selesai

719 36 0
                                    

"Mark?"

"Um?"

"Kalau aku mulai menua dan keriputan, apa kau akan terus menyukaiku seperti sekarang ini?"

Mark hanya tertawa kecil, rasanya begitu lucu mendengar Cio berkata seperti itu. Dia mengacak rambutnya gemas. "Astaga Cio, kau ini bicara apa sih. Aku tidak mau banyak berjanji, tidak mau banyak beralasan. Aku hanya akan melakukan segalanya dengan semaksimal mungkin. Menyayangimu, selalu mengusahakan apa pun demi menjagamu, melindungimu, memastikan kau bahagia bersamaku, menjatuhkan orang orang yang ingin menyakitimu, semuanya akan aku lakukan. Tapi kalau dengan berjanji membuatmu yakin, aku akan melakukannya. Aku bahkan tidak peduli kalau orang orang bilang aku 'bucin, karna kenyataannya memang begitu, dibanding kehilanganmu, aku lebih baik dibilang cupu. Aku benci rasanya kehilangan, dan kau tahu itu."

Cio terharu mendengarnya, dia tidak bisa menyembunyikan raut bahagia diwajahnya. "Mark.. aku ingin memelukmu sekali."

"Kenapa harus sekali? Kenapa tidak 100 kali?"

"Itu terlalu sedikit Mark, 100 kali itu hanya angkanya saja yang banyak. Maksudku sekali dalam satu hari atau mungkin dua kali sehari, atau tiga kali sehari?"

Mark langsung memeluknya tanpa bicara lagi.

Cio harusnya tidak kaget lagi, tapi dia slalu saja gugup kalau Mark begini padanya. "Aku akan melakukannya setiap hari, bukan hanya 100 hari, tapi 100 ribu hari hehe." Lanjut Cio malu malu.

Mark hanya terkekeh mendengarnya. "Bisa bisanya."

"Rasanya begitu tenang."

Mark melirik sekilas kearah rumah Cio. Mereka berdiri tepat didepan pagar, walau begitu, mereka sangat jelas terlihat. "Hei, ibumu melihati kita dari jendela."

"Biarkan saja. Aku sudah besar, tidak ada yang perlu dia khawatirkan lagi."

"Tetap saja, nanti kalau aku dipecat jadi menantunya bagaimana?"

"Aku akan menghadapinya untukmu. Aku akan jadi yang paling terdepan untuk membelamu, tenang saja."

Mark melepaskan Cio dari dekapannya. Cio sedikit kecewa tapi dia paham.

"Aku pamit sebentar keibumu, setelah itu aku langsung pulang ya?"

"Aku ingin kau disini lebih lamaaaa."

"Aku baru tahu ternyata kau juga bisa semanja ini. Tapi sungguh menggemaskannnn. Aku jadi ingin menculikmu sewaktu waktu."

"Wueeeeeek." Entah darimana Lucas tiba tiba muncul dihadapan mereka.

"Lucassss!!!"

"Apaaa??? Mark waktunya sudah habis, sekarang kau pulang, besok lagi mainnya ya."

"Berani beraninya."

"Kenapa pada bicara diluar? Kenapa tidak masuk rumah? Diluar dingin, ayok masuk." Ibu juga ikut berada diantara mereka.

"Ah tidak usah tante, saya mau langsung pulang saja. Maaf sudah membawa Cio pulang selarut ini."

"Masuk dulu, tante masak banyak, kau harus makan dulu sebelum pulang. Ayok."

"Bu, aku juga mau makann! Kenapa aku tidak ditawari!!!" Protes Lucas.

"Aku juga." Cio ikut ikutan.

"Iya ayok semuanya masuk kedalammm."

"Hehehe." Mereka semua masuk kedalam rumah. Cio masuk duluan dengan Lucas, disusul Mark yang masih malu malu karna ibu mereka terus melihatinya.

Ibu sedikit mendekat pada Mark. "Jangan melukai Cio, entah perasaannya, mentalnya, atau fisiknya. Ibu percaya denganmu, jadi jangan menyianyiakannya ya."

moccacino, mark lee (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang