tigapuluhsembilan

313 30 0
                                    

Yena terlihat berjalan diarea kampus. Dia berusaha keras untuk tidak menemukan Mark disana. Tapi usahanya sia sia karna dia harus bertemu dengan Lucas.

"Hei kau sedang apa?"

Yena masih tidak menyadari kalau Lucas sedang bicara padanya. "Kau bicara padaku?" Tanyanya tidak tahu, entah pura pura tidak sadar.

"Siapa lagi. Yang ada dihadapanku sekarang itu ya kau."

"Ada apa?"

"Tidak, aku hanya ingin bilang jangan mengganggu kakakku lagi. Atau kalau kau masih melakukannya, aku tidak segan segan melaporkanmu pada polisi."

"Memangnya aku berbuat apa? Aku tidak mengerti dengan maksudmu."

"Susah ya kalau ngomong sama orang yang jaringan otaknya diluar jangkauan, loadingnya lama."

"-___-"

"Aku punya banyak bukti yang akan membuatmu menjadi tersangka percobaan pembunuhan yang direncanakan."

"Maksudmu? Mana mungkin, aku tidak sejahat itu."

"Aku tahu kau tidak akan mungkin melakukannya. Tapi segala hal bisa jadi mungkin setelah melalui beberapa hal yang membuat hatimu terluka. Aku tahu kau mungkin tidak suka melihat kedekatan kakakku dengan Mark. Tapi tidakkah berpikiran dewasa sekali saja? Kak, kau itu cantik, aku saja pernah menyukaimu kalau kau mau tahu. Jangan membuat kecantikanmu itu tidak berarti dengan hatimu yang slalu saja iri. Aku berharap setelah ini kau bisa memulai hidupmu yang baru, aku ingin melihatmu bahagia tapi dengan tidak merebut kebahagian milik orang lain."

Setelah mendengar perkataan Lucas barusan, perlahan Yena menyadari banyak hal. Apa yang sudah dilakukannya selama ini adalah salah. Dia mulai berpikir ke masa lalu. Bagaimana bisa dia begitu bodoh dulu karna telah menghancurkan kebahagiaannya Milla. Sekarang, dia juga sudah mencoba menghancurkan kebahagaiaan Cio. Apa yang ada dipikirannya saat itu dan saat ini masih sama, Yena terlalu fokus mengejar kebahagiaan disaat orang lain harus terluka karnanya.

Yena masih diam dan tidak mencoba untuk membela dirinya sendiri.

"Belum terlambat untuk memperbaiki semuanya. Untuk sekarang kau hanya harus meminta maaf dengan tulus. Cio orang yang baik, dia pasti akan memaafkanmu."

Yena menundukkan kepalanya. "Aku bahkan sering hampir menabraknya beberapa kali. Tapi sekalipun aku tidak pernah berusaha untuk meminta maaf.."

"Kalau aku tahu kau melakukannya dengan sengaja, aku akan memarahimu habis habisan saat itu. Bagi Cio itu bukan sekedar ketakutan, tapi trauma.."

"A--aku aku tidak tahu kalau Cio setakut itu.."

"Aku tidak perlu menceritakan detailnya seperti apa, yang perlu kau ingat adalah apa yang sudah aku bicarakan barusan padamu semoga kau mau mendengarnya. Jangan sampai kau menyesal lagi.." Ucap Lucas pergi meninggalkan Yena yang tidak beranjak dari tempatnya. Yena terdiam beberapa menit sambil merenung atas apa yang sudah dia perbuat selama ini.

"Aku jadi merindukan Milla.."

*


"Ibu? Kapan ibu pulang?" Mark kaget karna saat dia hendak berangkat kekampus, ibunya tiba tiba sudah menunggunya diluar.

"Tadi pagi. Ibu memutuskan pulang lebih cepat karna mengkhawatirkanmu."

"Mengkhawatirkanku? Apa aku tidak salah dengar?"

"Mark, bisa bicara sebentar?"

"Aku ada kelas hari ini, aku malas terlambat karna dosennya akan sangat berisik."

moccacino, mark lee (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang