Jensoo💙
Happy Reading
•
•
•One Week Later-
Lio menggoyangkan kedua kakinya untuk menghilangkan perasaan gugupnya. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dimana dirinya sedang duduk sekarang.
Kedua tangannya yang terkepal terasa basah karena keringat yang seolah tidak berhenti keluar dari tubuhnya. Laki-laki itu sedang menunggu gilirannya untuk bernyanyi.
Lio memutuskan untuk mengikuti kompetisi yang tertera pada brosur. Brosur yang ditemukannya saat berada di halte bus seminggu yang lalu.
Laki-laki itu hanya terlalu lelah untuk mencari pekerjaan. Tidak ada satu-pun tempat yang bersedia menampung tenaganya. Dan ia sudah tidak tau harus kemana lagi untuk mendapatkan uang.
Hingga akhirnya Lio memutuskan untuk mengikuti kompetisi ini. Apabila ia memenangkannya, setidaknya uang itu dapat digunakannya untuk menghidupi dirinya dan ibu Jennie selama kurang lebih dua bulan. Tidak terlalu banyak, setidaknya bisa membuat Lio bernafas sedikit lega untuk beberapa waktu.
"Lio Manoban."
Lio terkesiap saat ada yang memanggil namanya. Ia mendongak dan melihat salah seorang yang bertanggung jawab dalam kompetisi ini sedang menatap kepada beberapa perserta yang juga sedang menunggu giliran.
Sepertinya orang tersebut sedang mencari seseorang yang bernama Lio Manoban tersebut. Lio berdiri dari duduknya dan mendekati orang itu.
"Saya Lio Manoban." Ujar Lio.
Orang tersebut mengangguk dan mempersilahkan Lio memasuki sebuah ruangan. Ruangan dimana disanalah dirinya harus bernyanyi dihadapan lima orang yang bertugas sebagai juri.
Lio berdiri beberapa meter dari hadapan mereka. Berdiri dengan canggung hingga membuatnya terlihat seperti orang bodoh.
Lio tidak pernah segugup ini sebelumnya. Karena ia tidak pernah bernyanyi dihadapan orang lain selama hidupnya, selain Jennie. Wajar saja bukan jika ia mengalami suatu hal yang disebut 'demam panggung'?
"Perkenalkan dirimu." Ucap seorang juri laki-laki.
"Ah, ya. Nama saya Lio Manoban."
Lio memperkenalkan dirinya dengan sedikit membungkukkan tubuhnya.
"Apa pekerjaanmu?" Tanya juri tersebut.
Lio terlihat bingung untuk menjawabnya. Haruskah ia menjawab bahwa ia seorang pengangguran?
"Saya bekerja sebagai cleaning service di sebuah restaurant terkenal. Hanya saja seminggu yang lalu, saya dipecat dari sana." Jawab Lio jujur.
Beberapa juri terlihat saling berbisik satu sama lain. Membuat Lio menjadi tidak nyaman.
"Kalau begitu saat ini Anda seorang pengangguran?" Tebak seorang juri wanita.
Dengan ragu Lio menganggukkan kepalanya. Beberapa pasang mata menatapnya dengan tatapan iba.
"Baiklah, jika seperti itu. Anda bisa mulai bernyanyi, Lio-ssi."
"Ya."
Lio menghela nafas panjang dan mencoba menormalkan detak jantungnya sebelum bernyanyi. Ia harus berhasil. Lio memejamkan matanya dan mulai bernyanyi.
Semua Juri tampak terpukau mendengar suara Lio. Tak ada yang berkedip ataupun mengalihkan pandangan mereka dari Lio yang tampak sangat menikmati lagu yang sedang dibawakannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Painful Love ✔️
Fanfiction"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA KELUARGAKU???!! . "KALIAN TIDAK PUNYA OTAK! KALIAN BRENGSEK! LEBIH BAIK KALIAN MATI!!" . "AKU INGIN DIA. GADIS INI. UNTUK MENJADI ISTRIKU." Jensoo💙 Gender Bender With Ji!top - Jen!bot Converted Story