"Hallo selamat siang, bisa bicara dengan Albert?" Sapa Arkan melalui panggilan. Kecurigaan besar membuat tekadnya bulat.
"Ini siapa ya?" Tanya Albert.
"Lo Albert kan?? Gw Arkan nih." Jawab Arkan begitu mengenali suara Albert.
"Arkan siapa?" Tanya Albert.
"Buset!! Arkan Pradana." Jawab Arkan sedikit kesal.
"Arkan siapa?" Tanya Albert lagi. Otaknya belum connect.
Arkan berdecak. "Arkan Pradana, Airin, Pulau Renja, Killer 8, Rayn. Elo inget?"
"Oalah elo Kan, kirain siapa dah." Kata Albert.
Arkan mendengus. "Elo enggak simpen nomer gw ya?"
"Memori gw penuh Kan, jadi gw hapus semua kontak." Jawab Albert sekenanya.
"Alesan aja lo! Btw kirain nomer elo dah ganti Al." Ujar Arkan.
"Maunya sih ganti, tapi namanya operator ya gini Kan." Gerutu Albert.
"Btw kenapa kok tiba-tiba hubungin gw, kangen kah?" Tanya Albert. "Kan 2 tahun lalu kita udah makan eskrim bareng dibawah sinar rembulan." Lanjutnya sembari terkekeh.
Hmmm....
"Gw hubungin elo karena ada masalah penting." Jawab Arkan.
"Masalah?" Tanya Albert.
"Jadi ini kejadiannya waktu gw ke Paris dan..."
"Elo ke Paris?? Kapan??" Potong Albert.
"Beberapa hari yang lalu." Jawab Arkan.
"Terus elo ketemu enggak?" Tanya Albert. Ia ingin memastikan bahwa keberadaan Rayn yang masih hidup belum terungkap.
"Ketemu siapa?" Tanya Arkan.
"Oh enggak kok, lupain aja. "Jawab Albert sembari mengusap dadanya. "Btw main lo sekarang jauh ya."
"Udahlah itu enggak penting." Sanggah Arkan.
Arkan menceritakan semua kejadian anehnya secara detail kepada Albert. Semua ia ceritakan karena sudah percaya dengan sosok pasukan bayaran yang sedang ia ajak bicara sekarang. Ia menceritakan dari pertemuannya dengan Hendry dan Ivan, kemudian hilangnya Hendry dan terdengarnya ponsel misterius serta sikap aneh pegawai, hingga tercantumnya Ivan sebagai salah satu pemegang saham terbesar bank dunia.
"Banyak juga informasi elo ya, udah berasa kaya mata-mata aja sekarang." Ujar Albert.
Arkan berdecak. Ia sedang tidak ingin bercanda sekarang. "Jadi gimana elo bisa bantu enggak?"
"Gimana ya..... Kecurigaan elo belum kebukti selama keberadaan si Hendi itu eh Hendry itu belum diketahui. Bisa aja si Ivan itu beneran beli itu saham." Terang Albert. "Lagian BB sekarang lagi sibuk banget, kayaknya beberapa minggu kedepan kita enggak terima pesanan." Lanjutnya. Sejujurnya ia maupun BB sedang tak mau mengurusi kasus lain selain Killer 8 sekarang.
"Kenapa?" Tanya Arkan penasaran.
"Killer 8. Organisasi yang dulu kita beresin ternyata masih ada." Jawab Albert.
Arkan berusaha menenangkan pikirannya. Perkataan Albert tadi ada benarnya juga. Ia tak mau gegabah dalam menyikapi sesuatu.
"Oke deh. Kalo ada bukti lain, gw bakal kasih tau elo Al." Kata Arkan.
"Oke Kan. Btw gimana kabar si malaikat?" Tanya Albert. Ia ingin membandingkan kabar Airin dengan Rayn sekarang.
Arkan terkekeh. "Gw.... Gw mau nikahin dia Al."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Regret
ActionSequel The Memory Of Angle Rasa kehilangan itu masih membekas, terbingkai kokoh dilubuk hati Airin yang terdalam. Kenangan.... Hal yang tidak akan bisa terpisah dari raganya hingga kapanpun. Gadis cantik itu terus mencoba, mencoba sedikit meredam ra...