29. Why ?

1.9K 307 16
                                    

Jensoo💙

Happy Reading


Namun, tidak semua harapan akan selalu dengan senantiasa dikabulkan oleh sang maha pencipta. Ia juga akan membuat jalan yang sedikit berliku untuk kita mencapainya. Tuhan tentu ingin melihat usaha dan kerja keras yang kita lakukan demi sesuatu yang kita inginkan tersebut. Dan jika kau bisa sabar melaluinya, bukankah semua hasilnya akan sesuai keinginan?

Malam itu, Sejun pulang sedikit terlambat dari biasanya. Wajahnya yang selalu terlihat segar dan bersemangat, seolah hilang entah kemana hari itu. Sejun terlihat sangat kelelahan dan juga wajah kecewanya tidak bisa disembunyikan. Sejun memasuki rumahnya dan langsung mendudukkan dirinya pada sofa di ruang tamu. Ia menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa dan menghela nafas panjang. Menarik dasi yang mencekik lehernya.

Pekerjaan dikantornya tidak berjalan dengan lancar hari ini. Proyek yang sudah didambakannya selama satu bulan terakhir ini, gagal didapatkannya. Ada perusahaan lain yang lebih baik dalam memberikan presentasi dan juga investasi. Perusahaan yang dijalankan Sejun memberikan sedikit kekeliruan hingga memberikan dampak yang besar terhadap proyek tersebut. Dan ia sangat menyesalinya.

Tetapi ia merasa penyesalan yang dirasakannya tidak dibutuhkan lagi. Ia sudah kehilangan uang yang cukup banyak karena harus mempersiapkan proyek yang gagal tersebut.

"Oppa?"

Sooyeon yang melihat wajah suaminya tidak baik-baik saja, merasa khawatir. Sejun menegakkan kepalanya dan menatap istrinya sekilas. Sooyeon duduk di sampingnya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Sooyeon.

"Eo. Aku hanya lelah." Jawab Sejun.

Sooyeon memberikan sedikit pijatan pada bahu Sejun yang terasa tegang.

"Appa!"

Jisoo kecil yang turun dari lantai dua, terlihat senang dengan kepulangan appanya. Ia segera berlari dan menghampiri Sejun.

"Appa, ayo kita bermain seperti waktu itu." Ajak Jisoo kecil.

"Jangan sekarang, Jisoo-ah. Appamu sedang lelah." Ujar Sooyeon.

Namun Jisoo kecil tampak tidak memperdulikan ucapan Eommanya.

"Aku sudah menunggu appa dari tadi. Ayo, appa!"

Jisoo kecil menarik-narik tangan Appanya. Sejun masih tidak memberikan respon apapun karena tubuhnya terasa sangat lelah. Ia bahkan malas untuk berbicara saat ini.

"Appa!"

Jisoo kecil meninggikan suaranya. Seketika Sejun menatap tajam Jisoo kecil. Namun itu hanya sesaat, setelahnya ia mengalihkan pandangan dan menghela nafas kasar.

"Appa lelah, Jisoo-ah. Kau bermainlah sendiri atau bermain bersama ibumu." Ucap Sejun dengan sabar.

"Aku tidak mau bermain bersama, eomma. Aku ingin bermain bersama appa." Ujar Jisoo kecil keras kepala.

"Kalau begitu, besok. Besok appa akan menemanimu bermain." Kata Sejun berjanji.

Jisoo kecil masih tidak dapat menerima ucapan Sejun dan malah terlihat kesal.

"Sekarang, appa! Aku mau main sekarang." Rengek Jisoo kecil.

Sejun tampak mulai kehabisan kesabaran menghadapi sikap manja Jisoo kecil. Pria itu menepis tangan Sooyeon di bahunya dan menatap Jisoo kecil dengan tajam.

"Jika kau seperti ini terus, aku akan membuang semua mainanmu." Ancam Sejun.

Jisoo kecil terlihat takut, namun sifat keras kepalanya lebih mendominasi.

That Painful Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang