Jensoo💙
Before going to sleep☺.....
Happy Reading
•
•
•Jisoo mendudukan Jennie di atas tempat tidur dengan hati-hati. Ia berjongkok di hadapannya dan menatap ngeri pada pergelangan kaki Jennie yang membengkak. Dia yakin rasanya pasti sakit sekali, walaupun Jennie hanya meringis kecil. Jisoo menatap Jennie yang sedang menatapnya dengan pandangan sendu.
"Kau tunggu di sini sebentar, ya." Kata Jisoo sembari menaruh ponselnya di atas meja nakas.
Tanpa menunggu jawabannya, Jisoo segera meninggalkan kamar entah kemana.
Jennie hanya dapat menatap pintu kamar-yang tertutup-dengan bingung. Ia menatap pergelangan kakinya dan berdecak pelan. Karena kecerobohannya, kakinya membengkak seperti ini. Dan ia juga sudah menyusahkan Jisoo, karena Jisoo menggendongnya dari air terjun hingga ke mobil, kemudian dari tempat parkir ke kamar hotel ini. Dia memang tidak gemuk, tetapi bukan berarti ia juga termasuk ringan untuk ukuran seorang wanita.
Jennie menghela nafas. Pandangannya tertuju pada ponsel Jisoo yang berada di atas meja. Dia menatap ke pintu sekali lagi sebelum akhirnya mengambil ponsel Jisoo.
Beruntung karena ponsel Jisoo tidak di kunci, hingga dia bisa dengan leluasa membukanya. Jennie membuka tempat penyimpanan foto. Jisoo tidak pernah menyimpan foto sebelumnya. Sehingga foto yang ada di ponsel Jisoo saat ini hanyalah foto saat mereka di air terjun tadi. Tanpa sadar dia tersenyum. Dengan cepat gadis itu mengirim foto tersebut ke ponselnya, sebelum Jisoo datang.
Setelah ponsel gadis itu bergetar, Jennie segera mengembalikan ponsel Jisoo ke tempat semula. Bersamaan dengan itu, Jisoo datang.
Jennie menolehkan kepalanya untuk melihat apa yang Jisoo bawa. Sebuah kantung plastik berwarna putih yang sepertinya berisi obat gosok dan juga perban. Jisoo ikut duduk di atas tempat tidur. Dengan hati-hati ia mengangkat sebelah kaki Jennie-yang membengkak-ke atas pangkuannya. Jisoo melirik Jennie saat mendengar gadis itu meringis.
"Aku akan mengoleskan ini pada kakimu sebelum di perban." Kata Jisoo. Mengeluarkan obat gosok dari kantong.
"Aku bisa melakukannya sendiri, oppa." Ujar Jennie.
Ia merasa tidak enak jika terus menyusahkan Jisoo. Ia juga dapat melihat Jisoo yang sudah kelelahan.
"Aku yang akan melakukannya." Suara Jisoo terdengar tegas.
Jennie menghela nafas dan membiarkan Jisoo melakukan apa yang dia inginkan.
Jisoo mencoba untuk sepelan mungkin mengobati pergelangan kaki Jennie. Ia mengoleskan setiap sisi pergelangan kaki gadis itu dengan obat gosok, yang sudah dibelinya di apotek yang berada di dekat hotel tempat mereka menginap.
"Sakit?" Tanya Jisoo saat melihat Jennie menggigit bibir bawahnya.
"Sedikit." Jawab Jennie berbohong.
Hanya tidak ingin Jisoo merasa khawatir atau mungkin marah karena dia terlalu manja.
Jisoo mulai melilitkan perban di pergelangan kaki Jennie. Saat sedang berkonsentrasi memperban kaki Jennie, Jisoo dapat mendengar ponsel Jennie yang berada di atas tempat tidur, bergetar. Dia menghentikan gerakannya dan melirik ponsel gadis itu. Sama halnya seperti Jennie yang juga sedang melirik ponselnya sendiri.
Lio oppa's calling....
Jennie tanpa sadar merutuk dalam hati. Kenapa lagi-lagi Lio harus menghubunginya di saat ia sedang bersama Jisoo seperti ini? Jennie mencoba untuk menatap Jisoo. Jisoo terlihat sedang menatap ponselnya dengan wajah dingin. Namun kemudian laki-laki itu melanjutkan kegiatannya, mencoba untuk mengabaikan bunyi ponselnya. Jennie sedikit bernafas lega karena Jisoo tidak menjawab panggilan Lio seperti waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Painful Love ✔️
Fanfiction"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA KELUARGAKU???!! . "KALIAN TIDAK PUNYA OTAK! KALIAN BRENGSEK! LEBIH BAIK KALIAN MATI!!" . "AKU INGIN DIA. GADIS INI. UNTUK MENJADI ISTRIKU." Jensoo💙 Gender Bender With Ji!top - Jen!bot Converted Story