34. Because I Want to Know

2.7K 359 35
                                    

Jensoo💙

Happy Reading

Jennie yang berbaring di atas tubuh Jisoo di dalam bath up, mendengarkan dengan seksama cerita laki-laki itu. Seluruh tubuh Jennie terasa ngilu saat membayangkan pedang yang begitu tajam tersebut melukai tubuh kecil Jisoo. Tanpa sadar Jennie memeluk kedua lengannya karena terus membayangkan darah segar yang keluar dari tubuh Jisoo.

Jisoo menyadari kegelisahan istrinya itu. Dirinya yang sedang bersandar pada bath up ikut memeluk tubuh Jennie. Tangannya berada tepat di atas tangan Jennie.

"Aku tidak dibawa ke rumah sakit karena takut pihak rumah sakit akan curiga dengan luka yang kudapatkan. Eomma sepertinya sangat mencintai pria itu hingga ia tidak mau pria itu dipenjara. Makanya eomma hanya memanggil dokter keluarga dan mengobati lukaku di rumah. Mendapatkan pengobatan yang seadanya membuat bekas luka ini tidak mau menghilang, walaupun sebenarnya lukanya tidak terlalu dalam." Ujar Jisoo.

"Bagaimana mungkin ayahmu-"

"Dia bukan ayahku." Jisoo memotong ucapan Jennie.

Ia memang tidak pernah menganggap Sejun sebagai ayahnya, semenjak pria itu sering memukulinya.

"Apa pria itu merasa bersalah karena telah melukaimu?" Tanya Jennie.

"Tidak. Ia pergi bersama wanita itu saat aku pingsan. Dan pulang keesokan harinya tanpa rasa bersalah sama sekali." Jawab Jisoo.

"Sungguh keterlaluan." Gumam Jennie.

Jisoo mengeratkan pelukannya pada Jennie. Air hangat yang membasahi tubuh mereka tidak mampu menghalau rasa dingin yang mereka rasakan.

"Seandainya aku bisa membagi kasih sayang ayahku padamu." Kata Jennie.

"Apa maksudmu?" Tanya Jisoo tidak mengerti.

"Ayah kandung dan ayah tiriku sangat menyayangiku. Jika mereka bertemu denganmu dan mengetahui bahwa kau suamiku, mereka pasti akan menyayangimu seperti mereka menyayangiku." Jelas Jennie. Jisoo tersenyum kecil.

"Tidak perlu. Aku sudah cukup mendapatkannya dari ayah angkatku." Sahut Jisoo.

"Ya, kau benar." Balas Jennie.


"Oppa.." Panggil Jennie.

"Hmm?" Jisoo bergumam.

"Apa pria itu masih hidup?" Tanya Jennie hati-hati.

Ia takut pertanyaannya memperngaruhi trauma Jisoo. Jisoo terdiam cukup lama sebelum menjawab pertanyaan Jennie.

"Aku tidak tau. Dan tidak mau tau."

"Baiklah. Kita tidak perlu membahasnya lagi." Putus Jennie. Ia yakin bahasan ini membuat Jisoo tidak nyaman.

"Kau tidak merasa dingin?" Tanya Jisoo.

"Tidak. Karena kau memelukku." Jawab Jennie. Jisoo kembali tersenyum.

"Berendam seperti ini apa baik untuk bayi di dalam kandunganmu?" Jisoo menurunkan tangannya dan mengusap perut Jennie. Seolah sedang menyapa anaknya.

"Ayo, kita akhiri saja." Ajak Jennie.

Ia beranjak bangun dan segera keluar dari bath up. Merasa tidak canggung ketika berdiri tanpa sehelai pakaian pun.

"Kenapa? Apa berbahaya?" Jisoo yang terlihat panik ikut keluar dari bath up.

"Karena usia kandunganku masih dalam tahap trimester pertama, belum baik untuk berendam seperti itu." Jelas Jennie.

That Painful Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang