48. Ryan Foster

1.7K 287 23
                                    

Jensoo💙

Happy Reading

"Oh? Jisoo-ah!"

Wendy yang melihat keberadaan Jisoo di koridor rumah sakit segera memanggilnya.

Jisoo mengusap mata serta wajahnya untuk menghilangkan jejak-jejak airmata yang mungkin masih bersisa. Ia tidak ingin Wendy mengetahui bahwa ia baru saja habis menangis. Jisoo tidak takut dianggap sebagai laki-laki cengeng, ia hanya tidak ingin orang lain mengetahui masalah rumah tangganya.

Wendy menyadari bahwa Jisoo baru saja menangis. Namun laki-laki itu mencoba untuk mengabaikannya. Ia yakin Jisoo akan merasa tidak nyaman apabila ia bertanya tentang airmata di wajah laki-laki itu. Wendy menghampiri Jisoo dengan tersenyum ceria.

"Kau disini." Kata Wendy dan disambut senyuman kecil oleh Jisoo.

"Mampirlah ke ruanganku. Kita minum teh bersama." Ajak Wendy.

"Tidak, Wendy-ya. Aku harus bekerja." Tolak Jisoo.

Wendy terlihat kecewa namun ia juga tidak bisa memaksa sahabatnya itu.

"Ah, baiklah jika seperti itu." Sahut Wendy.

"Kapan-kapan saja kita minum teh bersama Seulgi juga." Ucap Jisoo.

Wendy hanya mengangguk.

"Aku pergi dulu." Pamit Jisoo.

"Ya. Hati-hati di jalan." Kata Wendy.

Jisoo merasa aneh karena Wendy tidak bertanya mengenai Jennie sama sekali. Jisoo menebak bahwa laki-laki itu sudah mengetahui permasalahan rumah tangganya. Namun dia tidak memperdulikan itu. Ia cukup merasa beruntung karena Wendy tidak berusaha untuk bertanya mengenai hal itu.

Jisoo masuk ke dalam mobilnya dan tidak berniat untuk menjalankan mobil tersebut. Ia berniat untuk menunggu Jennie hingga meninggalkan rumah sakit terlebih dahulu. Saat ini mungkin saja terakhir kalinya ia bisa melihat wajah gadis itu. Ia tidak akan memiliki alasan lagi untuk bertemu dengan Jennie, setelah mereka bercerai.

Mata Jisoo tidak lepas dari sosok Jennie yang baru saja keluar dari rumah sakit. Ia berjalan berdampingan bersama dengan Tiffany. Wajah Jennie masih terlihat pucat dan Jisoo cukup mengkhawatirkan itu.

Beberapa saat kemudian sebuah mobil berhenti tepat di depan mereka. Lio keluar dari kursi pengemudi menggunakan kacamata hitam. Laki-laki itu menghampiri Jennie dan membantunya masuk ke dalam mobil. Setelah Jennie dan Tiffany masuk ke dalam mobil, mobil tersebut segera meninggalkan rumah sakit.

Jisoo merasa lega karena kehidupan keluarga Jennie sudah berubah. Setidaknya setelah mereka bercerai, Jennie tidak akan kembali hidup susah, seperti mereka pertama kali bertemu. Tempat tinggal mereka juga sudah jauh lebih baik, dan Jennie bisa tidur lebih nyaman. Yah, Jisoo benar-benar berharap yang terbaik untuk gadis itu.

"Aku merindukanmu, Jennie-ya."







--

Jennie dan keluarganya sudah sampai di apartement Lio. Jennie merasa aneh karena ia tidak bersama Jisoo saat ini. Selama beberapa bulan bahkan sudah hampir 1 tahun ia hidup bersama Jisoo. Saat membuka mata di pagi hari dan saat menutup mata di malam hari, objek yang dilihat oleh dia adalah Jisoo. Tetapi mulai hari ini semuanya akan berbeda.

"Istirahatlah, kau mungkin masih lelah." Kata Tiffany sambil berlalu.

Wanita itu masih terlampau kesal karena Jennie dan Jisoo memutuskan untuk bercerai. Lio menatap kepergian Tiffany dan kemudian menatap Jennie dengan tersenyum. Ia bisa memahami kekesalan Tiffany, dan Jennie pun menyadari kekesalan ibunya itu.

That Painful Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang