Epilog

92 9 2
                                    

Dengan gontai Rayn berjalan menuju aula markas. Dipundaknya saat ini sudah menenteng sebuah tas yang berisi baju dan perlengkapan pribadi lainnya. Setelah kejadian menyedihkan tentang Airin, Rayn akhirnya mantap untuk memutuskan keluar dari BB. Alasannya hanya satu, ia ingin keluar dari status pasukan bayaran yang membuat kisahnya selalu pilu. Ia takut jika dimasa depan, akan ada Airin-Airin lain yang menjadi korban jika dirinya tetap mempertahankan statusnya itu.

"Lo yakin??" Tanya Hugo. Ia sedang menikmati sebuah kopi disalah satu meja diaula.

"Gw yakin." Jawab Rayn singkat.

Grek.

Hugo beranjak dari duduknya, "Padahal jadi satu rekan tim sama elo adalah salah satu impian gw."

Tep.

Rayn mengusap pundak Hugo, "BB udah nggk butuh gw, ada lo disini."

Hugo terkekeh, "Gw belum bisa gantiin elo, masih ada Albert sama Reiga diatas gw."

Setelah semua misi selesai, Dharwin yang sudah tidak memiliki tujuan didalam Blaze On memilih mundur dari jabatannya sebagai ketua. Melihat bahwa Dharmapun juga memilih hal yang sama, akhirnya mereka berdua sepakat menggabungkan BB dan BO menjadi satu organisasi, dan terbentuklah Blessing Butterfly. Selain Blaze On, Hugo yang akhirnya mendapat keberanian untuk bertemu dengan sahabat lamanya memutuskan untuk bergabung.

Setelah melangkah ke pintu keluar markas, disana sudah berkumpul hampir semua pentolan BB. Wajah Albert dan yang lain tampak murung melepas kepergian Rayn.

"Gw nggak tau ini keputusan baik atau buruk, tapi selama elo yakin gw bakal dukung." Ujar Rendy. Sudah cukup dirinya menjadi beban bagi Rayn saat dipulau Renja dahulu, kini dirinya tak mau sedikitpun mengusik keputusan sahabatnya itu.

"Lo mau gw temenin??" Tawar Reiga. Walau tau bahwa Rayn kuat, tetapi perannya sebagai kakak membuat rasa khawatirnya mencuat.

"Gw nggak akan menghilang selamanya Ga, jadi lo tetep disini ya. Gw janji nggak ada nangis dipinggir jalan lagi." Ujar Rayn. Entah kenapa Reiga sudah menjadi sosok kakak yang ideal bagi dirinya.

Hug.

Reiga memeluk Rayn erat. Pelukan tersebut langsung disambut oleh Rendy dan Albert dari belakang.

"Lo bener-bener yakin Rayn??" Tanya Albert.

"Gw bakal nunggu prestasi-prestasi BB berikutnya Al." Jawab Rayn.

"Gw...." Albert menundukan pandangannya, ".... Gw nggak yakin."

"Banyak orang kuat dibelakang lo." Rayn mengalihkan pandangannya kearah Genza dan Leon.

"Yoi banyak orang kuat, jadi santai aja." Timpal Mike. Ia menyenderkan sikunya dibahu Rendy.

"Kayaknya gelar badut gw bakal tergeser ya, gw mulai insecure." Batin Rendy melihat tingkah Mike.

"Btw karena yang terkuat bakal pergi, gimana kalo kita sekalian minta saran tentang siapa calon pemimpin yang baru??" Celetuk Hugo.

"Bener juga siapa nih??" Timpal Mike.

"Gw punya 2 kandidat." Ujar Hugo sembari melirik Genza sebagai wakil Blaze On dan Albert sebagai wakil BB bergantian.

Albert berdecih, "Haduh gw males kompetisi....." Keluhnya.

"Sama gw juga males gituan." Timpal Genza.

"Kok malah pada ngalah sih, nggak serulah!!" Cibir Rendy.

"masak harus gw sih yang turun tangan." Sahut Mike yang mengundang gelak tawa.

Senyum tipis terukir dibibir Rayn. Ia bersyukur jika masih ada tawa untuk menemani kepergian dirinya. Ia mengambil kesempatan ini untuk melangkah menuju pintu keluar.

My RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang