Arkan menatap sendu sebuah rumah yang pernah membuat kenangan indah dibenaknya. Dengan langkah gontai, ia berjalan menuju pintu rumah panti asuhan. Hari ini mungkin menjadi hari paling memilukan untuknya. Disamping keputusan sepihak Airin yang begitu menyayat hati, menurunnya semangat bekerja membuat dirinya memutuskan untuk mengunjungi panti asuhan.
"Loh kak Arkan???" Pekik Dila. Ia yang sedang menyapu halaman dibuat kaget dengan kedatangan Arkan.
"Kok nggak bilang dulu sih kalo mau mampir?" Tanya Dila begitu sampai dihadapan Arkan.
"Ibuk sehat kan??" Tanya Arkan dengan suara lirih.
"Ibuk sehat kok kak." Jawab Dila penuh semangat.
Dila berdecih, ia mengamati lekat wajah lesu Arkan, "Justru kakak yang nggak keliatan sehat sekarang."
Arkan tersenyum miris, "Kakak juga sehat kok."
Dila tersenyum. Mendengar keadaan sehat dari mulut Arkan sendiri membuat hatinya semakin bahagia, "Yaudah kak masuk dulu aja." Ujarnya sembari menarik salah satu tangan Arkan.
"Tunggu Dil." Cekal Arkan. Ia menahan tarikan tangan Dila.
"Ad ap..."
Duk.
Belum selesai Dila berucap, setelah badannya berputar menghadap Arkan, secara tiba-tiba bahunya langsung digunakan Arkan untuk bersender. Jantungnya seakan berhenti berdetak. Hanya memandang senyum Arkan saja sudah membuatnya terbang keangkasa, apalagi bersentuhan langsung.
"Ka... Kakak kenapa??" Tanya Dila. Ia berusaha tetap tenang dalam situasi canggung ini.
"Kakak capek Dil...." Jawab Arkan lirih.
Dila tersenyum tipis. Ia mengusap punggung Arkan lembut, "Kalo capek, Dila siap jadi tempat istirahat kakak kok...."
******
"Akhirnya ketemu juga." Gumam Mike. Sambil asik mengemut permen, ia berjalan mengelilingi lorong hotel.
"Ruang pengawas...." Mike menyeringai. Lelaki itu mulai mengendap-endap mendekati pintu ruangan pengawas.
"Mau ngapain???!!!" Tanya salah satu petugas hotel yang tak sengaja menuju ruangan pengawas dan memergoki Mike.
"Wanjirrr bisa copot ni jantung pak!!!" Semprot Mike.
"Ya habis kamu ngapain sampe sini?? Ini ruangan khusus pegawai, bukan pengunjung." Terang pegawai hotel.
Mike memanyunkan bibirnya, "Ya habis banyak komputer sih didalem pak, kan saya jadi kepo."
Pegawai hotel tersebut berdecih, "Apanya yang mau dikepoin coba." Ujarnya sembari meletakan kartu pengenalnya disensor pintu agar pintu terbuka.
Tanpa diduga, Mike langsung merangkul pegawai tersebut, "Makanya saya kepo pak, tu komputer bisa buat main DOTA kagak?"
*Dota : salah satu game online
"Apasih kamu ini!!" Kata pegawai hotel gusar. Dengan kasar ia mengibaskan rangkulan tangan Mike.
"Yaudah pak maaf kalo ganggu deh." Mohon Mike.
"Yaudah sana pergi, Husss!!!" Jawab pegawai itu sembari membuat gerakan mengusir ayam.
Mike kembali menyeringai setelah pintu ruangan tertutup. "Makasih juga buat kartunya." Ucapnya lirih. Kartu pegawai hotel tadi sudah berada didalam genggamannya.
"Time to shine...." Gumam Mike.
Setelah melihat keadaan kembali kondusif, Mike mulai melancarkan aksinya. Ia langsung mendekatkan kartu pegawai tersebut ke sensor yang ada digagang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Regret
ActionSequel The Memory Of Angle Rasa kehilangan itu masih membekas, terbingkai kokoh dilubuk hati Airin yang terdalam. Kenangan.... Hal yang tidak akan bisa terpisah dari raganya hingga kapanpun. Gadis cantik itu terus mencoba, mencoba sedikit meredam ra...