Jensoo💙
Happy Reading
•
•
•Semenjak hari itu, Sejun terus memukuli Jisoo setiap ia mengalami kegagalan dalam pekerjaannya. Ia benar-benar sudah tidak menganggap Jisoo sebagai darah dagingnya lagi. Yang ada di pikirannya hanyalah Jisoo seorang anak sial. Rasa cintanya kepada Sooyeon juga seolah menghilang. Ia tampak tidak memperdulikan wanita itu yang terus menangis setiap ia memukuli Jisoo. Ia tidak memperdulikan permohonan Sooyeon untuk tidak menyakiti putranya.
"Lebih baik kau mati, anak sial!" Ucap Sejun sembari menampar Jisoo.
Ia menjambak rambut Jisoo yang sedikit panjang-dengan kuat, hingga membuat Jisoo sedikit meringis. Namun tidak menangis.
"Kau melotot padaku?!"
Melihat Jisoo menatapnya tajam membuat Sejun semakin bertambah marah.
"Kenapa? Kau tidak terima dengan perlakuanku?!" Ucap Sejun.
Pria itu tidak mengetahui bahwa Jisoo sedang mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya. Dia memang sedang menahan dirinya untuk memberontak atas kelakuan Sejun. Jisoo masih memikirkan nasib Sooyeon jika ia melawan Sejun.
"Oppa, hentikan. Aku mohon hentikan, oppa." Pinta Sooyeon. Ia memegangi tangan Sejun yang menjambak rambut Jisoo.
"Anak ini benar-benar membawa sial, Sooyeon-ah. Apa kau tau bahwa perusahaanku sudah di ambang kehancuran? Perusahaanku akan bangkrut!!"
"Itu bukan salah Jisoo, oppa. Itu semua karena kelalaianmu!"
"Apa kau bilang?!"
Sejun tampak tidak terima dengan ucapan Sooyeon. Ia melepaskan Jisoo kecil dan beralih pada Sooyeon, dan mencengkram rahangnya dengan keras.
"Kelalaianku?" Ulang Sejun.
"Ya. Karena kelalaianmu."
Sooyeon membiarkan dirinya menjadi pelampiasan kemarahan Sejun. Asalkan bukan Jisoo, ia rela melakukan apapun.
"Kau sudah pintar bicara, huh?"
"A-aku hanya mengatakan kebenarannya, oppa. Se-seandainya kau lebih teliti, k-kau tidak akan gagal."
Sooyeon mencoba berbicara di sela-sela rasa sakit pada rahangnya. Cengkraman Sejun benar-benar kuat. Sejun melepaskan cengkramannya dan menampar Sooyeon hingga wanita itu tersungkur.
"Eomma!!" Jisoo berteriak dan segera menghampiri Sooyeon.
"Kau berani menceramahiku. Apa kau cari mati?!"
"Bunuh aku jika itu memang maumu. Tetapi jangan pernah kau menyentuh dan menyakiti anakku lagi!"
Sooyeon terlihat tidak takut sama sekali dengan ancaman Sejun padanya. Jika memang ia harus mati untuk melindungi Jisoo, ia akan melakukannya.
"Kau-" Sejun seolah kehilangan kata-katanya saat melihat keberanian di mata Sooyeon.
"Jika kau memang siap menjadi seorang pembunuh, maka bunuhlah aku." Ucap Sooyeon sekali lagi.
Sejun menatap Sooyeon dengan tajam. Sebelum akhirnya memilih untuk meninggalkan mereka.
Sejun meninggalkan rumah dan menuju ke kedai soju yang menjadi langganannya beberapa bulan terakhir ini. Ia sengaja memabukkan dirinya untuk menghilangkan beban pikirannya. Tak tanggung-tanggung, ia dapat menghabiskan 8 botol soju dalam satu malam. Sisa-sisa uang yang dimilikinya dihabiskannya untuk membeli soju.
"Satu botol lagi!" Ucap Sejun kepada wanita pemilik kedai. Wanita itu segera membawakan satu botol soju lagi ke meja Sejun.
"Eo? Sejun-ah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
That Painful Love ✔️
Fanfiction"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA KELUARGAKU???!! . "KALIAN TIDAK PUNYA OTAK! KALIAN BRENGSEK! LEBIH BAIK KALIAN MATI!!" . "AKU INGIN DIA. GADIS INI. UNTUK MENJADI ISTRIKU." Jensoo💙 Gender Bender With Ji!top - Jen!bot Converted Story