43. I Just Want To Be Happy

1.9K 296 19
                                    

Jensoo💙

Sesuai janji😉

Happy Reading

"Ya, brengsek! Bagaimana bisa kau melupakanku seperti tadi?"

Seulgi yang langsung memeluk Jisoo saat masuk ke dalam kamar segera memaki laki-laki itu. Walaupun terdengar makian dari mulutnya, sejujurnya Seulgi merasa sangat lega.

"Yah, Kang Seul. Kau membuatku tidak bisa bernafas." Keluh Jisoo sembari menepuk pelan punggung Seulgi.

Seulgi segera melepaskan pelukannya dan menatap Jisoo dengan penuh penyesalan, untuk sesaat.

"Kau pantas menerimanya, dasar brengsek. Jika kau memang harus lupa ingatan, kau harus memilih orang lain yang kau lupakan! Bukan aku atau pun Wendy." Ujar Seulgi.

Wendy yang mendengar ucapan Seulgi hanya tersenyum kecil.

"Seandainya bisa seperti itu, Kang. Tidak akan ada yang takut dengan yang namanya amnesia. Dasar bodoh." Umpat Jisoo.

"Kau baik-baik saja, Jisoo-ah?" Tanya Wendy khawatir.

Jisoo menganggukkan kepalanya dengan pasti.

"Aku benar-benar minta maaf. Seharusnya aku memberitahukan kepadamu efek samping dari pengobatan yang kau lakukan." Sesal Wendy.

"Ya! Itu bukan salahmu. Kalau pun kau memberitahuku, aku akan tetap melakukannya."

"Termasuk jika kau harus melupakanku?" Sela Jennie membuat Jisoo menatapnya sebentar dalam diam.

"Aku akan mencari cara untuk mengingatmu." Balas Jisoo.

"Bagaimana caranya? Jika kau memang melupakanku, kau pasti tidak akan mengingat seberapa penting diriku untukmu." Ucap Jennie dengan tersenyum.

"Jangan tersenyum seperti itu. Senyummu itu seperti sedang mengejekku." Kata Jisoo membuat Seulgi dan Wendy menahan tawa mereka.

"Apa yang kalian tertawakan?" Desis Jisoo kesal.

"Lupakan pertengkaran kalian seben-"

"Siapa yang bertengkar?"

Jisoo dan Jennie secara bersamaan menyela ucapan Wendy.

"Baiklah, kalian tidak bertengkar." Ucap Wendy dengan helaan nafas panjang.

"Jisoo-ah, apa kau siap melanjutkan pengobatanmu? Kita harus melakukannya segera, karena kita tidak akan tau apakah kau akan kembali terjebak di dalam masa lalumu atau tidak." Kata Wendy.

"Apa Jisoo oppa akan baik-baik saja setelah lanjutan pengobatan ini, Dokter Son?" Tanya Jennie.

Wendy menatap Jennie dan menghela nafas.

"Semuanya tergantung pada Jisoo, Jennie-ssi. Jika tubuhnya tidak lemah seperti kemarin, aku rasa dia akan baik-baik saja. Tetapi jika dia kembali pingsan, kemungkinan besar ia akan terjebak pada masa lalunya lagi." Jawab Wendy.

"Aku tidak akan pingsan lagi." Suara Jisoo terdengar yakin.

"Aku akui kemarin aku memang masih sangat takut menjalani pengobatan ini. Tetapi hari ini aku benar-benar merasa siap." Lanjut Jisoo.

"Kau seharusnya mengatakan hal itu padaku, Jisoo-ah. Pengobatan ini tidak akan berjalan lancar jika kau takut."

"Aku tau. Maaf karena tidak jujur pada kalian."

"Sudahlah, tidak perlu menyesali apa yang terjadi kemarin. Yang terpenting Jisoo sudah kembali dan ia harus segera melanjutkan pengobatannya." Kata Seulgi menengahi.

That Painful Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang