah liat dimana ya?"

"Dia kan pangawal bos kemarin."

Rayn menarik nafasnya dalam. Menjadi pusat perhatian membuat deru jantungnya berdegup kencang. Ia lebih memilih dalam keadaan hidup dan mati daripada menjadi pusat perhatian seperti ini.

Sambil mengecek hpnya, Rayn mengedarkan pandangan. Ia merasa sedikit kesal karena Tessa tak kunjung menghampirinya sekarang. Apalagi sudah sekitar 10 menit berlalu, para pegawai kantor masih saja melihat kearahnya dengan pandangan memuja.

"Mukanya mahal banget ya."

"Itu nyamuk kepleset kalo nempel dimuka."

Brak!!!

"Eh kalean kalo punya mata dijaga dech!!" Tegur Dona alias Doni.

"Inget ya, itu punya bos oke. PU-NYA-BOS!" Jelas Dona alias Doni penuh penekanan.

Rayn memejamkan matanya paksa sambil menundukan kepalanya. "Ngapain tu Mimi Peri pake dateng coba."

"Beb, kamu enggak ngerasa keganggu sama tatapan nakal itu khan??" Tanya Dona alias Doni sembari melirik tajam kearah pegawai disekitarnya.

"Elo yang ganggu manusia amfibi!" Batin Rayn. Ia tak berani menatap wajah Dona alias Doni yang full make up.

"My prince, udah ditunggu princessnya tuh dilantai atas." Ujar Dona alias Doni sembari mendekatkan wajahnya kepada Rayn, lalu menopang dagu berlemaknya dengan kedua telapak tangan.

"Ya... Yaudah gw kesana." Jawab Rayn singkat. Ia langsung berlari dengan kecepatan tinggi meninggalkan Dona alias Doni.

"Hampir aja gw mati kedua kalinya." Gumam Rayn. Ia mengatur nafasnya sembari mengusap dadanya begitu sampai dilantai 2.

"Selamat datang Rayn!" Sapa Tessa begitu melihat Rayn masuk keruangan busana.

"Elo jahat Sa!" Ujar Rayn. Ia menyenderkan tubuhnya yang masih lemas.

"Jahat gimana?" Tanya Tessa. "E..elo kenapa kok keringet dingin gini?" Ia terkejut melihat Rayn yang pucat.

"Abis liat hantu." Jawab Rayn.

Tessa terbelalak. "Hantu??? Elo serius??"

"Hantu jadi-jadian." Timpal Rayn. Ia berjalan gontai menuju sofa lalu meraih jus strawberry dinakas.

Tessa membulatkan mata. "Tunggu!! Itu minuman gw!"

"Terus kenapa?" Tanya Rayn. Tanpa menunggu jawaban Tessa, ia langsung menegak jus strawberry itu.

"Ya itu berarti bibir kita..." Tessa menggantungkan ucapannya. Gawat!! Rayn minum dibekas gw lagi!!!

Tessa menggelengkan kepalanya. "Yaudahlah, pokoknya gw makasih banget sama elo karena mau dateng hari ini." Ujarnya berusaha tetap fokus pada agenda.

Rayn mengedarkan pandangannya. "Jadi gw mau peragain busana apa hari ini?"

Mendengar pertanyaan Rayn barusan, Tessa langsung berlari ke sebuah lemari. "Pernikahan!" Ujarnya sembari menunjukan sebuah jas.

"Siapa yang mau nikah?" Tanya Rayn. Otaknya belum bisa cepat connect karena peristiwa mencekam dilantai 1 tadi.

"Ya klien gw lah, masak gw sendiri." Tessa memutar bola matanya. Gw mah nunggu elo siapnya kapan!!!

My RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang