4. You're My Wife

3.3K 357 30
                                    

Jensoo💙

Happy Reading


Lio mengepalkan tangannya saat melihat kehadiran Jisoo di depan rumah mereka. Berusaha mati-matian untuk tidak memukulinya karena takut laki-laki itu berbuat sesuatu kepada Jennie.

Seandainya saja. Seandainya saja Lio harus menanggung ini sendiri, Lio tidak akan segan-segan membunuh Jisoo dengan tangannya sendiri. Ia tidak peduli jika harus mendekam di penjara akibat perbuatannya itu. Ia sangat membenci orang-orang berkuasa seperti Jisoo.

Lio mengalihkan pandangannya saat melihat Jennie melewatinya sembari membawa sebuah tas besar berisi barang-barang gadis itu. Jennie menundukkan kepalanya dan berjalan dengan perlahan. Mencoba menghalau waktu yang berjalan dengan begitu cepatnya. Ia tau tidak ada jalan keluar lagi untuk ini semua, tetapi sejujurnya, di dalam hati terkecilnya ia berharap ada secercah harapan untuknya.

Jennie menertawai dirinya sendiri di dalam hatinya. Secercah harapan untuk gadis sepertinya? Sepertinya itu sangat tidak mungkin. Takdir baik seperti apa yang mau mendatanginya? Ia hanya terlalu banyak berharap pada sesuatu yang tidak mungkin.

"Jen.." Panggil Lio.

Jennie menghentikan langkahnya dan menoleh menatap Lio. Gadis itu ingin tersenyum, tetapi bibirnya terasa sangat kaku. Sehingga yang bisa dilakukannya sekarang adalah memperlihatkan wajah menyedihkannya pada Lio.

"Tolong jaga eomma untukku, oppa. Dan jaga dirimu baik-baik." Pesan Jennie.

Melihat Jennie yang terlihat membuang banyak waktu, membuat Jisoo geram. Dengan kasar laki-laki itu menarik Jennie agar segera masuk ke dalam mobilnya. Jisoo menjulurkan tangannya di depan Lio, saat melihat laki-laki itu hendak menginterupsi apa yang dilakukannya.

"Jangan coba-coba memancing emosiku. Karena aku tidak tau apa yang bisa aku lakukan pada gadis ini jika kau melakukannya." Desis Jisoo membuat Lio terdiam.

"Bukankah sudah kukatakan padamu agar kau mengemis untuk mendapatkan uang yang banyak? Jika kau melakukannya, mungkin kau bisa menolong adikmu ini. Sayangnya kau terlalu sombong untuk ukuran seorang sampah."

Jisoo tersenyum sinis dan melanjutkan langkahnya. Membawa Jennie masuk ke dalam mobilnya dan segera meninggalkan rumah mereka yang benar-benar terlihat seperti gudang untuk Jisoo.

Lio dapat melihat Jennie mengatakan sesuatu yang tidak dapat didengarnya. Namun Lio dapat membaca gerakan mulut gadis itu dan mengangguk dengan cepat. Jennie berkata 'aku akan menunggu oppa menjemputku'.

Lio menunjukkan senyumnya pada Jennie sebelum mobil itu akhirnya berjalan dan meninggalkan rumahnya.

"Tunggu aku, Jen. Aku pasti akan menjemputmu." Janji Lio.

--

"Apa ini?" Tanya Jisoo acuh.

Lelaki itu menepikan mobilnya di pinggir jalan. Menerima kertas yang disodorkan Jennie dengan takut-takut.

"Surat perjanjian?" Jisoo tersenyum sinis.

Jennie hanya menundukkan kepalanya sembari meremas kesepuluh jarinya. Jisoo menatap gadis itu dengan senyum mengejek sebelum akhirnya membuka lipatan kertas tersebut. Mulai membaca tulisan tangan Jennie yang sangat rapi.

"Kau ingin aku memenuhi apa yang kau tulis disini?" Ucap Jisoo memastikan.

"A-aku harap kau mau menyetujuinya, Tuan." Kata Jennie.

"Baiklah, aku akan lihat apa saja keinginanmu ini." Dengus Jisoo.

"Pertama, mengizinkanmu menemui ibu dan kakakmu setiap akhir pekan. Kedua, tidur di kamar yang berbeda. Ketiga, tidak melakukan kontak fisik apalagi hubungan suami istri."

That Painful Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang