41. Trapped

1.9K 307 17
                                    

Jensoo💙

Sorry and please comment for typo or wrong name guys 🙏

Happy Reading

"Jisoo oppa tidak akan melakukannya lagi." Kata Jennie dengan tegas dan yakin.

"Jennie-ssi." Wendy juga terlihat terkejut.

"Aku tidak akan membiarkannya kesakitan seperti ini lagi." Ujar Jennie.

"Seperti itulah cara kerja pengobatannya, Jennie-ssi." Kata Wendy mencoba memberi pengertian pada Jennie.

"Aku tidak peduli! Kalian bisa membunuhnya!" Ucap Jennie marah.

"Nona, Anda jangan asal bicara. Kami sudah mengikuti semua prosedur dan ini bukanlah hasil yang sebenarnya. Anda seharusnya lebih bersabar menantikan kesembuhan Tuan Kim." Ujar Dokter Park yang terlihat tersinggung dengan ucapan Jennie.

"Aku katakan sekali lagi bahwa aku tidak peduli. Dan aku tidak akan mengizinkan kalian melakukan pengobatan ini lagi pada suamiku!"

"Hanya Tuan Kim yang berhak memutuskannya, nona." Sahut Dokter Kim.

"Aku istrinya dan aku memiliki hak untuk memutuskannya. Kalian bisa pergi sekarang." Usir Jennie.

Ia benar-benar merasa marah pada dokter-dokter tersebut.

Para dokter-kecuali Wendy-terlihat saling berbisik dan menggerutu sebelum akhirnya keluar dari kamar Jisoo. Jennie duduk di kursi yang berada di samping tempat tidur Jisoo. Ia menggenggam tangan pria yang masih tertidur itu dengan erat. Airmata masih mengalir di wajahnya. Wajah Jisoo sangat pucat dan juga terlihat lelah.

"Aku akan datang lagi nanti untuk memeriksa keadaan Jisoo." Kata Wendy namun tidak diperdulikan sama sekali oleh Jennie.

"Kita bicara di luar, Seul." Ajak Wendy. Seulgi menganggukan kepalanya.

"Aku tinggal sebentar, Jennie-ssi. Segera hubungi dokter jika terjadi sesuatu." Pesan Seulgi.

Jennje hanya menganggukan kepalanya dengan pelan. Setelahnya Seulgi keluar bersama Wendy.

Jennie mengusap wajah Jisoo yang basah. Ia benar-benar tidak tega melihat keadaan Jisoo saat ini. Jennie lebih memilih Jisoo yang dihantui oleh traumanya, daripada tersiksa seperti ini. Bahkan laki-laki itu harus pingsan karena tidak dapat menahan sakit yang dirasakannya.

"Oppa, bangunlah." Bisik Jennie sedih.
Ia menyatukan keningnya dengan punggung tangan Jisoo yang digenggamnya.

"Kau bilang kita akan bertemu di apartement. Tetapi kenapa kau malah tidur disini?" Gumam Jennie.

Pintu kamar Jisoo diketuk dan seorang perawat masuk ke dalam. Membawa sepasang baju pasien yang diperuntukkan pada Jisoo. Perawat tersebut tersenyum pada Jennie.

"Maaf jika saya mengganggu, nyonya. Saya harus mengganti pakaian pasien." Kata perawat tersebut.

Jennie segera berdiri.

"Saya yang akan menggantikannya." Ujar Jennie.

Perawat tersebut terlihat terkejut namun kemudian ia kembali tersenyum.

"Tidak apa-apa-

"Suamiku tidak suka bertelanjang dihadapan orang lain." Kata Jennie dengan ketus.

Dirinya masih terbawa emosi sehingga ia menjadi cepat kesal dan juga sensitif.

Mendengar ucapan Jennie yang terdengar ketus membuat perawat tersebut salah tingkah. Ia segera memberikan pakaian tersebut kepada Jennie. Setelah membungkuk sopan kepada gadis itu, perawat tersebut segera meninggalkan kamar rawat Jisoo.

That Painful Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang