Jensoo💙
Happy Reading
•
•
•Masih dengan menggenggam tangan Jennie, Jisoo berjalan di koridor gedung apartementnya. Gadis itu sudah tidak menangis lagi, mungkin terlalu takut dengan ancaman yang diberikan Jisoo padanya.
Ia tidak memberontak sama sekali dan membiarkan Jisoo membawanya kemana-pun. Lagi-lagi, ini semua demi Lio dan ibunya. Mengingat itu semua, Jennie rasanya ingin kembali menangis. Namun sebisa mungkin ia menahannya karena takut dengan Jisoo.
Seandainya saja mereka memiliki banyak uang. Jennie yakin ini semua tidak akan pernah terjadi pada dirinya. Ia tidak harus menghabiskan waktu bersama laki-laki yang bahkan tidak dikenalnya. Ia pasti saat ini bisa bersekolah dengan tenang. Ia tidak perlu memikirkan apapun selain ujian akhir-nya yang sudah di depan mata.
"Duduk."
Jennie terkesiap saat mendengar suara datar Jisoo. Ia menatap sekeliling sebelum akhirnya menuruti perintah Jisoo. Sofa yang didudukinya ini terasa empuk. Sangat empuk hingga terasa seperti akan menenggelamkan tubuh mungilnya.
"Siapa namamu?" Tanya Jisoo yang duduk di samping Jennie.
Jisoo memang hanya tau bahwa orang yang berhutang pada ibunya adalah bernama Marco Manoban. Ia tidak tau seluk beluk mengenai keluarga tersebut.
"Jennie. Kim Jennie." Jawab Jennie. Kening Jisoo berkerut saat mendengar namanya. Kim?
"Ada hubungan apa kau dengan Marco?"
"Dia-dia ayah tiriku."
"Apa laki-laki bodoh dan sombong tadi kakak tirimu?" Tebak Jisoo.
Jennie menatap Jisoo dengan marah. Tidak suka saat mendengar Jisoo menghina Lio. Namun saat melihat tatapan tajam Jisoo, gadis itu segera menundukkan kepalanya.
"Ya. Dia kakak tiriku. Namanya Lio Manoban." Ucapnya pelan.
"Cih! Aku bahkan tidak peduli siapa namanya." Cibir Jisoo.
Menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Hari ini laki-laki itu terpaksa tidak bekerja untuk menyelesaikan masalah hutang Marco. Ia hanya sudah terlanjur berjanji pada ibunya bahwa ia akan mendapatkan uang mereka bagaimanapun caranya. Tetapi nyatanya, Jisoo bahkan tidak mengambil sepeserpun uang mereka.
"Jisoo-ah.."
Jisoo membuka matanya saat ada yang memanggilnya. Menoleh ke belakang sebentar sebelum akhirnya kembali memejamkan matanya.
"Kau sudah datang." Sahut Jisoo seadanya.
"Untuk apa uang ini? Dan siapa gadis ini?" Tanya laki-laki itu sembari duduk di hadapan Jisoo dan Jennie.
Laki-laki itu menatap Jennie lama, seolah mencari tau siapa gadis itu. Sedangkan Jennie hanya dapat menundukkan kepalanya dan tidak tau harus berbuat apa.
"Dia calon istriku." Jawab Jisoo acuh.
"Apa?! Calon istri? Kau sudah gila? Bukankah dia masih SMA?"
Laki-laki itu menatap seragam yang dipakai Jennie. Sesaat kemudian menatap Jisoo dengan pandangan tidak percaya.
"Perkenalkan dirimu." Ujar Jisoo pada Jennie.
Seolah tidak memperdulikan ketidakpercayaan laki-laki itu. Karena sejujurnya, Jisoo paling malas melakukan sebuah penjelasan atas apa yang dilakukannya.
"Namaku Kim Jennie." Bisik Jennie serak. Terlalu banyak menangis membuat tenggorokan gadis itu terasa kering.
"Ah, ya. Aku sekretaris pribadi Jisoo. Namaku Kang Seulgi." Balas laki-laki itu dengan tersenyum canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Painful Love ✔️
Fanfic"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA KELUARGAKU???!! . "KALIAN TIDAK PUNYA OTAK! KALIAN BRENGSEK! LEBIH BAIK KALIAN MATI!!" . "AKU INGIN DIA. GADIS INI. UNTUK MENJADI ISTRIKU." Jensoo💙 Gender Bender With Ji!top - Jen!bot Converted Story