1. That Bastrad

8.5K 444 26
                                    

Jensoo💙



Happy Reading

"TIDAAAAKKK!!!"

"LEPASKAN ITU!! JANGAN SENTUH BARANG KAMI!!!"

"MENJAUHLAH, BRENGSEK!!"

"AAAKKHHHH!!"

"EOMMA!!"

Seorang gadis yang memakain seragam SMA dan baru saja menginjakkan kakinya di depan rumah, berlari cepat untuk menjangkau seseorang yang dipanggilnya 'eomma' yang sudah dalam keadaan tidak berdaya.

Tubuh wanita paruh baya yang lemah itu terlihat memejamkan matanya dengan darah segar yang keluar dari mulutnya.

Dengan tangan mungilnya, gadis itu mengangkat kepala sang ibu ke atas pangkuannya. Pipi putih merona yang dimilikinya, yang sebelumnya terlihat masih bersih, sekarang terlihat basah oleh airmatanya. Perasaan cemas, takut dan sedih bercampur menjadi satu di dalam dirinya saat ini.

"Eomma.." Lirihnya.

"O-oppa.." Panggilnya kemudian.

Lelaki yang sedang dalam kukungan pria-pria bertuxedo hitam dan kacamata hitam, mengalihkan perhatiannya pada gadis yang memanggilnya tadi.

Matanya membulat saat melihat siapa dan bagaimana keadaan wanita paruh baya yang berada di pangkuan gadis itu.

"Eo-eommoni." Desisnya.

Entah mendapat kekuatan darimana, ia mampu terbebas dari pria-pria yang sudah membuat wajah tampannya terlihat berantakan dan menghampiri adik serta ibunya.

"O-oppa, wajahmu-"

"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA KELUARGAKU???!!"

Tubuh mungil itu berusaha sekuat tenaga mengeluarkan suara lantangnya. Mata indah yang sedang digenangi airmata itu menatap bengis pada pria-pria yang tidak memiliki hati tersebut.

"KALIAN TIDAK PUNYA OTAK! KALIAN BRENGSEK! LEBIH BAIK KALIAN MATI!!" Teriaknya lagi melampiaskan rasa marah dan takutnya.

"Gadis ini-"

Seorang laki-laki bertuxedo mendekati keberadaan gadis itu dan bersiap melayangkan kakinya untuk menendang tubuh mungil dan ringkih itu.

"Ughh!"

Gadis itu terkejut saat mendengar suara lenguhan tepat di telinganya. Ketika ia menolehkan sedikit kepalanya, ia dapat melihat kepala seorang lelaki yang tepat berada di sampingnya dengan mata yang terpejam dan kening berkerut.

Tubuhnya terasa hangat karena mendapatkan pelukan dari lelaki yang terlihat sedang menahan sakit saat ini.

"O-oppa.."

Airmatanya semakin banyak mengalir dan membuat wajah itu semakin basah. Mata itu terbuka dengan sayu, membuat perasaannya lega luar biasa. Setidaknya ia masih bisa bernafas dengan normal saat ini, mengetahui lelaki itu masih sadar.

"Sudah cukup. Walaupun kita menghabisi mereka, bos tetap tidak akan mendapatkan sepersen-pun dari mereka."

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Lebih baik kita kembali ke markas dan melapor terlebih dahulu pada bos."

"Baiklah, ayo. Dan kalian! Persiapkan diri kalian baik-baik. Mungkin nanti kalian tidak akan bisa melihat matahari terbit lagi." Pesan seorang lelaki bertuxedo yang sarat akan ancaman.

That Painful Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang