42. Waiting For Me

1.8K 292 20
                                    

Jensoo💙

Happy Reading

Wendy memukul dinding dengan keras menggunakan kepalan tangannya. Ia merasa benar-benar kesal pada dirinya sendiri. Ia juga merasa menyesal dengan apa yang terjadi pada Jisoo. Seharusnya ia bisa mencegah hal ini terjadi. Tetapi Wendy seolah menutup sebelah matanya dan hanya mengharapkan kesembuhan sahabatnya itu.

"Yah, apa yang kau lakukan?" Seulgi menghentikan apa yang sedang dilakukan Wendy.

"Aku benar-benar menyesal, Seul." Ujar Wendy.

Ia menyandarkan punggungnya pada dinding. Mendongakkan kepalanya sembari memejamkan matanya.

"Tidak ada yang perlu disesalkan." Sahut Seulgi.

"Seharusnya aku memberitahukan Jisoo mengenai efek samping yang mungkin terjadi. Seharusnya aku memberitahukannya jika dia bisa saja melupakan Jennie karena pengobatan ini." Kata Wendy membuat Seulgi tersenyum kecil.

"Nyatanya maniak ayam itu tidak bisa melupakan Jennie. Dia bisa mengingat seseorang yang baru dikenalnya beberapa bulan. Tetapi dia tidak bisa mengingat orang lain yang dikenalnya selama bertahun-tahun. Aku benar-benar tidak bisa mempercayainya."

"Seburuk itukah masa lalu Jisoo, Seul? Hingga dia harus kembali terjebak di sana?"

"Kau sudah mengetahui jawaban atas pertanyaanmu." Ucap Seulgi.

"Tetapi, ini semua hanya bersifat sementara, kan?" Tanya Seulgi kemudian.

Wendy mengangguk.

"Hanya saja aku tidak tau sampai kapan. Semakin lama Jisoo berada di masa lalunya, ia akan semakin tersiksa. Semua luka itu mungkin akan memakannya hidup-hidup." Jelas Wendy.

"Sialan! Aku benar-benar ingin membunuh Kim Sejun, si brengsek itu!!" Maki Seulgi kesal.

Sesaat kemudian tidak terdengar suara apapun dari kedua laki-laki itu. Hanya terdengar helaan nafas mereka yang saling bersahut-sahutan. Mereka sibuk dengan pikiran mereka sendiri, menyesali kenyataan bahwa Jisoo tidak dapat mengingat mereka. Dan sejujurnya, itu cukup membuat perasaan mereka terluka.

"Menurutmu, kenapa Jisoo bisa mengingat Jennie sedangkan dia tidak bisa mengingat kita?" Tanya Seulgi pelan.

"Apalagi? Sudah jelas kalau Jisoo sangat mencintai Jennie." Jawab Wendy.

Seulgi kembali tersenyum kecil.

"Aku tidak menyangka perasaannya sebesar ini pada Jennie." Ucapnya.

"Karena Jisoo tidak pernah dekat dengan seorang wanita, kita tidak pernah mengetahuinya, Seulgi-ya."

"Apakah menurutmu Jennie bisa menuntun Jisoo untuk keluar dari masa lalunya?"

"Tidak. Itu terlalu beresiko. Kita tidak bisa memaksa Jisoo untuk meninggalkan masa lalunya. Dia bisa saja melupakan semua ingatannya jika itu terjadi." Kata Wendy.

Seulgi menghela nafas panjang. Jawaban Wendy benar-benar mengecewakannya.

"Yang dapat kita lakukan hanya menunggunya kembali?" Tebak Seulgi.

"Ya. Hanya itu." Gumam Wendy.




--

Sooyeon berjalan di koridor rumah sakit dengan terburu-buru. Ia sangat terkejut mendengar Jisoo di rawat di rumah sakit. Dan lebih terkejut lagi saat Jennie mengatakan bahwa Jisoo ingin bertemu dengannya. Bukankah itu sebuah kemustahilan untuk dirinya?

Sooyeon menghentikan langkahnya saat sampai di depan kamar rawat Jisoo. Menatap nama yang tertempel di dinding dan memastikan bahwa di depannya ini adalah ruangan putranya. Terdengar helaan nafas pelan dari Sooyeon, sebelum akhirnya dia membuka pintu dengan pelan.

That Painful Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang