47. Nobody Understand Me

2K 303 50
                                    

Jensoo💙

Happy Reading

Jennie terbangun dari tidurnya saat hari mulai gelap. Matanya yang terasa sangat berat mencoba untuk menatap ke sekelilingnya. Dan ia menghela nafas panjang saat menyadari dirinya masih berada di rumah sakit. Sesuatu yang disesali Jennie adalah yang terjadi padanya saat ini bukanlah sebuah mimpi. Tanpa sadar ia selalu berdoa dalam hati bahwa saat ini ia sedang berada di bawah alam sadarnya.

Jennie menatap Jisoo yang sedang tertidur saat ini. Ada sebuah selimut yang menutupi punggung lebarnya, dan Jennie tidak tau siapa yang menaruhnya di sana. Wajah Jisoo terlihat sangat lelah. Jennie mengalihkan pandangannya dan menatap tangannya yang sedang digenggam oleh Jisoo.

Dengan gerakan perlahan, Jennie melepaskan genggaman tangan Jisoo padanya. Setelahnya ia mengganti posisinya menjadi duduk dan berharap Jisoo tidak terganggu dengan gerakannya barusan. Jisoo hanya bergerak sedikit dan kembali terlelap.

Jennie mengulurkan tangannya untuk menyentuh tangan Jisoo yang terluka. Ia tidak tau bagaimana suaminya bisa mendapatkan luka tersebut. Apakah laki-laki itu berkelahi? Ataukah memukul sesuatu yang keras? Sebuah pikiran terlintas di kepala Jennie saat ini, bahwa Jisoo sudah memberikan pelajaran yang setimpal pada Song Mino.

Mengingat hal tersebut membuat Jennie kembali tidak dapat menahan airmatanya. Ia harus kehilangan bayi yang belum sempat menatap dunia. Walaupun baru berusia beberapa bulan, Jennie sangat menyayangi janin di dalam kandungannya. Karena janin itu hubungannya dengan Jisoo menjadi semakin membaik. Dan karena janin itu, Jisoo memiliki semangat untuk sembuh dari traumanya.

“Bayiku..” Jennie mencoba untuk menahan isakannya.

Namun sekarang Jennie telah kehilangan janin tersebut. Kehilangan dengan cara yang sangat menyakitkan dan tidak akan pernah bisa dia lupakan seumur hidupnya. Ia bahkan harus kehilangan kesuciannya karena perbuatan Mino. Jennie sangat yakin bahwa Jisoo akan sangat jijik padanya setelah tau apa yang dilakukan Mino padanya.

Merasa tidurnya terganggu oleh suara isakan tertahan, Jisoo mulai bergerak tidak nyaman. Hingga beberapa saat kemudian laki-laki itu terjaga dengan sempurna. Jisoo mengusap lehernya yang terasa sakit karena posisi tidurnya yang tidak nyaman. Selain itu punggungnya juga terasa sangat sakit.

Jisoo menatap Jennie dan terkejut saat melihat gadis itu menangis. Ia segera berdiri dan bergerak dengan panik. Jisoo berpikir bahwa istrinya itu sedang kesakitan hingga membuatnya menangis. Laki-laki itu mengangkat tangannya dan hendak menyentuh Jennie namun diurungkannya karena takut semakin menyakiti gadis itu. Namun di mata Jennie, apa yang dilakukan Jisoo barusan adalah karena laki-laki itu tidak mau menyentuhnya lagi.

“Apa ada yang sakit?” Tanya Jisoo khawatir.

Jennie tidak menjawab pertanyaan Jisoo. Ia melipat kedua kakinya dan memeluknya. Menyembunyikan wajahnya di sana dan menangis dengan keras. Melampiaskan rasa sakit dan juga kesedihan yang sedang dirasakannya saat ini. Ia berharap Tuhan mau mengambil nyawanya sekarang juga.

Jisoo menghela nafas panjang dan duduk di tepi tempat tidur. Jika Jennie memang harus menangis untuk merelakan kepergian calon bayi mereka, maka Jisoo akan membiarkan gadis itu melakukannya, sebanyak yang ia mau. Jisoo hanya perlu menunggunya selesai menangis dengan setia.

“Menangislah. Menangislah sebanyak apapun yang kau mau, Jennie-ya.” Kata Jisoo menatapnya dengan sedih.

Jennie mengikuti ucapan Jisoo dan tangisannya semakin menjadi. Wendy kembali datang karena mendengar tangisan gadis itu sampai keluar. Laki-laki itu menatap Jisoo dan Jennie dengan khawatir. Namun Jisoo mengisyaratkan agar Wendy keluar dan semuanya akan baik-baik saja.

That Painful Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang