duapuluh

336 50 2
                                    

"Kenapa kau lama sekali sih pulangnya, ayah jadi pulang lagi kan." Lucas menyambut kepulangan Cio dari kampus dengan mulutnya yang penuh dengan mie instan.

"Serius?"

"Iya, kenapa juga aku harus bohong."

"Lucas! Aku sedang tidak ingin bercanda sekarang. Jujur atau aku tumpahkan mie itu dimukamu!"

"Ya sudah kalau tidak percaya."

Cio menghampiri Lucas dan menyiksanya tanpa ampun. Lucas malah tertawa terbahak bahak karna tidak kuat menahan geli yang menyerang tubuhnya. "Ampun Ciooo ampun!!!"

"Berani kau panggil aku Cioooo!!!"

"Iyaa kakkk ampun ampuni aku kakak!!!!!!"

"Eehhh ehh ini anak anak ibu kenapa berkelahi seperti ini. Ciooo sudah, kasihan Lucas tidak bisa bernafas."

"Ibuuuu!!!"

Cio langsung memeluk ibunya. "Ibu kemana aja sih Cio kangennn. Ayah dimana?"

"Ibu barusan keluar sebentar beli bahan masakan. Hari ini kita akan makan enak. Ayah sedang membereskan bagasi mobil."

"Tuhkan Lucas bohong terus buuuuuuuu." Cio yang kesal sangat ingin memukul adiknya itu. Tapi ibu dengan cepat menahannya. "Eeeh gak boleh berantem terus ah. Malu kedengeran tetangga."

"Abisnya dia nyebelin." Ucap Cio tanpa ada respon lagi dari mereka. Kini dia hanya kesal sambil memainkan ponselnya.

"Bagaimana hubunganmu dengan Johnny sekarang?" Tanya ibu tiba tiba. Cio langsung kaget mendengarnya, Lucas pun meliriknya sekilas. "Dia menjauhinya sekarang." Tumpah Lucas sambil tetap makan.

"Siapa yang menjauhi siapa?" Ibu ikutan bertanya.

Cio mendengus, "Kenapa sih, makan ya makan saja, tidak usah bawa bawa Johnny atau siapa pun kesini."

"Ibu hanya bertanya tentang Johnny, siapa pun yang kau maksud itu tidak ada hubungannya sama sekali." Sahut Lucas.

"Maksudmu?" Sewot Cio pada Lucas.

"Ehhh sudah sudah, kenapa jadi ribut. Kamu kenapa dengan Johnny? Ada masalah?"

"Dia memang begitu bu, Cio yang menjaga jarak dengan Johnny."

"Lucasss!!!! Bukan begitu bu. Cio hanya, hm ya bisa dikatakan Cio memang menjaga jarak dari Johnny. Karna Johnny mengaku kalau dia-- menyukaiku. Aku, aku hanya tidak ingin persahabatan yang sudah lama aku bangun dengannya harus hancur hanya karna masalah seperti ini."

"Kak Johnny sudah mengakuinya? Kenapa dia tidak bilang apa apa padaku!" Saut Lucas.

Cio hanya tidak merespon apa apa selain memberi tatapan mata yang tajam pada Lucas.

"Kenapa kau sebut itu masalah Cio? Bukannya bagus kalau dia menyukaimu? Toh jodohkan tidak ada yang tahu. Itu bisa dari temanmu atau bahkan musuhmu sendiri."

"Ibu kenapa sih, Cio-- ah sudahlah, aku tidak ingin membahas masalah ini lagi."

"Ayah, anakmu yah." Adu ibu pada ayah.

"Apa ibu, lagian ayah setuju dengan Cio. Biarkan Cio fokus pada kuliahnya dulu, sebentar lagi dia kan mau lulus. Kalau pacaran malah mengganggu belajarnya untuk apa? Lagian ayah sudah punya calon untuknya nanti."

"Apa? Calonnn?" Ibu, Lucas, terutama Cio, mereka semua kaget atas apa yang barusan ayahnya katakan.

"Lucas kemarin bercanda pada teman Lucas yang menyukai kak Cio, Lucas bilang kakak akan dijodohkan, kenapa mendadak omongan Lucas jadi kenyataan bu?" Bisik Lucas pada ibunya. Cio tidak bisa berkata apa apa lagi.

moccacino, mark lee (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang