Blaze On[+]

171 11 4
                                    

"Gw udah ada diposisi! Gw ulangi, gw udah ada diposisi. Ganti." Seru Albert lewat HTnya. Lelaki berbibir seksi (menurut dia sendiri) itu sedang mengamati seseorang berjas coklat yang masih sibuk dengan makanan yang disajikan untuknya.

Pesisir Australia, tepatnya didesa kecil bernama Kendani, Ryan dan Albert memburu seorang mafia bernama Wiro Alexander. Mafia yang sangat lihai dalam hal bersembunyi. Bahkan pihak berwajib sampai harus memutar otak mereka untuk menemukan tempat persembunyiannya. Tetapi hal itu tidak menjadi masalah untuk Broken Butterfly, sebuah organisasi pasukan bayaran yang namanya sudah melejit akhir-akhir ini.

"Ada sekitar 7 bawahan yang cover dia dari deket." Ujar Albert. Lelaki itu masih sibuk mengintai dari atap sebuah rumah.

"Niatnya mau sembunyi, tapi malah sempet buat gedung 3 lantai dong." Ejek Albert tak habis pikir melihat persembunyian Wiro yang terlalu mencolok.

"Orang kaya mah bebas." Jawab Ryan melalui HT.

Albert tersentak. Ia lupa jika salah satu rekannya sudah masuk kedalam markas musuh sekitar 15 menit yang lalu dan baru memberi respon sekarang.

"Elo kemana aja?? Gw kira elo dah mati yang kedua kalinya Rayn!!" Jawab Albert sedikit kesal. Ia merasa semua informasi penting yang ia sampaikan sama sekali tidak diperhatikan Rayn.

"Elo kira gw kucing punya banyak nyawa??" Timpal Ryan.

"Ya terus yang 3 tahun lalu mati siapa bambang??" Goda Albert.

"Hmm"

"Yah gagal move on dech." Ujar Albert terkekeh.

"Elo semua pada ngomongin apasih? Tugas gw ngapain oi?? Dah pegel gw duduk terus!!" Potong Rendy yang masih berada dimobil.

"Gw kira elo dah bobo cantik di mobil Ren." Jawab Albert.

"Cepet kasih arahan!! Atau gw maju sendiri aja nih!" Rendy mulai kesal karena hanya diberi peran sebagai sopir pribadi dalam misi kali ini.

Albert semakin terkekeh. "Tugas maba itu ya jaga mobil aja boy."

"Wah elo ngajak beran...."

"Gw udah diposisi nih!!" Potong Ryan. Lelaki bermata tajam itu sudah berada didekat pintu ruangan tempat Wiro berada. Seperti biasa, semua sampah sudah ia bereskan sendiri.

"Oke tunggu gw nembak kakinya baru elo..."

Ctek!!

"Hand's up!!"

Belum selesai Albert memberi arahan kepada Rayn, sebuah mulut senjata menempel dikepala belakangnya. Sontak hal itu membuat Albert sedikit panik.

"Easy boy." Jawab Albert. Ia langsung menjatuhkan sniper ditangannya dan mengangkat kedua tangannya keatas. Misi memanglah penting, tetapi nyawa tetap nomer 1.

"Gw udah jatuhin senjata, jadi tenang dulu." Ujar Albert. Ia benar-benar merutuki kebodohannya, bisa-bisanya ia tak sadar jika ada seseorang yang berada dibelakangnya.

"Balik badan elo!" Seru Genza, orang yang berada dibelakang Albert.

Albert berdecih ketika melihat wajah sipenodongnya yang sekarang sedang menyeringai lebar. Rasa kesal lebih dominan daripada rasa takut ketika sudah berhadapan langsung dengan musuhnya.

"Gw nggak tau kalo Wiro juga sewa agen." Ujar Albert menggulur waktu. Ia berharap ada bala bantuan yang menghampirinya.

"Kenapa elo bisa tau gw agen." Tanya Genza sambil berjalan mendekati sniper Albert lalu menendangnya hingga jatuh kebawah.

My RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang